Senin, 26 Oktober 2009

Harga Sebuah Kebohongan

Hilangnya kepercayaan banyak orang kepada kita berarti kesempatan untuk meraih sukses juga menjauh. Maka jaga baik – baik kualitas KEJUJURAN agar KEPERCAYAAN selalu terjaga dengan baik.

Haris begitu mencintai Nining. Entah dari mana awalnya, entah bagaimana perasaan itu hinggap didalam hati Haris, Haris sendiri tidak bisa menjelaskannya. Yang Haris ketahui hanyalah, dia begitu mencintai Nining.

Sayangnya, Haris tidak memulai kesan pertamanya dengan baik. Dari sahabat karib Nining, Haris mengetahui bahwa Nining baru saja mengalami ‘hal yang telah melukainya’ begitu dalam. Pria yang Nining cintai telah ditunangkan dan akan menikahi wanita lain. Tentu saja jiwa Nining sedang labil – labilnya.

Demi menjaga perasaan Nining, Haris memulai perkenalannya dengan Nining dengan sebuah kebohongan kecil, dan berencana untuk jujur ketika waktunya tepat. Haris pria yang baik, dan tujuannya juga baik (menurut Haris tentu saja). Tapi kebohongan tetaplah kebohongan, dan ini adalah hal besar.

Beberapa waktu berlalu, Nining memberikan kesempatan bagi Haris untuk mendekatinya. Tapi tentu tidak mudah bagi Haris, lantaran kondisi Nining yang begitu labil. Terkadang, dalam satu minggu itu… Nining tampak cukup terbuka dengan kehadiran Haris. Komunikasinya tampak baik.

Tapi diminggu – minggu berikutnya, tidak ada satupun kabar yang Haris dapatkan dari Nining. Bahkan Nining juga melarang Haris untuk datang berkunjung dengan alasan ia ingin sendiri dulu.

Tapi Haris tetap bertahan, lantaran ia sangat yakin bahwa ia sungguh – sungguh mencintai Nining. Tapi setelah beberapa minggu berlalu, komunikasi antara Nining dan dirinya sama sekali tidak ada, dan Haris pun tidak dibolehkan mengunjungi Nining, keyakinan Haris pun akhirnya di uji.

Haris… tentu saja masih berupa seorang manusia normal, dan masih bisa merasa down serta putus asa. Dalam keputus-asaannya, Haris tiba – tiba menerima sebuah sms dari seorang kenalan lamanya, wanita. Wanita yang Haris kenal dalam sebuah pelatihan, dan hanya beberapa hari saja. Dulu, diakhir kenalannya dengan wanita itu… sebetulnya Haris mengalami hal yang tidak mengenakkan juga. Haris beberapa kali coba sms pada wanita itu, tujuannya sih tentu saja ingin coba kenalan lebih jauh, tapi dengan ketusnya wanita itu menjawab ‘Haris jangan pernah coba mendekatinya, lantaran dia sudah punya calon suami’. Sejak itu Haris sama sekali tidak pernah kontak wanita itu lagi.

Setelah hampir satu tahun, tiba – tiba wanita itu sms Haris. Haris cukup kaget… dan ditengah – tengah keputus-asaan yang menderanya, entah pikiran apa yang merasuki Haris, tiba – tiba Haris ,menanyakan kepada si wanita itu, apakah wanita mau jika Haris mengajaknya menikah?

Dan lebih mengejutkan lagi, wanita itu mengiyakan saja. Kemudian, ditengah – tengah keputus-asaan nya dengan hubungannya dengan Nining, Haris memutuskan coba jalani saja dengan wanita itu. Toh wanita itu juga cukup baik. Soal dia tidak mencintainya, itu adalah soal lain. Mungkin nanti, perlahan – lahan… hal ini bisa muncul dengan sendirinya. Begitulah menurut Haris.

Satu minggu coba jalan, batin Haris pun bergolak. Haris sadar sepenuhnya… bahwa dia sama sekali tidak mencintai wanita ini, lantaran hatinya sudah jatuh cinta pada Nining. Semakin ia jalan dengan wanita ini, semakin kuat pula keyakinan bahwa Nining lah yang ia cintai. Si Wanita ini, rupanya bergerak sangat cepat. Dia berharap Haris segera menemui keluarganya. Di tengah kepasrahan Haris, Haris pun mengiyakan.

Syukurnya Tuhan berkehendak lain, di hari yang di harapkan si wanita agar Haris bertemu dengan orang tuanya… orang tua si wanita menolak untuk bertemu dahulu dengan si Haris. Akan tetapi dengan upaya si wanita, akhirnya orang tuanya meminta Haris untuk bertemu mereka di akhir pekannya.

Setiap hari yang kemudian Haris lalui, dia semakin yakin bahwa hanya Nining lah yang ia cintai. Dan akhirnya tepat sebelum jadwal pertemuan itu terjadi, Haris membuat sebuah keputusan ~yang sebetulnya cukup kejam~ bahwa ia tidak bisa membohongi perasaannya lagi. Dia tidak ingin menjalani kehidupan dengan penuh dusta, bersama wanita itu.

Akhirnya Haris mengatakan dengan jujur bahwa Haris sesungguhnya memiliki wanita lain yang sangat ia cintai dan sangat ia inginkan untuk menjadi pendamping hidupnya. Haris tau, kejujurannya ini akan melukai wanita ini. Tapi bagi Haris, hal ini harus ia lakukan. Gadis itu sangat terluka awalnya, tapi kemudian menerima ~entah benar – benar menerima, atau terpaksa menerima~ semua keputusan Haris.

Akhirnya Haris sudah membuat keputusan, bahwa seberat apapun kedepannya… ia akan memperjuangkan cintanya pada Nining. Bahkan ia sudah siap, sekalipun nanti dia akan gagal.

Di minggu berikutnya… Haris kembali bisa mengunjungi Nining. Tapi di minggu setelahnya, kembali Haris tidak bisa mengunjungi Nining, lantaran minggu itu adalah hari pernikahan tunangannya dengan wanita lain itu. Dan Nining pastinya mengalami kondisi tersurut dalam hidupnya.

Di minggu berikutnya… Haris mulai diberikan kesempatan untuk kembali mengunjungi Nining. Di kesempatan itu, untuk menghibur Nining, Haris menceritakan kisah hidupnya dan beberapa kisah kawan – kawannya yang juga mengalami masalah – masalah pelik dalam hidupnya dan bagaimana mereka melewatinya. Hanya saja, satu kebohongan kecil di awal jadi terungkap. Kebohongan itu adalah satu bagian dari kisah hidup Haris yang sebetulnya cukup tragis.

Sekitar 2 minggu sejak itu, hubungan Haris dan Nining tampaknya mulai mengarah pada jalur yang baik. Tapi kemudian, di minggu ketiganya… Nining lama sekali tidak memberikan kabar kepada Haris via sms ataupun lainnya.

Haris jadi bertanya – tanya… ada apakah ini? Kemudian, Haris mencoba menanyakan ada perihal apa yang menyebabkan Nining tidak pernah memberikan kabar ke dia…?

Dari pertanyaan itu, akhirnya sebuah pertengkaran kecil dimulai. Dalam beberapa hal, Harispun kemudian bukannya bersabar, mencoba memahami Nining, malah ikut terpancing dengan suasana.

Akhirnya… kesan pertama yang Haris awali dengan sebuah kebohongan, menjadi sebuah malapetaka besar. Berulang kali haris meminta maaf (untuk kesalahannya yang menyebabkan mereka bertengkar), tapi Nining tampaknya sudah tidak memiliki rasa simpatik lagi pada Haris. Nining terlanjur menganggap Haris seorang pembohong.

Berulang kali juga Haris berupaya meyakinkan Nining bahwa ia sungguh mencintai Nining dengan Tulus. Bahkan Haris pun memberanikan diri bersumpah atas nama Tuhan bahwa ia sungguh – sungguh mencintai Nining. (Suatu hal yang sangat berbahaya nih, suka bersumpah. Kalau bisa, harap dihindari ya sahabat)

Tapi Nining tentu benar dengan memilih untuk tidak mempercayai setiap perkataan Haris, bagaimanapun ia sudah pernah membohongi Nining. Dan seorang pembohong tetaplah tidak bisa diberikan kepercayaan. Nining sama sekali tidak salah, Haris memang pantas diperlakukan seperti ini. Seorang pembohong memang tidak layak diberikan kepercayaan.

***

Sahabatku semua, ilustrasi kisah diatas mungkin tidak pernah terjadi… atau malah pernah terjadi pada salah satu dari kita.

Kisah diatas menunjukkan pada kita semua betapa besarnya nilai sebuah kepercayaan, betapa berharganya nilai sebuah kejujuran. Sekalipun kita adalah seorang yang amat jujur, seorang yang baik, tapi sekali kita ketahuan berbohong… maka selamanya kita akan di cap pembohong. Selamanya kita tidak memiliki kelayakan untuk di percayai lagi.

Ketika orang tidak bisa lagi mempercayai kita, maka kehancuran kehidupan kita pun dimulai. Karena itu, mari kita selalu berusaha untuk selalu jujur. Sekalipun mungkin hal itu menyakitkan, tapi tetap berusahalah untuk selalu jujur.

Sebaik – baiknya Haris, tapi selamanya Nining tidak akan mempercayai Haris lagi. Dan Haris layak mendapatkan balasan yang setimpal untuk kesalahannya. Aih aih… semoga Tuhan Yang Maha Pengasih, masih bersedia untuk mengampuni jiwa kotor Haris.

Kejujuran adalah mutiara pribadi yang harus kita miliki dan pelihara dengan baik. Dengan kejujuran, hidup kita akan tenang dan terbebas dari perasaan was – was dan takut.


Author: Rizal
http://rizal-inside.com/?p=201


PS : Kedua Quotes diambil dari AW SMS Motivation.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar