Minggu, 01 Agustus 2010

Nazaruddin dan Tamunya

Di suatu pagi yang cerah, Nazaruddin duduk di teras rumahnya.
Pagi itu matahari bersinar dngan indahnya. Suasana alam yang segar ditambah pemandangan halaman yang dihiasi dengan bunga2 yang indah, membuat Nazaruddin merasa bersyukur telah diberi kesempatan untuk menikmati indahnya ciptaan ALLAH.

Tiba2 tampak seorang tetangganya, datang tergopoh-gopoh memasuki pekarangannya. Orang itu langsung menuju kehadapan Nazaruddin.

Tamu : Assalamu’alaikum wahai sahabatku Nazaruddin.

Nazaruddin :Wa’alaikumsalam wahai sahabatku. Duduklah. Apa gerangan yang membuatmu tampak tergesa-gesa seperti telah terjadi sesuatu?.

T : Tolonglah aku wahai Nazaruddin. Aku telah mengalami tekanan bathin yang mendalam. Engkau tahu rumahku tidaklah terlalu besar. Sejak kedatangan ibu mertuaku 1 bulan yang lalu, rumah itu bagai neraka bagiku

N : Bukankah engkau tampak bahagia selama ini?

T : Sejak kedatangan ibu mertuaku kebahagiaan itu telah sirna. Hanya tersisa derita dalam hidupku

N : Ceritakanlah apa yang terjadi. Mungkin aku dapat membantumu.

T : Setiap pagi mertuaku selalu mengomel tidak keruan, Suaranya bagaikan barang kelontong yang saling beradu. Suaranya yang melengking nyaring telah membuat sakit telingaku. Belum lagi suara anak2ku yang saling ribut memperebutkan mainan. Itu membuat semua pikiranku menjadi kacau. Aku pergi bekerja dengan pikiran tidak tenang.

Ketika pulang sore hari hal yang sama terjadi lagi. Sehingga suasana hatiku tidak tenang rasanya tinggal dirumah itu. Ingin rasanya aku membuat rumah lagi”.

N : Apakah bukan karena engkau telah mempekerjakan seorang wanita cantik di tokomu?

T : Ayolah sahabatku. Engkaukan tau bagaimana sifatku terhadap istriku. Aku sangat menyayanginya. Tolonglah aku wahai Nazaruddin

N : Tidakkah istrimu mempunyai saudara?

T : Ada 2 orang. Seorang kakak laki2 yang pekerjaannya tidak menentu. Dia bekerja kesana kemari, mengharap ada orang yang membutuhkan tenaganya. Dia mempunyai 3 orang anak. Hidup mereka dari belas kasihan orang. Adiknya perempuan, mempunyai suami yang kerjanya berniaga sampai lama diluar kota. Kadang sampai 6 bulan baru dia kembali.
Mereka mempunyai 2 anak kecil yang sedang lucu2nya

N : Kalau begitu undanglah mereka untuk menginap di rumahmu semuanya

T : Apakah engkau sudah gila? Dengan yang ada sekarang saja rumah itu sudah membosankan. Ditambah lagi dengan keluarga istriku. Apa tidak tidak bertambah kacau?

N : Percayalah sahabat apa yang aku katakan. Lakukanlah semua itu, maka engkau akan mendapat kebahagiaan

T : Baiklah sahabat, akan aku laksanakan nasehatmu

Tamu itupun pergilah meninggalkan Nazaruddin. Nazaruddin hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, merasa kasihan kepada tetangganya itu.

3 hari kemudian tetangga itu datang lagi.

T : Masya Allah Nazaruddin. Rumahku bagai kapal pecah. Suara anak2 yang ribut. Belum lagi suara ribut para wanita. Kepalaku terasa pecah. Tolonglah aku wahai Nazaruddin

N : Bersabarlah engkau, maka engkau akan mendapat kebahagiaan. Tunggulah beberapa hari lagi.

