Kamis, 10 Juni 2010

Terapi Berpikir dan Merenung

Berpikir dapat membebaskan seseorang dari belenggu sihir. Allah bertanya kepada manusia, "maka dari jalan manakah kamu ditipu (disihir)?. Kata disihir atau tersihir di sini mempunyai makna kelumpuhan mental atau akal yang menguasai manusia secara menyeluruh. Akal yang tidak digunakan untuk berpikir berarti bahwa akal tersebut telah lumpuh, penglihatan menjadi kabur, berperilaku sebagaimana seseorang yang tidak melihat kenyataan di depan matanya, sarana yang dimiliki untuk membedakan yang benar dari yang salah menjadi lemah. Ia tidak mampu memahami sebuah kebenaran yang sederhana sekalipun. Ia tidak dapat membangkitkan kesadarannya untuk memahami peristiwa-peristiwa luar biasa yang terjadi di sekitarnya. Ia tidak mampu melihat bagian-bagian rumit dari peristiwa-peristiwa yang ada. Apa yang menyebabkan masyarakat secara keseluruhan tenggelam dalam kehidupan yang melalaikan selama ribuan tahun serta menjauhkan diri dari berpikir sehingga seolah-olah telah menjadi sebuah tradisi adalah kelumpuhan akal ini.

Pengaruh sihir yang bersifat kolektif tersebut dapat dikiaskan sebagaimana berikut:

Dibawah permukaan bumi terdapat sebuah lapisan mendidih yang dinamakan magma, padahal kerak bumi sangatlah tipis. Tebal lapisan kerak bumi dibandingkan keseluruhan bumi adalah sebagaimana tebal kulit apel dibandingkan buah apel itu sendiri. Ini berarti bahwa magma yang membara tersebut demikian dekatnya dengan kita, dibawah telapak kaki kita!

Setiap orang mengetahui bahwa di bawah permukaan bumi ada lapisan yang mendidih dengan suhu yang sangat panas, tetapi manusia tidak terlalu memikirkannya. Hal ini dikarenakan para orang tua, sanak saudara, kerabat, teman, tetangga, penulis artikel di koran yang mereka baca, produser acara-acara TV dan professor mereka di universitas tidak juga memikirkannya.

Ijinkanlah kami mengajak anda berpikir sebentar tentang masalah ini. Anggaplah seseorang yang telah kehilangan ingatan berusaha untuk mengenal sekelilingnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada setiap orang di sekitarnya. Pertama-tama ia menanyakan tempat dimana ia berada. Apakah kira-kira yang akan muncul di benaknya apabila diberitahukan bahwa di bawah tempat dia berdiri terdapat sebuah bola api mendidih yang dapat memancar dan berhamburan dari permukaan bumi pada saat terjadi gempa yang hebat atau gunung meletus? Mari kita berbicara lebih jauh dan anggaplah orang ini telah diberitahu bahwa bumi tempat ia berada hanyalah sebuah planet kecil yang mengapung dalam ruang yang sangat luas, gelap dan hampa yang disebut ruang angkasa. Ruang angkasa ini memiliki potensi bahaya yang lebih besar dibandingkan materi bumi tersebut, misalnya: meteor-meteor dengan berat berton-ton yang bergerak dengan leluasa di dalamnya. Bukan tidak mungkin meteor-meteor tersebut bergerak ke arah bumi dan kemudian menabraknya.

Mustahil orang ini mampu untuk tidak berpikir sedetikpun ketika berada di tempat yang penuh dengan bahaya yang setiap saat mengancam jiwanya. Ia pun akan berpikir pula bagaimana mungkin manusia dapat hidup dalam sebuah planet yang sebenarnya senantiasa berada di ujung tanduk, sangat rapuh dan membahayakan nyawanya. Ia lalu sadar bahwa kondisi ini hanya terjadi karena adanya sebuah sistim yang sempurna tanpa cacat sedikitpun. Kendatipun bumi, tempat ia tinggal, memiliki bahaya yang luar biasa besarnya, namun padanya terdapat sistim keseimbangan yang sangat akurat yang mampu mencegah bahaya tersebut agar tidak menimpa manusia. Seseorang yang menyadari hal ini, memahami bahwa bumi dan segala makhluk di atasnya dapat melangsungkan kehidupan dengan selamat hanya dengan kehendak Allah, disebabkan oleh adanya keseimbangan alam yang sempurna dan tanpa cacat yang diciptakan-Nya.

Contoh di atas hanyalah satu diantara jutaan, atau bahkan trilyunan contoh-contoh yang hendaknya direnungkan oleh manusia. Di bawah ini satu lagi contoh yang mudah-mudahan membantu dalam memahami bagaimana "kondisi lalai" dapat mempengaruhi sarana berpikir manusia dan melumpuhkan kemampuan akalnya.

Manusia mengetahui bahwa kehidupan di dunia berlalu dan berakhir sangat cepat. Anehnya, masih saja mereka bertingkah laku seolah-olah mereka tidak akan pernah meninggalkan dunia. Mereka melakukan pekerjaan seakan-akan di dunia tidak ada kematian. Sungguh, ini adalah sebuah bentuk sihir atau mantra yang terwariskan secara turun-temurun. Keadaan ini berpengaruh sedemikian besarnya sehingga ketika ada yang berbicara tentang kematian, orang-orang dengan segera menghentikan topik tersebut karena takut kehilangan sihir yang selama ini membelenggu mereka dan tidak berani menghadapi kenyataan tersebut.

Orang yang mengabiskan seluruh hidupnya untuk membeli rumah yang bagus, penginapan musim panas, mobil dan kemudian menyekolahkan anak-anak mereka ke sekolah yang bagus, tidak ingin berpikir bahwa pada suatu hari mereka akan mati dan tidak akan dapat membawa mobil, rumah, ataupun anak-anak beserta mereka. Akibatnya, daripada melakukan sesuatu untuk kehidupan yang hakiki setelah mati, mereka memilih untuk tidak berpikir tentang kematian.

Namun, cepat atau lambat setiap manusia pasti akan menemui ajalnya. Setelah itu, percaya atau tidak, setiap orang akan memulai sebuah kehidupan yang kekal. Apakah kehidupannya yang abadi tersebut berlangsung di surga atau di neraka, tergantung dari amal perbuatan selama hidupnya yang singkat di dunia. Karena hal ini adalah sebuah kebenaran yang pasti akan terjadi, maka satu-satunya alasan mengapa manusia bertingkah laku seolah-olah mati itu tidak ada adalah sihir yang telah menutup atau membelenggu mereka akibat tidak berpikir dan merenung.

Orang-orang yang tidak dapat membebaskan diri mereka dari sihir dengan cara berpikir, yang mengakibatkan mereka berada dalam kelalaian, akan melihat kebenaran dengan mata kepala mereka sendiri setelah mereka mati, sebagaimana yang diberitakan Allah kepada kita dalam Al-Qur'an :

"Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari (hal) ini, maka Kami singkapkan daripadamu tutup (yang menutupi) matamu, maka penglihatanmu pada hari itu amat tajam." (QS. Qaaf, 50: 22)

Dalam ayat di atas penglihatan seseorang menjadi kabur akibat tidak mau berpikir, akan tetapi penglihatannya menjadi tajam setelah ia dibangkitkan dari alam kubur dan ketika mempertanggung jawabkan segala amal perbuatannya di akhirat.

Perlu digaris bawahi bahwa manusia mungkin saja membiarkan dirinya secara sengaja untuk dibelenggu oleh sihir tersebut. Mereka beranggapan bahwa dengan melakukan hal ini mereka akan hidup dengan tentram.Syukurlah bahwa ternyata sangat mudah bagi seseorang untuk merubah kondisi yang demikian serta melenyapkan kelumpuhan mental atau akalnya, sehingga ia dapat hidup dalam kesadaran untuk mengetahui kenyataan. Allah telah memberikan jalan keluar kepada manusia; manusia yang merenung dan berpikir akan mampu melepaskan diri dari belenggu sihir pada saat mereka masih di dunia. Selanjutnya, ia akan memahami tujuan dan makna yang hakiki dari segala peristiwa yang ada. Ia pun akan mampu memahami kebijaksanaan dari apapun yang Allah ciptakan setiap saat.

Seseorang dapat berpikir kapanpun dan dimanapun

Berpikir tidaklah memerlukan waktu, tempat ataupun kondisi khusus. Seseorang dapat berpikir sambil berjalan di jalan raya, ketika pergi ke kantor, mengemudi mobil, bekerja di depan komputer, menghadiri pertemuan dengan rekan-rekan, melihat TV ataupun ketika sedang makan siang.

Misalnya: di saat sedang mengemudi mobil, seseorang melihat ratusan orang berada di luar. Ketika menyaksikan mereka, ia terdorong untuk berpikir tentang berbagai macam hal. Dalam benaknya tergambar penampilan fisik dari ratusan orang yang sedang disaksikannya yang sama sekali berbeda satu sama lain. Tak satupun diantara mereka yang mirip dengan yang lain. Sungguh menakjubkan: kendatipun orang-orang ini memiliki anggota tubuh yang sama, misalnya sama-sama mempunyai mata, alis, bulu mata, tangan, lengan, kaki, mulut dan hidung; tetapi mereka terlihat sangat berbeda satu sama lain. Ketika berpikir sedikit mendalam, ia akan teringat bahwa:

Allah telah menciptakan bilyunan manusia selama ribuan tahun, semuanya berbeda satu dengan yang lain. Ini adalah bukti nyata tentang ke Maha Perkasaan dan ke Maha Besaran Allah.

Menyaksikan manusia yang sedang lalu lalang dan bergegas menuju tempat tujuan mereka masing-masing, dapat memunculkan beragam pikiran di benak seseorang. Ketika pertama kali memandang, muncul di pikirannya: manusia yang jumlahnya banyak ini terdiri atas individu-individu yang khas dan unik. Tiap individu memiliki dunia, keinginan, rencana, cara hidup, hal-hal yang membuatnya bahagia atau sedih, serta perasaannya sendiri. Secara umum, setiap manusia dilahirkan, tumbuh besar dan dewasa, mendapatkan pendidikan, mencari pekerjaan, bekerja, menikah, mempunyai anak, menyekolahkan dan menikahkan anakanaknya, menjadi tua, menjadi nenek atau kakek dan pada akhirnya meninggal dunia. Dilihat dari sudut pandang ini, ternyata perjalanan hidup semua manusia tidaklah jauh berbeda; tidak terlalu penting apakah ia hidup di perkampungan di kota Istanbul atau di kota besar seperti Mexico, tidak ada bedanya sedikitpun. Semua orang suatu saat pasti akan mati, seratus tahun lagi mungkin tak satupun dari orang-orang tersebut yang akan masih hidup. Menyadari kenyataan ini, seseorang akan berpikir dan bertanya kepada dirinya sendiri: "Jika kita semua suatu hari akan mati, lalu apakah gerangan yang menyebabkan manusia bertingkah laku seakan-akan mereka tak akan pernah meninggalkan dunia ini? Seseorang yang akan mati sudah sepatutnya beramal secara sungguh-sungguh untuk kehidupannya setelah mati; tetapi mengapa hampir semua manusia berkelakuan seolah-olah hidup mereka di dunia tak akan pernah berakhir?"

Terapi Sunnah dan Adab sehari-hari

Siapa saja yang menyelami petunjuk Nabi SAW., pasti akan dia dapatkan petunjuk Nabi itu sebagai petunjuk yang paling utama yang dapat digunakan untuk menjaga kesehatan. Karena penjagaan kesehatan tergantung pada penjagaan makan, minum, pakaian, tempat tinggal, udara, tidur, waktu terjaga, waktu beraktivitas, waktu istirahat, berhubungan seks, buang air, dan perawatan tubuh yang semuanya telah diajarkan di dalam Sunnah dan adab-adab sehari-hari.

Sim Kie Jie, dalam bukunya yang berjudul Dasar Teori Ilmu Akupunktur, menulis : Dalam buku Nei Cing dikatakan, "Untuk memelihara tubuh yang sehat, bersemangat, dan berumur panjang, manusia harus menyesuaikan diri dengan kaidah perubahan alam semesta dan lingkungan (yang belum dirusak manusia), mengatur pola makan, bekerja dan istirahat harus sepadan dan teratur"

Michio Kushi, Pakar Makrobiotika Dunia, dalam bukunya yang berjudul 'Penyembuhan Alami Melalui Makrobiotika', menulis :
Saat ini, kita sedang berada di tengah kemerosotan kualitas kemanusiaan, baik ditinjau dari sudut biologi, psikologi, maupun spiritual, yang tercermin pada grafik yang secara ajek terus meningkat dalam hal meluasnya penyakit degeneratif, penyakit mental, dan ketidakharmonisan sosial. Dalam upaya untuk mengubah kecenderungan ini, kini kita harus mengevaluasi ulang orientasi kita sekarang ini. Ketimbang kita terus-menerus memilah-milah dan menganalisis, pendekatan kita untuk penyembuhan seharusnya didasarkan pada pandangan yang komprehensif mengenai hubungan manusia dengan alam semesta. Tentu saja, teknik yang dikembangkan dari pemahaman ini harus sederhana, praktis, dan mudah dimengerti oleh setiap orang. Kenyataannya, proses mencapai dan memelihara kesehatan tidak seharusnya terpisah dari proses kehidupan sehari-hari yang normal.

Sr Adil Asy-Syiddiy dan Dr. Ahmad Al-Mazyad dalam bukunya yang berjudul 'Inilah Islam', menulis : Sesungguhnya Rasululloh SAW. telah menjelaskan kepada umatnya adab dan etika dalam segala hal, bahkan menjelaskan adab sopan santun dalam peperangan sekalipun. Beliau melarang membunuh wanita, anak-anak, dan orangtua yang tidak ikut berperang. demikian juga beliau melarang membunuh Pendeta yang tetap berada di dalam Gereja, atau petani di ladangnya. Beliau juga melarang merusak anggota tubuh musuh yang telah mati119 dan seterusnya. Nabi juga mengenalkan kepada umatnya sopan santun makan, minum, berpakaian, tidur, bersenggama dan adab pergaulan suami-istri dan lain-lain. Bahkan beliau juga menerangkan bagaimana adab masuk kamar kecil. Etika-etika Nabawy tersebut benar-benar telah memberikan andil yang mendalam dan bekas yang terpuji dalam menggembleng dan memperbaiki jiwa, meluruskan dan menghaluskan budi pekerti, sehingga melahirkan generasi-generasi percontohan yang berlaku benar, jujur, menjaga kesucian diri, menjauhi kesalahan, keadilan, menjaga marwah, sifat malu, pemurah, kuat, pemberani, cepat memberikan bantuan, menyelamatkan orang yang terancam, dan membantu orang yang teraniaya, yang belum pernah tercatat oleh sejarah seperti mereka. sedangkan kelemahan yang melanda tubuh umat Islam pada hari ini tiada lain sebabnya adalah karena jauhnya mereka dari etika-etika Islam dan akhlak-akhlak Nabawy. Seandainya kaum muslimin mampu membebaskan diri dari belenggu kebiasaan mengekor kepada umat-umat lain, serta mau kembali kepada identitas dan etika sopan santun mereka yang Islami dan orisinil, niscaya mereka mampu mengembalikan kejayaan, ketinggian dan kemuliaan mereka yang hilang. Tetapi, apakah kaum muslimin menyadarinya?!

Dalam sebuah majalah Remaja Muslim elFata edisi 03 volume 08 tahun 2008 pada rubrik Rahasia Ilahi yang membahas manfaat duduk istirahat dalam Shalat untuk kesehatan, ''Ternyata sunnah-sunnah yang tampak asing dan kelihatan remeh juga mempunyai manfaat besar bagi kesehatan kita. Karena itu, jangan ragu-ragu untuk menerapkannya jika memang dituntunkan oleh Rasulullah SAW. Tentu saja, niat kita dalam melakukannya harus ikhlas karena Allah SWT, bukan karena berburu kesehatan''.

- Baca juga : Rahasia Kesehatan Nabi, karya Prof. Dr. Abdul Basith Muhammad Sayyid * Rasululloh sang Dokter, karya Prof. Dr. Abdul Basith Muhammad Sayyid * Rahasia hidup Sehat Nabi SAW, karya Bukhari Abu A Yusuf Amin * dll.


Terapi berjama'ah

Islam mengajarkan kepada umatnya agar selalu Berjamaah atau berkelompok. dalam berjamaah ada kekuatan dan pahala besar serta banyak sekali keuntungannya dan karena itulah saya memasukkan Khuruj Fi Sabilillah ke dalam program Islam Therapy karena di sana kita belajar memperbaiki diri dengan cara berjamaah atau self helf group. Merehabilitasi diri secara berjamaah bersama komunitas merupakan Terapi Komunitas seperti Terapeutic Community (TC) yang berasal dari Amerika yang harus kita kembangkan dan bila perlu bukan hanya untuk Komunitas pecandu narkoba saja. Harus ada TC untuk Narapidana di Lapas sehingga lapas berubah fungsi menjadi pusat rehabilitasi, TC untuk Bandar narkoba, TC untuk pengusaha dan pedagang yang curang, TC untuk tukang gosip, TC untuk homoseksual dan lesbi, TC untuk para orang Tua yang tak peduli kepada keluarga, TC untuk pelaku KKN, TC untuk Para Wakil Rakyat yang tak peduli kepada Rakyat, dan lain sebagainya yang tentu saja tidak berdasarkan kebencian kepada mereka melainkan berdasarkan kasih sayang demi kebaikan bersama karena kita semua harus ikut program TC.

Terapi kasih Sayang


Manusia merupakan umat yang satu sehingga persaudaraan kemanusiaan (ukhuwah insaniyah) harus tetap terjalin dan terpelihara dengan penuh persahabatan dan kasih sayang. Dalam Islam, rasa kasih sayang (mawadda) tidak boleh diputuskan oleh perang dan tidak pula oleh pertikaian. Apabila rasa kasih sayang itu hidup terus dan tidak terputus, pintu gerbang perdamaian akan terbuka. Islam hanya membolehkan menyerang musuh yang ada di medan pertempuran, tetapi rasa kasih sayang harus tetap terpelihara dan tidak boleh terpengaruh oleh permusuhan. Dengan demikian, Islam mengharuskan iba dan kasih sayang sekalipun di tengah-tengah medan peperangan.

Berdasarkan kasih sayang yang merata terhadap sesama manusia dan menciptakan kekhalifahan (kepemimpinan) manusia di atas bumi ini, Islam melarang semua perbuatan yang merusak dan menyeru kerjasama sesama manusia dalam mengerjakan kebaikan dan melindungi semua kepentingan umum.

Joe H. Slate, Ph.D (psikolog berlisensi, profesor, dan pendiri Parapsychology Research Foundation), dalam bukunya yang berjudul Energi Aura 'memanfaatkan energi aura untuk menjaga kesehatan dan meraih keberhasilan karier', menulis :
Keadaan positif apa yang dapat mempengaruhi aura? Kasih sayang 'kekuatan yang paling dahsyat di alam semesta - pasti memperluas, menyinari, dan memberi tenaga bagi aura. Pengaruh lain yang memberdayakan mencakup konsep diri yang positif, perasaan sejahtera yang kuat, dan keadaan batin yang seimbang dan yang sesuai, serta kepedulian yang tulus terhadap orang lain. Setiap upaya untuk menolong orang-orang lain atau membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik memberi energi yang cemerlang pada sistem aura.

Terapi berbaik sangka kepada Allah, Terapi Menangis karena Allah, Terapi takut dan berharap kepada Allah, Terapi Menyebarkan Salam dan berjabat tangan, Terapi bersabar dan bersyukur, Terapi Silaturahmi, Terapi Mengajak kepada Kebaikan, Terapi Qana'ah, Terapi Introspeksi diri, Terapi beramah-tamah, Terapi Menerima Takdir, Terapi berbakti kepada kedua orang tua, Terapi menjadi komunikator dan komunikan yang baik, Terapi Menikah, Terapi Membantu orang lain, Terapi Menutupi Aib sesama Muslim, Terapi Musyawarah, Terapi menerima tamu, Terapi Menjaga lisan dan kemaluan, Terapi Gotong-Royong, Terapi Hemat, Terapi menjaga kebersihan, Terapi Tawakal, Terapi Qana'ah, Terapi Tawadhu, Terapi Disiplin, dan lain-lain

"Hari ini telah Ku-sempurnakan untukmu agamamu dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Kuridhai Islam sebagai agamamu" (Q.S. Al-Maidah [5] : 3)


http://islamic.xtgem.com/ibnuisafiles/list/nov08/islam_therapy/0029c.htm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar