Rabu, 02 Desember 2009

BERSYUKUR AWAL DARI KETENANGAN JIWA


Ketahuilah! Bahwa ketenangan itu tidak akan didapatkan sebelum benar–benar menikmati hidup ini. Merasakan bahwa hidup ini pasti ada arti dan makna. Rasakanlah bahwa hidup ini adalah Anugrah yang mencerminkan Kasih Sayang Allah.
Sebab permasalahan-permasalahan hidup yang dihadapi di dalam dunia ini hanyalah sebagai fase/tahapan–tahapan dari penampakan Ujud Tuhan. Ibarat seorang pembuat keris, ia akan membakar dan menempa besi kemudian di bentuk untuk menjadi sebuah keris yang indah.

Begitu pula halnya manusia, ujian–ujian dan cobaan adalah merupakan tempaan–tempaan dari Allah sebagai tanda Cinta Kasih Nya. Kalau sudah begitu kenyataannya, mengapa kita tidak menerimanya dengan lapang dada ?.

Allah SWT berfirman :
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (QS, Ibrahim : 7)

Terkadang banyak yang beranggapan bersyukur atas nikmat Allah itu adalah sebatas apa saja yang didapatkannya diluar dari dirinya. Padahal terlebih utama dan untuk pertama kalinya ia harus melihat kepada dirinya sendiri, bahwa apa–apa yang ada pada dirinya zahir dan batin adalah karunia dan nikmat Allah terbesar yang sudah sepantasnya tidak boleh dilupakannya begitu saja. Wajar saja jika Allah memberikan ujian dan cobaan kepadanya untuk mengingatkan hambanya bahwa Allah sangat dekat akan dirinya dengan sangat nyatanya dan sangat dekatnya nikmat Allah pada dirinya yang pada hakikatnya Allah meliputi dirinya zahir dan batin.

Sadarilah! Bahwa segala apa–apa yang ada pada diri kita adalah nikmat Allah. Nafas adalah nikmat Allah, penglihatan nikmat Allah, pendengaran nikmat Allah, penciuman nikmat Allah begitu pula darah yang selalu mengalir disekujur tubuh kita, jantung yang selalu memompanya juga nikmat Allah dan segala apa saja organ–organ tubuh yang bekerja semuanya adalah nikmat Allah, milik Allah, karena Allah dan dengan izin Allah semata.

Siapa saja yang mensyukurinya dengan keyakinan semua yang ada pada dirinya adalah karunia dan nikmat Allah terbesar sebagai landasan cinta kasih Allah kepadanya, maka sebagai penghargaan dari Allah Ia akan menambahkan nikmat Nya yang lain (yaitu karunia Allah yang datang dari luar dirinya, seperti rezeki, jodoh, kedudukan dll). Akan tetapi barang siapa yang lupa akan nikmat karunia Allah yang ada pada dirinya berarti sama halnya ia lupa akan Allah yang memberikan nikmat itu sebagai I’tibar (cerminan) adanya Allah dekat dan meliputi akan dirinya. Lalu bagi siapa yang lupa akan Allah, maka Allah akan menurunkan berbagai macam ujian dan cobaan kepadanya agar mereka bisa sadar dan kembali kepada kebenaran (Allah SWT). Kalau sudah begitu berarti ujian dan cobaan itupun termasuk nikmat Allah, karena datangnya ujian tersebut untuk mengingatkan hambanya agar hambanya menyadari bahwa Allah sayang kepadanya.

Allah SWT mengingatkan kita sampai 31 kali di dalam Firman Nya yang disebutkan di dalam surah Ar–Rahman :
“Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”.(QS,Arrahman:13,16,18,21,23,25,28,30,32,34,36,38,40,42,45,47,49,51,53,55,57,59,61,63,65,67,69,71,73,75,77)
Dan di dalam surah yang lain Allah berfirman :
“Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS, An – Nahl : 18)

Sungguh sangat banyaknya nikmat karunia Allah yang sudah diberikan Nya kepada kita, sampai–sampai kita tidak akan sanggup untuk menghitungnya. Karena itu Allah memerintahkan kita untuk membaca surah Al–Fatihah berulang kali di setiap kita Shalat dan termasuk salah satu Rukun Shalat yang apabila tidak membaca surah Al – Fatihah maka batal lah Shalatnya. “Alhamdulillaahi rabbil ‘aalamiin”. (Segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam). Adalah suatu ungkapan yang menjelaskan bahwa apa saja yang ada di seluruh Jagad Raya ini dan apa saja yang ada pada diri kita hendaklah kita sadari semuanya itu adalah nikmat Allah SWT.

Itulah salah satu Rahasia ke Agungan dan Kebesaran Allah tentang di balik ujian dan cobaan. Karena itu syukurilah dengan harapan agar dimantapkan Iman dan Keyakinan serta dibukakan ketentraman dan ketenangan Jiwa. Hidup ini akan nampak indah jika kita mau menerimanya dengan lapang dada apa saja yang datang pada diri kita adalah sebagai bukti Kasih Sayang Allah SWT.

Apabila Allah mendatangkan suatu ujian, tentu itu menurut kadar kemampuan hamba Nya. Tidak akan mungkin Allah menurunkan ujian yang hamba Nya sendiri tidak sanggup untuk memikulnya. Kalaupun kita merasa berat dengan suatu ujian yang didatangkan Allah seolah–olah kita tidak sanggup untuk memikulnya, itu dikarenakan bukan kita tidak mampu untuk memikulnya melainkan karena kurangnya pengetahuan untuk menghadapi ujian tersebut.

Oleh sebab itu menuntut ilmu hukumnya wajib, agar kita mengerti tentang hakikat dari pada ujian–ujian Allah yang datang kepada kita. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda : yang artinya “telah diwajibkan atas kalian menuntut ilmu baik muslim laki–laki maupun muslim perempuan”.

http://pengembarajiwa.wordpress.com/2009/10/11/bersyukur-awal-dari-ketenangan-jiwa/#more-289

Tidak ada komentar:

Posting Komentar