Tamu itupun pergi dengan langkah gontai. Kembali Nazaruddin menggeleng-gelngkan kepalanya merasa kasihan dengan sahabatnya itu. Andai dia sabar menghadapi cobaan

7 hari telah berlalu. Sahabat itupun datang lagi. Wajahnya tampak kusut,
langkahnya tidak menentu, matanya merah seperti orang yang tidak tidur beberapa
hari. Sambil meneteskan air mata, orang itupun memohon kepada Nazaruddin.

T : Wahai Nazaruddin sahabatku. Tolonglah aku. Rumahku bagaikan neraka jadinya. Setiap pagi anak2 itu sudah ribut berebut mainan, ditambah dengan teriakan ibu2 mereka yang lantang. Pikiranku setiap pagi menjadi kacau. Pulang kerja terjadi hal yang sama.

Aku tidak dapat bebas melangkah didalam rumahku. Disetiap tempat mainan anak2 tersebar berantakan. Di malam hari aku tidak dapat tidur. Anak2 itu saling bermain sambil berteriak. Ditambah lagi teriakan ibu2nya yang bukan menenangkan, malah menambah ribut suasana. Bagaimana mungkin aku bisa tidur?
Tolonglah wahai sahabatku”.

N : Baiklah sahabat, Sekarang engkau dapat menyuruh keluarga istrimu untuk kembali ke tempat mereka masing2. Semoga engkau mendapat kebahagiaan di rumahmu

3 hari kemudian sahabat itu datang lagi. Langkahnya tegap. Mulutnya menyunggingkan senyum. Matanya berbinar-binar. Mukanya bersinar terang. Dia tampak bahagia.

T: Wahai sahabat, terima kasih atas semua nasehatmu. Sekarang aku telah menemukan kebahagiaan dalam rumahku. Rumahku bagaikan surga. Suara teriakan anak2 bagaikan suara burung yang merdu di pagi hari. Suara teriakan mertuaku bagaikan suara penyanyi gambus yang melagukan lagu yang riang merdu mengalun. Hatiku terasa tenang. Sekarang berapakah yang harus kubayar untuk semua nasehatmu itu?

N : Tidak usah engkau membayarnya. Syukuri saja semua rezeki yang telah engkau terima. Betapa bahagianya engkau telah mempunyai rumah tangga yang dikaruniai istri yang cantik dan setia. Bandingkanlah dengan keluarga istrimu.

Kakak istrimu tidak mempunyai pekerjaan. Hidup mereka susah, hanya berdasarkan belas kasihan para tetangga. Bagaimana mungkin engkau titipkan ibu mertuamu disana? Bagaimana makannya?

Adik istrimu mempunyai suami yang kerjanya berniaga. 6 bulan sekali baru mereka bertemu. Anak2 mereka masih kecil2. Bagaimana jika ibu metuamu yang sudah tua itu tinggal disana, kemudian dia jatuh sakit? Tidak ada laki2 dewasa disana.

Beruntunglah engkau yang mendapat amanah mengurus seorang ibu. Ingatlah surga di telapak kaki ibu.

Jika engkau ingin membayarku, berikanlah uang itu kepada fakir miskin, anak2 yatim, atau mereka yang membutuhkannya. Semoga engkau mendapat ridho dari ALLAH.

Jika engkau hendak membangun rumah lagi, bangunlah rumah untuk ALLAH.
Dirikanlah mushola atau rumah yatim piatu. Semoga dengan itu ALLAH akan membangun rumah yang indah untukmu disurga.

Sekarang pulanglah engkau. Bahagiakanlah keluargamu, karena mereka amanah dari ALLAH. Syukurilah semua rezeki yang telah engkau dapat, maka ALLAH akan melipat-gandakan rezekimu. Janganlah engkau selalu melihat keatas kepada orang2 yang lebih darimu. Pada suatu saat engkau akan tergelincir oleh sebuah kerikil. Lihatlah orang2 disekitarmu yang lebih rendah darimu. Bantulah mereka semampumu, maka ALLAH pun akan membantumu.

http://www.ilunifk83.com/renungan-f12/kisah-inspiratif-t154.htm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar