Minggu, 01 Agustus 2010

Renungan menjelang bulan Ramadhan

Ternyata sifat kita dengan Rasul itu hanya beda "sedikit"

Rasul sedikit tidur, kita sedikit-sedikit tidur...
Rasul sedikit makan, kita sedikit-sedikit makan...
Rasul sedikit marah, kita sedikit-sedikit marah...
Rasul sedikit bergurau, kita sedikit-sedikit bergurau...
Rasul sedikit (hampir tidak pernah) ngambek pada istrinya, kita sedikit sedikit ngambek.....
Rasul sedikit-sedikit beramal, sedang kita sangat sedikit amalnya


Kapan ya, kita bisa mengejar perbedaan yang "sedikit" itu?

Ada perbedaan antara kurang tidur dengan sedikit tidur. Ada penelitian terbaru di Inggris yang mengkonfirmasi indikasi bahwa orang lanjut usia tidak membutuhkan waktu tidur terlalu lama. Riset itu juga menunjukkan bahwa variasi lama tidur yang diperlukan adalah normal dan sehat, sepanjang orang itu tidak terus-menerus mengantuk sepanjang hari.

Studi yang disiarkan di jurnal resmi "American Academy of Sleep Medicine dan "Sleep Research Society", memperlihatkan waktu sesungguhnya yang dihabiskan untuk tidur delapan jam turun terus secara mencolok dengan bertambahnya usia.

“Penuaan yang sehat tampaknya berasosiasi dengan penurunan durasi dan kedalaman tidur yang diperlukan untuk mempertahankan kesiagaan pada siang hari," kata ilmuwan dari University of Surrey di Inggris. Walaupun begitu, para ilmuwan memberi peringatan bahwa banyak orang dalam masyarakat modern menderita kurang tidur. Hal itu dapat mengarah pada berbagai kesulitan, mulai kecelakaan kerja sampai risiko yang jauh lebih berat, seperti jatuh, bahkan kematian pada orang lanjut usia.

Dan mengenai sedikit makan, Stewart Frankel periset dari Universitas Yale , menyimpulkan dari hasil temuannya terhadap berbagai kapang, cacing, serangga, dan mamalia, bahwa dengan porsi makan yang lebih sedikit akan mengoptimalkan umur (life-span) 33 sampai 50 persen dibanding yang rakus makan. Diduga demikian halnya pada manusia.

Ada dua gen kunci yang menentukan umur bisa direntang lebih optimal, yakni penghasil enzim Rpd3 (Histone deacetylase), dan Sir2. Kadar Rpd3 yang rendah dan Sir2 yang tinggi menentukan bisa lebih optimalnya umur seseorang direntangkan. Oleh karena makan banyak meninggikan Rpd3 yang bikin umur tidak bisa panjang optimal, maka agar umur merentang lebih panjang kadar Rpd3 diturunkan dengan mengurangi porsi makan.

Orang bisa tidak perlu mengurangi porsi makannya jika berhasil menurunkan kadar enzim Rpd3. Untuk itu sedang diteliti terus hadirnya obat yang bisa menekan enzim Rpd3 dalam badan. Kini sedang diteliti kemungkinan Phenylbutyrate menekan enzim Rpd3, sehingga orang masih mungkin mengoptimalkan panjang umurnya, sambil masih bisa tetap rakus.

Jadi selama obat pengoptimal umur belum ada, agar umur kita bisa direntang optimal, pilihannya cuma satu: stop makan sebelum kenyang, tidak lapar mata, atau punya hobi doyan ditraktir, dan kepingin makan terus kendati tidak sedang lapar. Bukankah itu yang dianjurkan oleh Nabi kita yaitu berhenti makan sebelum kenyang !
Marhaban Ya Ramadhan....

Salam,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar