Kamis, 05 Agustus 2010

DERMAWAN

Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa bersedekah dengan seharga kurma dari hasil yang baik (dan Allah tidak menerima sesuatu kecuali yang baik), sesungguhnya Allah akan menerimanya dengan tangan kananNya, kemudian Allah akan mengembangkannya sampai sebesar gunung sebagaimana salah seorang diantara kalian memelihara seekor kuda.” (HR Muslim).

Bersedekah itu tidak harus menunggu kaya terlebih dahulu. Seberapa pun harta yang kita miliki mestinya ada sebagian yang kita sedekahkan kepada orang lain.

Ketika Rasulullah SAW melihat Bilal mempunyai simpanan makanan, seketika itu juga beliau bersabda kepada Bilal, “Hai Bilal, sedekahlah. Jangan sekali kali kamu takut bahwa Dzat yang bersemayam di ARsy akan melakukan pengurangan.” (HR Thabrani).

Dengan meyakini bahwa harta yang kita miliki pada hakikatnya bukan milik kita, maka akan membuat kita ringan saat mengeluarkan dan membelanjakannya di jalan yang diridhai Allah. Orang yang rajin mendermakan hartanya di jalan Allah ia tidak akan menjadi miskin, sekalipun secara lahir hartanya berkurang, akan tetapi di balik itu semua Allah akan membukakan banyak pintu rezeki baginya dari arah yang disangka-sangka, bahkan di akhirat kelak Allah akan melipat gandakan pahalanya hingga tidak terkira.

Dalam hadis lain Rasulullah SAW bersabda, “Harta tidak akan berkurang dengan disedekahkan,” Imam An-Nawawi menjelaskan, bahwa hadis ini mengandung dua pengertian. Pertama, sedekah itu diberkahi (di dunia) dan karenanya ia terhindar dari kemudharatan. Dan kedua, pahalanya tidak akan berkurang di akhirat, bahkan dilipatgandakan hingga kelipatan yang banyak.

Adalah sahabat Rasulullah SAW, Utsman bin Affan, seorang sahabat mulia, yang terkenal sangat pemurah. Ia pernah memberikan seluruh barang yang dibawa kafilah dagangnya yang baru dating dari Syam untuk fakir miskin Madinah. Padalah. Saat itu banyak sekali pedagang yang menawarkan keuntungan berlipat dari biasanya. Tapi, Utsman memilih tawaran yang paling menggiurkan, ridha Allah.

Semua orang pasti ingin hidup berkecukupan atau bahkan kaya. Namun, banyak yang keliru duga, ia mengira bahwa perbuatan kikir akan mengantarkannya menjadi seorang yang kaya raya. Padahal, itu logika setan saja. “Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kalian dengan kemiskinan dan menyuruh berbuat keji (kikir), sedangkan Allah menjanjikan ampunan dan karuniaNya kepada kalian. Dan Allah Mahaluas (karuniaNya) lagi Maha Mengetahui.” (QS Albaqarah[2]:268).

Oleh: Sadibel

Tidak ada komentar:

Posting Komentar