Kamis, 29 Oktober 2009

Arti Sebuah Keberhasilan, Bagaikan Itik


Bila anda melakukan sesuatu yang baik dan orang memuji, lalu ada merasa senang, maka itu tak apa. Rasa senang muncul bukan karena kehendak anda. Rasa senang itu bagai belaian alam yang mengusap keringat anda; mengubah butir-butirnya menjadi gula-gula pemanis.

Namun, bila kemudian anda menikmatinya dan bekerja demi memperoleh kesenangan dari pujian itu, maka itu mara. Itu petaka.

Saat itu anda telah kehilangan kebebasan dalam berkebaikan.
Anda seolah bekerja keras agar orang lain puas, padahal gelisah menanti ceceran remah-remah sanjungan. Jangan demikian.

Jangan timbang keberhasilan anda dari seberapa tinggi saluir orang lain pada anda.

Seluruh bakat anda anugerah alam, maka kembalikan ia pada alam.
Lepaskan itu sebagaimana anda melepaskan rajawali. Seperti kata seorang pujangga bahwa rajawali milik langit, biarkan ia ditelan langit.


Bekerjalah sebagaimana itik berenang di telaga. Ia melaju dengan tenang dan cantiknya, tanpa membuat permukaan air menjadi berkecipak dan berisik.

Ia pun tak perlu membuat sekujur tubuhnya basah kuyup atau merusakkan bulu-bulunya. Bahkan, berenangnya itik itu sendiri selalu menambah keindahan pandangan seluruh telaga.

Namun, tahukah kita bahwa di dalam air sepasang kakinya bekerja keras mengayuh-ayuh. Dan, itu tak tampak oleh mata yang memandangnya.

Kita dapat bekerja dengan keras dan gigih. Dan untuk itu, kita memang tak perlu menyembunyikan luruhan keringat dan tarikan nafas panjang kelelahan, namun kita dapat mengubahnya sebagai sebuah kesukacitaan.

Itu hanya tercapai bila kita meletakkan sumbangsih kerja kita dalam bingkai indah tentang peraihan hidup.

Karena kerja adalah bagian dari hidup, maka jangan biarkan kerja jadi noda tinta dalam lukisan tentang kehidupan kita.

http://fadillahcinta.wordpress.com/2009/06/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar