Rabu, 07 Oktober 2009
Sekali Panah Menembus Hati ( Kisah Reinkarnasi yang Diuraikan Setelah Hipnotis )
Ketika saya pernah membuka klinik dulu, tidak sedikit berjumpa dengan berbagai macam gejala aneh. Pada pertengahan Juli tahun 1995, klinik saya di datangi seorang yang mukanya pucat kekuning-kuningan dan tampak lesu. Orang itu adalah seorang arsitek yang merangkap sebagai bos pada sebuah kantor bagian umum arsitektur bangunan yang terkenal di kota tersebut.
Menurut penuturannya sendiri, kambuhnya tumor hati setelah operasi, jika bagian hatinya disentuh dengan tangan dapat merasakan seperti batuan keras yang besarnya bagaikan buah longan. Setelah berkali-kali menjalani perawatan, masih juga belum tampak tumornya menyusut, dan untuk mengetahui sebab-musabab menderita penyakit tersebut, saya menggunakan pengobatan hipnotis yang khusus pada orang itu untuk mengetahui sejarah kehidupan masa lampaunya.
Beberapa menit setelah hipnotis di mulai, orang itu mengutarakan sendiri, ketika ia berusia 7 tahun, ia pernah memanjat sebuah pohon di halaman belakang rumahnya di Hongkong, karena tidak hati-hati ulu hatinya nyeri terkena canggak pohon, namun, dengan segera ia kembali merasakan dirinya dalam kondisi seperti melayang di angkasa, melintasi gunung dan sungai yang tak terhitung banyaknya di tengah cahaya. Tiba-tiba ia melihat seorang biksu tua berdiri di depan sebuah kuil kuno, di depan sang biksu ada sepasukan prajurit berkuda, orang itulah yang memimpin sepasukan prajurit berkuda ini, adalah sang jenderal. Saat itu, ia membawahi prajurit sedang bersiap-siap hendak menyerang sebuah kota di sekitarnya, namun, kepala biara dikuil itu malah membujuknya jangan menyerang kota, karena dengan mencelakai (membunuh) orang yang tidak berdosa akan ada karma balasannya, akan tetapi, ia tidak percaya.
Tepat disaat ia sedang berdebat dengan sang biksu, seorang pembawa perintah bergegas datang melapor, dan setelah menceritakan secara singkat kondisi kota itu, lalu menyampaikan perintah mengatakan segera pergi berperang, ia sama sekali tidak mempedulikan nasihat sang biksu, tetap saja memimpin prajuritnya, dan bergegas pergi. Dan berikutnya, ia melihat bagaimana kondisi mereka menyerbu hingga tiba di gerbang kota, dan memerintahkan para prajuritnya menaiki tangga panjat, dan melihat bagaimana para prajurit membawa tombak dan perisai naik ke atas dari tangga pemanjat menyerbu kota. Namun, oleh karena prajurit yang menjaga kota sangat perkasa, mempertahankan kota dengan pasukan pemanah, tiba-tiba sebuah panah dingin meluncur, dan tepat mengenai ulu hatinya, menembus perutnya, terus menembus ulu hati bagian bawah (Itulah posisi tumor hati orang itu saat ini), sekilas nyerinya tak tertahankan (Di saat demikian, orang yang dalam keadaan terhipnotis itu memegangi ulu hatinya, mengekspreskan betapa nyerinya dia). Karena kepala divisi utamanya tertembak panah dan luka parah, seluruh penyerangan ke kota terhenti, semua pasukannya mundur kembali ke barak, dan ia juga di tempatkan di sebuah tenda yang bersih dan rapi.
Setelah tidak lama berbaring, tabib yang mengenakan jubah panjang abu-abu, membawa kotak obat dan bergegas masuk ke dalam tenda kemudian melakukan pembiusan terhadapnya, terlebih dulu memutuskan ujung panahnya yang panjang, dan setelah melumurkan obat ke tempat yang luka baru mengeluarkan panah itu, dan saat itu juga darah mengucur deras, namun, dibawah pengaruh obat, dengan cepat darah itu terhenti. Beberapa hari kemudian, seluruh pasukan ditarik mundur.
Hingga di usia 57 tahun waktu itu, karena luka panahnya kambuh dan tak terobati, akhirnya meninggal dunia. Ketika meninggal, ia merasa dirinya melayang-layang diatas langit-langit, dan disekelilingnya dikitari oleh cahaya yang lembut, menatapi sendiri jasadnya yang telah mati berbaring di sebuah ranjang besar yang indah, diatas tubuhnya diselimuti selembar selimut hijau muda, di depan ranjang berlutut istri dan anaknya, mereka menangis sesunggukan, sedih tak terkira.
Setelah selesai ia menceritakan sendiri suasana itu, ia menambahkan bahwa beberapa kehidupan dulu setelah itu ia meninggal karena sakit di ulu hati. Kemudian merasa, perlahan-lahan mulai memasuki cahaya disekelilingnya, kemudian terlahir kembali di kehidupan selanjutnya.
Dibawah bisikan saya, ia sadar kembali dari dalam kondisi terhipnotis. Setelah ia sadar sepenuhnya, ia berkata pada saya, sejak generasi tua, semua anggota keluarganya menganut agama Kristen, dan semuanya adalah penganut yang taat, jika kali ini bukan dirinya sendiri yang menyaksikan proses kejadian kehidupannya dulu, ia sama sekali tidak yakin kehidupan manusia itu ada reinkarnasinya : ia bahkan mengatakan, melalui kejadian itu, ia menyadari bahwa dalam kehidupan manusia, hal yang tidak baik memang benar-benar tidak boleh dilakukan.
Sama seperti kisah karma sebab-akibat yang tak terhitung banyaknya dalam sejarah, melalui kisah cerita ini, kita juga telah menyaksikan bahwa manusia, jika berbuat yang jahat akan mendapatkan balasan jahat, jika seumur hidup balasannya tidak selesai, masih akan dibalas di kehidupan-kehidupan selanjutnya.(Berita Renminbao/frd)*
Erabaru News Senin, 10 Agustus 2009
http://erabaru.net/kehidupan/41-cermin-kehidupan/3620-sekali-panah-menembus-hati-kisah-reinkarnasi-yang-diuraikan-setelah-hipnotis
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar