Minggu, 11 Oktober 2009
Batas Kemampuan Manusia
Menahan nafas selama hampir 20 menit atau tetap tidak tidur selama 11 hari mungkin kelihatannya seperti sebuah rekor supernatural, tetapi apa sebenarnya batas-batas kemampuan seorang manusia?
Makan, minum, tidur, dan bernafas adalah pilar-pilar dasar yang menopang setiap kehidupan. Sementara organisme-organisme lain dapat bertahan hidup lebih lama tanpa memerlukan hal-hal yang mendasar ini, menurut ilmu pengetahuan, ketahanan manusia tanpa empat faktor yang sangat diperlukan ini adalah tidak mungkin.
Tetapi berapa lama seorang manusia dapat benar-benar bertahan hidup tanpa salah satu faktor dasar yang menopang kehidupan ini? Nampaknya saat seseorang berusaha untuk menemukan suatu aturan yang absolut, maka akan selalu ada suatu pengecualian yang segera ditemukan.
Berpuasa : Hidup Tanpa Makan dan Minum
Sementara banyak orang yang menjalankan puasa dalam suatu periode tertentu dengan alasan untuk kesehatan atau demi agama. Puasa yang singkat dengan tidak makan biasanya tidak dapat bertahan lama. Beberapa orang dapat terus bertahan tanpa makan selama beberapa hari atau seminggu dan melaporkan bahwa dengan mempraktekkannya sesekali dapat benar-benar meningkatkan stamina, asalkan mereka kembali makan lagi.
Orang lain melakukannya untuk menunjukkan suatu protes politik secara damai, yang mana dapat segera terlibat dalam suatu serangan rasa lapar dikarenakan tidak makan yang tujuannya untuk menarik perhatian terhadap suatu permasalahan tertentu.
Tetapi sebagai manusia yang hampir sebulan tidak makan, tubuh akan memasuki suatu kondisi kelaparan. Dengan memperpanjang puasa hampir dua bulan atau lebih, otomatis tubuh sudah tidak lagi menerima pasokan bahan makanan, hal ini akan segera mengakibatkan kematian. Sedangkan kekurangan air dapat berakibat fatal bagi manusia bahkan dalam periode yang lebih singkat lagi.
Walaupun demikian, ada catatan-catatan kuno yang menyatakan bahwa manusia mungkin mempunyai kemampuan untuk bertahan hidup tanpa makanan atau air dalam kurun waktu yang jauh lebih lama lagi dari apa yang mungkin dapat kita bayangkan. Menurut cara-cara kultivasi orang Tiongkok kuno, ketika seorang biksu memutuskan untuk bermeditasi di sebuah gunung atau di dalam sebuah gua yang jauh dan terpencil, cepat atau lambat ia akan menghadapi suatu persoalan, yaitu apa yang harus dilakukan untuk mendapatkan makanan. Tinggal di dalam sebuah gua yang jauh dari peradaban yang ada, ia hanya mempunyai sedikit makanan untuk menunjang dirinya berkultivasi mencapai Kesempurnaan.
Menurut tradisi yang tersebar dari mulut ke mulut, dalam upaya mengatasi keadaan akan bahan makanan dan minuman, biksu-biksu menjalankan Bigu (baca : Piku, merupakan sebuah kata dalam bahasa Mandarin yang berarti ‘tanpa buah’). Terlepas dari dunia manusia, biksu secara ajaib akan memutuskan kebutuhan biologisnya terhadap makanan dan air, karena ia harus meneruskan kultivasinya selama puluhan tahun, suatu jaminan kejujuran yang tidak mungkin menurut pemahaman-pemahaman ilmu biologi modern.
Tetapi di luar apa yang tertulis dalam banyak catatan tentang biksu-biksu terkenal yang telah bertahan dalam meditasinya selama sembilan tahun atau lebih, dan dimana ilmu pengetahuan modern tidak akan mengakuinya. Apakah di sana ada bukti-bukti yang dapat menunjukkan bahwa tubuh manusia mungkin mempunyai kesanggupan untuk lepas dari ketergantungan terhadap bahan makanan dan minuman?
Mulai 1926 (suatu kasus yang ditiadakan oleh para ilmuwan), seorang wanita bernama Teresa Neumann menjalani hidup selama 35 tahun tanpa makan, sampai akhir hidupnya. Dan baru-baru ini, para peneliti melaporkan bahwa pada 2005 seorang penganut Buddha Nepal yang masih muda, Ram Bahadur Bomjon telah melakukan meditasi di bawah naungan sebuah pohon besar selama lebih dari delapan bulan tanpa mengonsumsi bahan makanan dan minuman apapun.
Sebuah pagar memisahkan ratusan pengikutnya yang duduk untuk berdoa dan memuji manusia yang ajaib ini. Bahkan saluran TV Discovery Channel pun ikut mendokumentasikan dan memutarnya siang dan malam selama empat hari berturut-turut untuk membuktikan kebenaran akan kasus ini.
Tanpa Tidur
Apa yang dapat kita katakan tentang tidur? Apakah ada orang yang telah menjalani hidupnya tanpa tidur yang bisa menyegarkan? Padahal semua orang membutuhkan tidur minimal beberapa jam setiap 24 jam.
Beberapa jenis hewan, seperti ikan atau burung unta, mempunyai kesanggupan untuk tidur hanya dengan satu belahan otak saja, dimana separuh otaknya dapat bersiaga untuk mengamati pemangsa.
Manusia memiliki suatu kekurangan. Biasanya, orang yang semalaman tidak tidur, ketegangan pikirannya cenderung meningkat dan dengan jelas sekali bahwa daya reaksinya akan melambat. Dua malam tanpa tidur nyenyak hanya akan meningkatkan hal seperti ini. Tetapi berapakah batas “resmi” dari tanpa tidur itu?
Dalam abad yang lampau, sudah banyak orang berusaha untuk bertahan tidak tidur selama beberapa malam. Randy Gardner yang berusia 17 tahun mampu bertahan untuk tidak tidur selama 11 hari pada 1963 akibatnya dia mengalami halusinasi dan hilangnya ingatan jangka pendek. Meskipun Guinness belum mengamati rekor tidak tidur yang baru, banyak orang telah berjuang untuk memecahkan prestasi Gardner.
Namun rentang waktu tidak tidur ini tidak dapat dibandingkan dengan yang dialami oleh seorang petani Vietnam bernama Ngoc Thai, 66 tahun, yang terserang semacam demam pada 1973. Thai tidak dapat tidur lagi selama 35 tahun terakhir, tetapi ini bukanlah suatu kemampuan yang sengaja dicoba. Pengobatan-pengobatan modern maupun pengobatan-pengobatan tradisional dan alkohol sepertinya tidak mampu mengatasi problem tidak bisa tidur ini.
Dalam sudut pandang medis, apakah kasus Ngoc Thai ini mungkin? Bagaimana otak manusia dapat bertahan tanpa tidur selama lebih dari seminggu?
Setiap Nafas yang Kita Hirup
Sementara organisme-organisme seperti bakteri anaerob dapat berkembang biak dengan baik dalam lingkungan yang tidak mengandung oksigen, sedangkan manusia sebaliknya. Hampir semua orang telah berusaha untuk menahan nafas di bawah air, baru beberapa menit saja, manusia akan membutuhkan udara dan terpaksa keluar dari dalam air untuk menghirup oksigen yang berharga. Awal tahun ini, pesulap David Blaine sangat mengejutkan para penonton ketika ia memecahkan rekor dunia dalam menahan nafas selama lebih dari 17 menit tanpa oksigen. Tetapi apakah ia sudah mencapai batas kemampuan manusia?
Beberapa catatan menunjukkan bahwa para master yoga (Yogi) India dapat bertahan hidup dengan cara memendam diri di dalam tanah atau membenamkan diri ke dalam air selama beberapa hari. Hal ini benar-benar bertentangan dengan pengertian ilmu pengetahuan terhadap teori Molecular Oxygenation.
Manusia secara alami ingin mengetahui batas-batas kemampuan tubuhnya dan orang yang mengujinya akan mengilhaminya dengan rasa kagum dan heran. Tetapi ketika contoh-contoh itu ternyata jauh melampaui kemungkinan yang ada, hasilnya malah menjadi sulit untuk dipahami.
Ketika seseorang muncul dengan kemampuan yang dapat memutuskan ketergantungan terhadap faktor-faktor penting yang sangat dibutuhkan untuk menopang kehidupan ini, melampaui kemampuan pesulap yang terlatih, maka kita harus meneliti apakah terdapat kekuatan lain yang dapat menopang tubuh manusia. (Erabaru/pls)
Oleh : Leonardo Vintini - Epoch Times Argentina Rabu, 02 September 2009
http://erabaru.net/iptek/55-iptek/4423-batas-kemampuan-manusia
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar