Oh lucunya manusia negeri ini…
Pemimpinnya hanya memikirkan perut sendiri
Hukum bisa dibeli
Pelaku porno yang seharusnya dirajam
Tetap eksis di televisi
Pemujanya pun sampai menangis histeris
Masalah Koruptor? Apalagi…
Oh lucunya manusia negeri ini…
Kalau ada yang berjilbab menutup rapat dicurigai
Jenggotan dan celana gantung dimusuhi
Mereka menuduh da’i dan aktivis sebagai teroris
Tapi Pergaulan bebas dipuji-puji
Hingga jadi makanan sehari-hari
Dan hatipun jadi mati
Oh lucunya manusia negeri ini...
Tangkap teroris cepat beraksi
Tapi koruptor pikir-pikir lagi
Seakan hati mereka sudah mati
Dan anehnya mereka sendiri tak takut mati
Padahal mati itu pasti!
Tak pandang bulu baik si miskin hingga Bapak berdasi
Oh lucunya manusia negeri ini...
Sudah banyak peringatan untuk manusia negeri ini
Mulai dari tsunami hingga merapi
Mulai dari pesawat hingga kereta api
Tetapi masih banyak manusia negeri ini yang buta dan tuli
Kalau bukan karena besarnya rahmat dan cinta dari Ilahi
Mungkin sejak dahulu manusia negeri ini sudah diganti.
Sari Anggar Kusuma Melati
Di sudut Duren Bangka
Dalam Batas Keresahan
http://www.republika.co.id/berita/jurnalisme-warga/wacana/12/02/29/lz2arj-oh-lucunya-manusia-negeri-ini
KUTU vs PILOT
Ada 2 ekor kutu yg bersahabat karib sdh lama pisah.
Kutu A tinggal di Bandung dan kutu B di Medan.
Suatu ketika mereka bertemu di Jakarta.
Kutu A: "Lu ke sini naik apa?"
Kutu B, sambil menggigil kedinginan, menjawab: "Naik Pesawat donk. Gw nemplok di kumis pilot, sepertinya kebetulan AC di cockpit kenceng/dingin bangat .! ... duhhh,,,, gua jadi kedinginan."
Kutu A memberi saran: " Lain kali, jangan milih kumis pilot, tapi pilih pramugari aja, masuk dlm ROK terus merayap ke atas, disitu ada tempat yg ANGET.." Selang beberapa hari, ke dua kutu ketemuan lagi di tempat yg sama
Kutu B masih kedinginan.
Kutu A: " Kayaknya lu gak ngikutin saran gua deh?"
Kutu B: " Udah kok. Gua udah masuk dlm ROK pramugari, emang ANGET sih, sampe2 gua ketiduran! Eh..bangun2 gua udah nempel d KUMIS pilot lagi." ......he he he he....PILOT brengsek!
Rabu, 29 Februari 2012
Inilah Isi Injil Barnabas Tentang Kerasulan Muhammad SAW
Penemuan Injil kuno yang diyakini berusia 1500 tahun telah membuat heboh. Yang membuat gempar, Injil kuno tersebut ternyata memprediksi kedatangan Nabi Muhammad SAW sebagai penerus risalah Isa (Yesus) di bumi.
Sebagian orang memprediksi injil tersebut adalah Injil Barnabas. Menurut mailonline, injil yang tersimpan di Turki itu ditulis tangan dengan tinta emas menggunakan bahasa Aramik. Inilah bahasa yang dipercayai digunakan Yesus sehari-hari. Dan di dalam injil ini dijelaskan ajaran asli Yesus serta prediksi kedatangan penerus kenabian setelah Yesus. Alkitab kuno ini sekarang di simpan di Museum Etnografi di Ankara, Turki.
Dalam Injil Barnabas memang diungkapkan tentang akan datangnya Rasul bernama Muhammad SAW, setelah Nabi Isa. Berikut ini isi Injil Barnabas yang menyebut tentang Nabi Muhammad:
Bab 39 Barnabas: ''Terpujilah nama-Mu yang kudus, ya Allah Tuhan kita... Tiada Tuhan Selain Allah dan dan Muhammad adalah utusan-Nya''.
Masih pada bab 39 yang mengisahkan tentang Nabi Adam, nama Nabi Muhammad SAW juga disebut dalam dialog antara Nabi Adam dengan Tuhan. ''...Apa arti kata-kata, Muhammad utusan Allah, apakah ada manusia sebelum aku?''
Bab 41 Barnabas: "Atas perintah Allah, Mikael mengusir Adam dan Hawa dari surga, kemudian Adam keluar dan berbalik melihat tulisan pada pintu surga 'Tiada Tuhan Selain Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah...''
Bab 44 Barnabas: Pada bab ini Yesus atau Nabi Isa menyebut nama Nabi Muhammad. ''Oh, Muhammad Tuhan bersamamu...''
Bab 97: Yesus menjawab, "Nama Mesias sangat mengagumkan, karena Allah sendiri yang memberinya nama, ketika menciptakan jiwanya dan menempatkannya di dalam kemuliaan surgawi. Allah berkata: 'Tunggu Muhammad; karena kamu Aku akan menciptakan firdaus, dunia, dan banyak makhluk... Siapa pun yang memberkatimu akan diberkati, dan barangsiapa mengutukmuu akan dikutuk..''
Bab 112: Dalam bab ini Nabi Isa (Yesus) bercerita kepada Barnabas bahwa dirinya akan dibunuh. Namun, kata Nabi Isa, Allah aka membawanya naik dari bumi. Sedangkan orang yang dibunuh sebenarnya adalah seorang pengkhianat yang wajahnya diubah seperti Nabi Isa. Dan orang-orang akan percaya bahwa yang disalib itu adalah Nabi Isa. ''Tetapi Muhammad akan datang... Rasul Allah yang suci,'' kata Nabi Isa. Nama Nabi Muhammad juga disebut pada Bab 136, 163, dan 220. Isi Injil Barnabas di atas dikutip dari barnabas.net.
Menurut Laman Al-Arabiya, meskipun spekulasi tentang kitab kuno yang diduga sebagai Injil Barnabas itu meramalkan kedatangan Islam, namun sejauh ini tidak ada bukti yang menegaskan hipotesis tersebut.
Walau Injil Barnabas "mengakui" kedatangan Islam dan Nabi Muhammad SAW, namun skeptisisme tetap muncul karena kontradiksinya dengan Alquran. "Sebab, sebagian besar studi tentang kitab ini menyatakan Injil Barnabas hanya kembali ke 500 tahun yang lalu. Sementara, Alquran telah ada sejak 1400 tahun silam," demikian tulis Al-Arabiya, Senin (27/2).
Adanya kontradiksi inilah yang menjadi alasan utama mengapa para sarjana Arab mengabaikan terjemahan bahasa Arab Injil tersebut, yang diterbitkan 100 tahun lalu. Sebagaimana diulas secara rinci oleh penulis dan pemikir Mesir, Abbas Mahmoud Al-Akkad.
Dalam sebuah analisis yang ditulisnya pada 26 Oktober 1959 di surat kabar Al-Akhbar, Akkad mengatakan deskripsi neraka dalam Injil Barnabas didasarkan pada informasi yang relatif baru yang tidak tersedia pada saat di mana teks itu seharusnya ditulis. "Sejumlah deskripsi yang tertulis dalam Injil itu merupakan kutipan orang-orang Eropa dari sumber-sumber Arab," ungkapnya.
Seorang pendeta Protestan Ihsan Ozbek mengatakan Injil itu berasal dari abad ke-5 atau ke-6. Sementara Barnabas, yang merupakan pemeluk pertama Kristen hidup pada abad pertama.
"Salinan Injil di Ankara mungkin telah ditulis ulang oleh salah seorang pengikut Barnabas," kata dia. Sebab, lanjutnya, ada jeda 500 tahun antara Barnabas dan penulisan salinan Inkjil. "Umat Islam mungkin akan kecewa bahwa Injil ini tidak ada hubungannya dengan injil Barnabas," ujarnya.
Sementara Profesor Omer Faruk menilai Injil kuno itu perlu ditelusuri lebih lanjut guna memastikan Injil itu dibuat oleh Barnabas atau pengikutnya.
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/12/03/01/m06z68-inilah-isi-injil-barnabas-tentang-kerasulan-muhammad-saw
Sebagian orang memprediksi injil tersebut adalah Injil Barnabas. Menurut mailonline, injil yang tersimpan di Turki itu ditulis tangan dengan tinta emas menggunakan bahasa Aramik. Inilah bahasa yang dipercayai digunakan Yesus sehari-hari. Dan di dalam injil ini dijelaskan ajaran asli Yesus serta prediksi kedatangan penerus kenabian setelah Yesus. Alkitab kuno ini sekarang di simpan di Museum Etnografi di Ankara, Turki.
Dalam Injil Barnabas memang diungkapkan tentang akan datangnya Rasul bernama Muhammad SAW, setelah Nabi Isa. Berikut ini isi Injil Barnabas yang menyebut tentang Nabi Muhammad:
Bab 39 Barnabas: ''Terpujilah nama-Mu yang kudus, ya Allah Tuhan kita... Tiada Tuhan Selain Allah dan dan Muhammad adalah utusan-Nya''.
Masih pada bab 39 yang mengisahkan tentang Nabi Adam, nama Nabi Muhammad SAW juga disebut dalam dialog antara Nabi Adam dengan Tuhan. ''...Apa arti kata-kata, Muhammad utusan Allah, apakah ada manusia sebelum aku?''
Bab 41 Barnabas: "Atas perintah Allah, Mikael mengusir Adam dan Hawa dari surga, kemudian Adam keluar dan berbalik melihat tulisan pada pintu surga 'Tiada Tuhan Selain Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah...''
Bab 44 Barnabas: Pada bab ini Yesus atau Nabi Isa menyebut nama Nabi Muhammad. ''Oh, Muhammad Tuhan bersamamu...''
Bab 97: Yesus menjawab, "Nama Mesias sangat mengagumkan, karena Allah sendiri yang memberinya nama, ketika menciptakan jiwanya dan menempatkannya di dalam kemuliaan surgawi. Allah berkata: 'Tunggu Muhammad; karena kamu Aku akan menciptakan firdaus, dunia, dan banyak makhluk... Siapa pun yang memberkatimu akan diberkati, dan barangsiapa mengutukmuu akan dikutuk..''
Bab 112: Dalam bab ini Nabi Isa (Yesus) bercerita kepada Barnabas bahwa dirinya akan dibunuh. Namun, kata Nabi Isa, Allah aka membawanya naik dari bumi. Sedangkan orang yang dibunuh sebenarnya adalah seorang pengkhianat yang wajahnya diubah seperti Nabi Isa. Dan orang-orang akan percaya bahwa yang disalib itu adalah Nabi Isa. ''Tetapi Muhammad akan datang... Rasul Allah yang suci,'' kata Nabi Isa. Nama Nabi Muhammad juga disebut pada Bab 136, 163, dan 220. Isi Injil Barnabas di atas dikutip dari barnabas.net.
Menurut Laman Al-Arabiya, meskipun spekulasi tentang kitab kuno yang diduga sebagai Injil Barnabas itu meramalkan kedatangan Islam, namun sejauh ini tidak ada bukti yang menegaskan hipotesis tersebut.
Walau Injil Barnabas "mengakui" kedatangan Islam dan Nabi Muhammad SAW, namun skeptisisme tetap muncul karena kontradiksinya dengan Alquran. "Sebab, sebagian besar studi tentang kitab ini menyatakan Injil Barnabas hanya kembali ke 500 tahun yang lalu. Sementara, Alquran telah ada sejak 1400 tahun silam," demikian tulis Al-Arabiya, Senin (27/2).
Adanya kontradiksi inilah yang menjadi alasan utama mengapa para sarjana Arab mengabaikan terjemahan bahasa Arab Injil tersebut, yang diterbitkan 100 tahun lalu. Sebagaimana diulas secara rinci oleh penulis dan pemikir Mesir, Abbas Mahmoud Al-Akkad.
Dalam sebuah analisis yang ditulisnya pada 26 Oktober 1959 di surat kabar Al-Akhbar, Akkad mengatakan deskripsi neraka dalam Injil Barnabas didasarkan pada informasi yang relatif baru yang tidak tersedia pada saat di mana teks itu seharusnya ditulis. "Sejumlah deskripsi yang tertulis dalam Injil itu merupakan kutipan orang-orang Eropa dari sumber-sumber Arab," ungkapnya.
Seorang pendeta Protestan Ihsan Ozbek mengatakan Injil itu berasal dari abad ke-5 atau ke-6. Sementara Barnabas, yang merupakan pemeluk pertama Kristen hidup pada abad pertama.
"Salinan Injil di Ankara mungkin telah ditulis ulang oleh salah seorang pengikut Barnabas," kata dia. Sebab, lanjutnya, ada jeda 500 tahun antara Barnabas dan penulisan salinan Inkjil. "Umat Islam mungkin akan kecewa bahwa Injil ini tidak ada hubungannya dengan injil Barnabas," ujarnya.
Sementara Profesor Omer Faruk menilai Injil kuno itu perlu ditelusuri lebih lanjut guna memastikan Injil itu dibuat oleh Barnabas atau pengikutnya.
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/12/03/01/m06z68-inilah-isi-injil-barnabas-tentang-kerasulan-muhammad-saw
Selasa, 28 Februari 2012
MANASIK UMROH
Rasulullah Saw bersabda :
“ Suatu Umrah ke umrah berikutnya adalah penghapus dosa-dosa di antara keduanya dan tidak ada imbalan bagi haji mabrur kecuali surga.”
(H.R. Bukhari).
Rasulullah Saw. bersabda,
“ Barangsiapa berangkat ke Baitullah (rumah Allah), kemudian tidak berkata kotor dan tidak berbuat dosa, dia akan terbebas dari dosa-dosanya seperti bayi yang baru dilahirkan ” (Muttafaq ‘Alaih).
Kedua hadits shahih ini menjelaskan bahwa ibadah umrah bisa menjadi penggugur bagi dosa-dosa apabila dilakukan dengan ikhlas dan pelaksanaannya sesuai sunnah Rasulullah Saw. Karena itu, luruskan niat, mantapkan jiwa bahwa kita berumrah benar-benar ingin memenuhi panggilan Allah Swt, benar-benar mau mengabdikan diri kepada-Nya. Jadikanlah umrah sebagai sarana introispeksi diri, perbaikan diri dan sebagai sarana untuk meminta pertolongannya, karena Allah menjanjikan akan mengabulkan segala permintaan hamba-Nya saat di tanah suci apabila permintaan tersebut akan menjadi kebaikan, namun kalau permintaan itu menurut Allah akan menjadi keburukan, maka Allah akan mencatatnya sebagai amal shaleh. Rasulullah Saw bersabda: “Jama’ah haji dan umroh adalah tamu Allah. Allah menyeru mereka, lalu mereka pun menyambut seruannya. Mereka meminta kepada-Nya dan Allah pun akan mengabulkannya” (HR. Bukhari)
Melalui landasan pemahaman di atas, maka pelaksanaan umrah membutuhkan bimbingan (manasik) yang benar dan konprehensif. Ibadah umrah ke baitullah tidak hanya asal berangkat saja, namun ia membutuhkan pemahaman yang benar dalam pelaksanaannya.
Rukun Umrah
Niat Ihram di Miqat
Tawaf
Sa'i
Tahallul
Tertib
Wajib Umrah
Niat Ihram di Miqat
Meninggalkan larangan selama Ihram
TAHAPAN UMRAH :
Berangkat menuju Miqat
Berpakaian dan berniat Ihram di Miqat (Tempat Miqat, al : Bier Ali, Ji'ronah,Tan'im, dsb)
Shalat sunat ihram 2 rakaat jika memungkinkan
Melafazhkan niat Umroh : Labbaik Allahuma Umrotan
Teruskan perjalanan ke Mekah, dengan membaca Talbiah sebanyak-banyaknya dan mematuhi larangan saat ihram
Melakukan Tawaf sebanyak 7 putaran
Melakukan Sa'i antara Bukit Safa - Bukit Marwah sebanyak 7 kali
Tahallul (menggunting rambut)
Ibadah Umroh selesai
Larangan saat Ihram
Tidak boleh memotong dan mencabut rambut, memotong kuku, menggaruk sampai kulit terkelupas atau mengeluarkan darah
Tidak boleh menggunakan parfum, termasuk parfum yang ada pada sabun
Tidak boleh bertengkar
Tidak boleh bermesraan
Tidak boleh berhubungan suami isteri
Tidak boleh berkata yang tidak baik, berkata porno
Tidak boleh menikah atau menikahkan
Tidak boleh berburu atau membantu berburu
Tidak boleh membunuh binatang (kecuali mengancam jiwa), memotong atau mencabut tumbuhan dan segala hal yang mengganggu kehidupan mahluk.
Tidak boleh ber make-up
Pria tidak boleh : memakai penutup kepala, memakai pakaian berjahit dan tidak boleh memakai alas kaki yang menutup mata kaki
Wanita tidak boleh : menutup wajah dan memakai sarung tangan sehingga menutup telapak tangan
Jangan Takabur
Sebelum berangkat ke tanah suci, Pak A mendapat wejangan dari gurunya, agar selama di tanah suci jangan pernah takabur, dan sebaiknya sikap tidak takabur tsb juga tetap dipertahankan sekembalinya dari tanah suci. Beberapa wejangan yang diceritakan oleh sang guru adalah sbb :
Seorang kolonel yang sedang berada di tanah suci, tepatnya di Mina dinasihati temannya agar jangan berjalan sendirian nanti tersesat. Tapi sang kolonel mengatakan bahwa dalam perang kemerdekaan hutan apa saja dijelajahinya dan tidak pernah tersesat.
Setelah beberapa lama dicari, sang kolonel tidak kembali. Baru dua hari setelah itu ia ditemukan di jalan arah ke Jeddah.
Kejadian lain menimpa seorang jamaah yang kehilangan tikar sat sholat di Masjidil Haram.Lalu ia ambil tikar lain yang ditinggalkan oleh pemiliknya, karena ia berpikir itulah sebagai pengganti tikar yang hilang.
Hari itu juga ia kehilangan 250 riyal. Setelah ia berpikir baru ia sadar bahwa ia sudah mengambil tikar yang bukan haknya.
Berada Dalam Genggaman Illahi
Jiwanya bergetar, getaran itu makin mencekam jiwanya manakala ia sudah berdiri tepat di hadapan makam orang yang paling dimuliakan Allah. Ny. Hj. S tidak mampu membuka bibir, padahal hatinya berseru keras. Assalamu'alaika, ya Rasullullah. Assalamu'alaika, ya Habibullah. Sesaat ia terpaku, jiwanya terjerat oleh perasaan yang baru pertama kali hadir dalam hidupnya.
Pengalaman berziarah ke makam Rasulullah saw memberi kesan sangat dalam pada jiwanya. Rasanya ia tidak sanggup melukiskan perasaannya saat itu dengan kata-kata paling indah sekalipun. Pada malam hari itu Ny. Hj. S keluar dari tempatnya menginap di Makkah, demi memenuhi panggilan hati untuk bertawaf dan bersujud di Masjidil Haram dengan ka'bah ditengahnya.
Rasanya tak kunjung terpuaskan rasa rinduku kepada Dzat Yang Mahakasih, sehingga air mataku menetes setiap kali aku mencium Hajar Aswad.Pada saat seperti itu rasanya aku berada dalam genggaman Illahi : aman...., sejuk..... dan penuh berkah......Demikianlah kenangan tak terlupakan dari Hj. S, menceritakan kisah ruhaninya di Baitullah.
Minggu, 26 Februari 2012
U M R A H
Rasulullah Saw bersabda :
“ Suatu Umrah ke umrah berikutnya adalah penghapus dosa-dosa di antara keduanya dan tidak ada imbalan bagi haji mabrur kecuali surga.”
(H.R. Bukhari).
Rasulullah Saw. bersabda,
“ Barangsiapa berangkat ke Baitullah (rumah Allah), kemudian tidak berkata kotor dan tidak berbuat dosa, dia akan terbebas dari dosa-dosanya seperti bayi yang baru dilahirkan ” (Muttafaq ‘Alaih).
Kedua hadits shahih ini menjelaskan bahwa ibadah umrah bisa menjadi penggugur bagi dosa-dosa apabila dilakukan dengan ikhlas dan pelaksanaannya sesuai sunnah Rasulullah Saw. Karena itu, luruskan niat, mantapkan jiwa bahwa kita berumrah benar-benar ingin memenuhi panggilan Allah Swt, benar-benar mau mengabdikan diri kepada-Nya. Jadikanlah umrah sebagai sarana introispeksi diri, perbaikan diri dan sebagai sarana untuk meminta pertolongannya, karena Allah menjanjikan akan mengabulkan segala permintaan hamba-Nya saat di tanah suci apabila permintaan tersebut akan menjadi kebaikan, namun kalau permintaan itu menurut Allah akan menjadi keburukan, maka Allah akan mencatatnya sebagai amal shaleh. Rasulullah Saw bersabda: “Jama’ah haji dan umroh adalah tamu Allah. Allah menyeru mereka, lalu mereka pun menyambut seruannya. Mereka meminta kepada-Nya dan Allah pun akan mengabulkannya” (HR. Bukhari)
Melalui landasan pemahaman di atas, maka pelaksanaan umrah membutuhkan bimbingan (manasik) yang benar dan konprehensif. Ibadah umrah ke baitullah tidak hanya asal berangkat saja, namun ia membutuhkan pemahaman yang benar dalam pelaksanaannya.
Rukun Umrah
Niat Ihram di Miqat
Tawaf
Sa'i
Tahallul
Tertib
Wajib Umrah
Niat Ihram di Miqat
Meninggalkan larangan selama Ihram
TAHAPAN UMRAH :
Berangkat menuju Miqat
Berpakaian dan berniat Ihram di Miqat (Tempat Miqat, al : Bier Ali, Ji'ronah,Tan'im, dsb)
Shalat sunat ihram 2 rakaat jika memungkinkan
Melafazhkan niat Umroh : Labbaik Allahuma Umrotan
Teruskan perjalanan ke Mekah, dengan membaca Talbiah sebanyak-banyaknya dan mematuhi larangan saat ihram
Melakukan Tawaf sebanyak 7 putaran
Melakukan Sa'i antara Bukit Safa - Bukit Marwah sebanyak 7 kali
Tahallul (menggunting rambut)
Ibadah Umroh selesai
Larangan saat Ihram
Tidak boleh memotong dan mencabut rambut, memotong kuku, menggaruk sampai kulit terkelupas atau mengeluarkan darah
Tidak boleh menggunakan parfum, termasuk parfum yang ada pada sabun
Tidak boleh bertengkar
Tidak boleh bermesraan
Tidak boleh berhubungan suami isteri
Tidak boleh berkata yang tidak baik, berkata porno
Tidak boleh menikah atau menikahkan
Tidak boleh berburu atau membantu berburu
Tidak boleh membunuh binatang (kecuali mengancam jiwa), memotong atau mencabut tumbuhan dan segala hal yang mengganggu kehidupan mahluk.
Tidak boleh ber make-up
Pria tidak boleh : memakai penutup kepala, memakai pakaian berjahit dan tidak boleh memakai alas kaki yang menutup mata kaki
Wanita tidak boleh : menutup wajah dan memakai sarung tangan sehingga menutup telapak tangan
Jangan Takabur
Sebelum berangkat ke tanah suci, Pak A mendapat wejangan dari gurunya, agar selama di tanah suci jangan pernah takabur, dan sebaiknya sikap tidak takabur tsb juga tetap dipertahankan sekembalinya dari tanah suci. Beberapa wejangan yang diceritakan oleh sang guru adalah sbb :
Seorang kolonel yang sedang berada di tanah suci, tepatnya di Mina dinasihati temannya agar jangan berjalan sendirian nanti tersesat. Tapi sang kolonel mengatakan bahwa dalam perang kemerdekaan hutan apa saja dijelajahinya dan tidak pernah tersesat.
Setelah beberapa lama dicari, sang kolonel tidak kembali. Baru dua hari setelah itu ia ditemukan di jalan arah ke Jeddah.
Kejadian lain menimpa seorang jamaah yang kehilangan tikar sat sholat di Masjidil Haram.Lalu ia ambil tikar lain yang ditinggalkan oleh pemiliknya, karena ia berpikir itulah sebagai pengganti tikar yang hilang.
Hari itu juga ia kehilangan 250 riyal. Setelah ia berpikir baru ia sadar bahwa ia sudah mengambil tikar yang bukan haknya.
Berada Dalam Genggaman Illahi
Jiwanya bergetar, getaran itu makin mencekam jiwanya manakala ia sudah berdiri tepat di hadapan makam orang yang paling dimuliakan Allah. Ny. Hj. S tidak mampu membuka bibir, padahal hatinya berseru keras. Assalamu'alaika, ya Rasullullah. Assalamu'alaika, ya Habibullah. Sesaat ia terpaku, jiwanya terjerat oleh perasaan yang baru pertama kali hadir dalam hidupnya.
Pengalaman berziarah ke makam Rasulullah saw memberi kesan sangat dalam pada jiwanya. Rasanya ia tidak sanggup melukiskan perasaannya saat itu dengan kata-kata paling indah sekalipun. Pada malam hari itu Ny. Hj. S keluar dari tempatnya menginap di Makkah, demi memenuhi panggilan hati untuk bertawaf dan bersujud di Masjidil Haram dengan ka'bah ditengahnya.
Rasanya tak kunjung terpuaskan rasa rinduku kepada Dzat Yang Mahakasih, sehingga air mataku menetes setiap kali aku mencium Hajar Aswad.Pada saat seperti itu rasanya aku berada dalam genggaman Illahi : aman...., sejuk..... dan penuh berkah......Demikianlah kenangan tak terlupakan dari Hj. S, menceritakan kisah ruhaninya di Baitullah.
Dari berbagai sumber
Rabu, 22 Februari 2012
Nikmat Yang Harus Kita Syukuri
Sedikit sekali orang yang benar-benar kaya,
Sebab Sedikit yang benar-benar memiliki harta, lebih banyak harta yang memiliki mereka.
Sedikit yang tahu memanfaatkan kekayaan dengan benar, lebih banyak yang diperbudak oleh kekayaan.
Sedikit yang hidupnya menjadi bajik dan mulia karena harta, lebih banyak yang karena harta hidup menjadi rusak dan jahat.
Sedikit sekali yang menemukan kebahagiaan dan kedamaian sejati karena harta, lebih banyak yang karena harta jiwa menjadi gelisah, risau dan tak puas..
Sedikit sekali yang hidupnya dikenang dan dihormati karena kekayaan, lebih banyak yang karena kekayaan hidupnya dibenci dan dicaci maki.
Sedikit sekali yang karena kaya lalu mencari kehidupan beriman atau spiritual, lebih banyak yang yang karena kaya lalu menjadi egois dan materialis, melupakan Tuhan atau Dharma
Sedikit sekali yang karena kaya lalu dapat banyak sahabat, Lebih banyak yang karena kaya lalu mendapat banyak penjilat
Sedikit sekali yang karena kaya jadi rendah hati dan bersyukur, Lebih banyak yang karena kaya jadi sombong dan serakah.
Jadilah orang kaya yang memiliki harta, Bukan harta yang memiliki kita…
********************************
MATA adalah jendela utama penghubung antara hati dgn dunia.
Melalui mata, HATI melihat dunia, melalui mata, INFO dunia masuk ke hati.
Kalau kita tidak bisa mengendalikan mata, maka kita tak bisa mengendalikan hati. Sebab pengendalian hati menjadi sia2 bila tidak diikuti dgn pengendalian indera (mata).
Kalau kita tidak bisa menjaga mata, maka kita tak pernah bisa menikmati ketenangan dan kedamaian hati. Pikiran kita kalut, keinginan kita tak terkendali, perasaan kita kacau. Sebab sampah dunia memenuhi hati kita.
JAGALAH MATA, pilihlah apa yg baik, benar dan bermanfaat untuk dilihat dan apa yg tidak. KUASAILAH MATA atau mata akan menguasai dan memperbudak hati dan pikiran kita.
*******************************
Kehidupan tidak menuntut kita untuk selalu sampai ke puncak. Kehidupan hanya meminta kita melakukan yang terbaik yang dapat kita lakukan pada setiap tahap pengalaman.
Kehidupan memberi kita kesempatan setiap hari untuk mengembangkan segenap kemampuan dan potensi yang kita miliki hingga ke puncak.
Keberhasilan adalah meraih bagian tertinggi yang ada dalam diri kita. Dimanakah bagian tertinggi itu? Ketika kita memberi yang terbaik yang kita miliki disitulah bagian tertinggi, disitulah keberhasilan!
Kita tidak perlu membandingkan pencapaian kita dengan orang lain. Setiap orang memiliki bagian tertinggi yang berbeda. Bagian tertinggi yang kita miliki boleh jadi adalah bagian terendah orang lain.
Namun tolok ukur keberhasilan ada dalam diri kita masing-masing yaitu apakah Anda telah memberikan yang terbaik yang Anda miliki!
Bagian terbaik yang Anda berikan adalah bagian terindah yang akan menjadi kebahagiaan dan kemuliaan hidup Anda!
Orang yang telah memberikan yang terbaik untuk kebahagiaan orang banyak akan menikmati kedamaian dan sukacita nurani yang tak berkesudahan…
Anda tidak perlu bersusah hati dengan penilaian orang tapi bersusah hatilah karena Anda tak pernah berupaya memberi yang terbaik yang dapat Anda lakukan.
Walaupun apa yang anda lakukan bukanlah yang Terbaik dalam penilaian orang lain, Tetapi anda selalu mencoba untuk mempunyai niat yang baik dalam apa yang anda lakukan demi sebuah kebaikan
Menjadi baik , bukan harus menjadi yang Terbaik, Yang terpenting adalah niat baik dalam kebaikan yang dilakukan
Dalam kebaikan, tidaklah perlu untuk menjadi Terbaik.
Terbaik atau bukan Yang Terbaik , tidaklah menjadi hal penting lagi
Bila dalam apa yang dilakukan hanya semata-mata niat baik saja !
***************************************
Jangan pernah risaukan NIKMAT yg belum kita MILIKI, Tapi risaulah atas NIKMAT yang belum kita SYUKURI
Terkadang Allah SWT menganugerahkan NIKMAT melalui MASALAH & memberi MASALAH melalui NIKMAT
Semoga apa yang kita TERIMA hari ini merupakan NIKMAT dari Allah SWT untuk kita SYUKURI .. !!
Sebab Sedikit yang benar-benar memiliki harta, lebih banyak harta yang memiliki mereka.
Sedikit yang tahu memanfaatkan kekayaan dengan benar, lebih banyak yang diperbudak oleh kekayaan.
Sedikit yang hidupnya menjadi bajik dan mulia karena harta, lebih banyak yang karena harta hidup menjadi rusak dan jahat.
Sedikit sekali yang menemukan kebahagiaan dan kedamaian sejati karena harta, lebih banyak yang karena harta jiwa menjadi gelisah, risau dan tak puas..
Sedikit sekali yang hidupnya dikenang dan dihormati karena kekayaan, lebih banyak yang karena kekayaan hidupnya dibenci dan dicaci maki.
Sedikit sekali yang karena kaya lalu mencari kehidupan beriman atau spiritual, lebih banyak yang yang karena kaya lalu menjadi egois dan materialis, melupakan Tuhan atau Dharma
Sedikit sekali yang karena kaya lalu dapat banyak sahabat, Lebih banyak yang karena kaya lalu mendapat banyak penjilat
Sedikit sekali yang karena kaya jadi rendah hati dan bersyukur, Lebih banyak yang karena kaya jadi sombong dan serakah.
Jadilah orang kaya yang memiliki harta, Bukan harta yang memiliki kita…
********************************
MATA adalah jendela utama penghubung antara hati dgn dunia.
Melalui mata, HATI melihat dunia, melalui mata, INFO dunia masuk ke hati.
Kalau kita tidak bisa mengendalikan mata, maka kita tak bisa mengendalikan hati. Sebab pengendalian hati menjadi sia2 bila tidak diikuti dgn pengendalian indera (mata).
Kalau kita tidak bisa menjaga mata, maka kita tak pernah bisa menikmati ketenangan dan kedamaian hati. Pikiran kita kalut, keinginan kita tak terkendali, perasaan kita kacau. Sebab sampah dunia memenuhi hati kita.
JAGALAH MATA, pilihlah apa yg baik, benar dan bermanfaat untuk dilihat dan apa yg tidak. KUASAILAH MATA atau mata akan menguasai dan memperbudak hati dan pikiran kita.
*******************************
Kehidupan tidak menuntut kita untuk selalu sampai ke puncak. Kehidupan hanya meminta kita melakukan yang terbaik yang dapat kita lakukan pada setiap tahap pengalaman.
Kehidupan memberi kita kesempatan setiap hari untuk mengembangkan segenap kemampuan dan potensi yang kita miliki hingga ke puncak.
Keberhasilan adalah meraih bagian tertinggi yang ada dalam diri kita. Dimanakah bagian tertinggi itu? Ketika kita memberi yang terbaik yang kita miliki disitulah bagian tertinggi, disitulah keberhasilan!
Kita tidak perlu membandingkan pencapaian kita dengan orang lain. Setiap orang memiliki bagian tertinggi yang berbeda. Bagian tertinggi yang kita miliki boleh jadi adalah bagian terendah orang lain.
Namun tolok ukur keberhasilan ada dalam diri kita masing-masing yaitu apakah Anda telah memberikan yang terbaik yang Anda miliki!
Bagian terbaik yang Anda berikan adalah bagian terindah yang akan menjadi kebahagiaan dan kemuliaan hidup Anda!
Orang yang telah memberikan yang terbaik untuk kebahagiaan orang banyak akan menikmati kedamaian dan sukacita nurani yang tak berkesudahan…
Anda tidak perlu bersusah hati dengan penilaian orang tapi bersusah hatilah karena Anda tak pernah berupaya memberi yang terbaik yang dapat Anda lakukan.
Walaupun apa yang anda lakukan bukanlah yang Terbaik dalam penilaian orang lain, Tetapi anda selalu mencoba untuk mempunyai niat yang baik dalam apa yang anda lakukan demi sebuah kebaikan
Menjadi baik , bukan harus menjadi yang Terbaik, Yang terpenting adalah niat baik dalam kebaikan yang dilakukan
Dalam kebaikan, tidaklah perlu untuk menjadi Terbaik.
Terbaik atau bukan Yang Terbaik , tidaklah menjadi hal penting lagi
Bila dalam apa yang dilakukan hanya semata-mata niat baik saja !
***************************************
Jangan pernah risaukan NIKMAT yg belum kita MILIKI, Tapi risaulah atas NIKMAT yang belum kita SYUKURI
Terkadang Allah SWT menganugerahkan NIKMAT melalui MASALAH & memberi MASALAH melalui NIKMAT
Semoga apa yang kita TERIMA hari ini merupakan NIKMAT dari Allah SWT untuk kita SYUKURI .. !!
Filosofi Golf VS Bola Golf
Menurut kebanyakan orang, Golf dianggap jenis olahraga permainan kelas atas. Bahkan sekarang GOLF bukan hanya sebagai permainan saja melainkan sudah menjadi gaya hidup yang tidak bisa dilewatkan begitu saja.
Kata Bro Amrie yang jago Golf, tantangan di lapangan golf memang mengasyikan. Dengan dukungan hamparan rumput hijau dan panorama alam terbuka yang segar, bermain golf mampu menepis semua lelah… padahal abis main golf cape bgt apalgi kalo ga pake Car….hahahaha
Ada beberapa pandangan yang mengangap bahwa golf merupakan sarana efektif untuk kegiatan bisnis. Golf di Indonesia tidak dipersepsikan hanya sebagai olahraga untuk menyehatkan badan saja melainkan sudah menjadi sarana entertaintment, bersosial untuk para pecinta golf dan lahan cari duit…. Bukan begitu Bro Amrie ?
Kata orang Golf salah satu olahraga yang cukup sopan, karena pemain harus SABAR bergantian memakai hole yang ada dengan pemain lainnya , dan dibalik keindahan rumput nya terdapat hal penting yang harus diketahui yoleh para Golfer yaitu jenis rumputnya.
Dulu bola golf terbuat dari kayu. Lalu, pada awal Abad XVII dibuat dari kulit dengan bagian dalamnya diisi serpihan bulu angsa. Lalu terbuat dari getah karet keras sehingga menghasilkan bola golf yang bulat dan permukaannya licin.
Menjelang akhir Abad XIX , permukaan bola golf dibuat ber-TEKSTUR / PROFIL untuk mengadopsi karakter bulu angksa, sehingga berharap bisa melayang jauh seperti burung ketika dipukul. Namun seratus tahun lalu, profil itu dibuat menjadi lekukan-lekukan (dimples).
Lekukan bola golf ternyata memiliki FILOSOFI WISDOM yg dalam maknanya. Lekukan2 itu ibarat tantangan kehidupan, yang berupa kegagalan, kejenuhan, keputusasaan, kesusahan, dan lainnya. Kita bisa lebih cepat sukses manakala mampu mengatasi "lekukan-lekukan", atau berbagai tantangan hidup. Dengan adanya ratusan lekukan di permukaannya bola golf bisa bergerak lebih cepat dan lebih jauh dari bola licin. Luar biasa....
FILOSOFI bola golf bisa kita pakai sebagai PENGUAT manakala harus menghadapi setiap tantangan yg muncul, kita tidak cepat menyerah ketika cobaan berat datang. Juga, tetap tegar dan mantap dalam memperjuangkan apa yg menjadi cita2 kita!
Bagi saya yang keturunan orang sunda, GOLF menjadi GOLP = Game Of Life Philosophy ………….. hahahaha beda tipis gapapa kan ?
Golf bukan hanya sekedar olah raga, namun dalam permainan ini juga mengandung filosofi hidup, cara pandang hidup!
Dunia Golf adalah dunia selingkuh,,,,,, Tiger Woods berselingkuh dengan belasan wanita dan dua di antaranya bintang film porno!!!
Padahal Tiger Woods, adalah pegolf kalem yang sebelumnya dikenal sebagai seorang yang cinta keluarga….
Skandal yang baru terungkap pada akhir November tahun lalu, telah mengguncang dunia pergolfan terutama para penggemar golf (termasuk saya ) .
Jadi sekarang kalo mau main golf bilangnya sama istri mainnya di Halim ll (caddynya rata2 laki2 tua lagi), padahal saya mainnya di Halim lll alias Royale ….caddy nya cantik2
Cihuyyy….
*************************
Di dalam permainan Golf tidak ada musuhnya kecuali diri kita sendiri, artinya masalah kehidupan seperti kejenuhan, kegagalan, penderitaan dsb, hanya diri kita sendiri yang mampu menyelesaikannya dengan bantuan lain tentunya.
Filosofi main golf mempunyai makna kesabaran dan bagaimana permainan itu bisa diselesaikan sesuai dengan harapan kita. Sabar yang dimaksud adalah meninggalkan segala macam pekerjaan yang digerakkan oleh HAWA NAFSU, tetap pada pendirian agama yang bertentangan dengan kehendak hawa nafsu, semata - mata karena menghendaki kebahagiaan dunia dan akhirat. Jadi Sabar nya adalah sabar sebelum taat, sabar melaksanakan taat dan sabar setelah taat. Sabar sebelum taat, ialah niat yang ikhlas, tujuan yang benar, merasa berkewajiban atas keyakinan agama dalam menerima peraturan berupa perintah atau larangan., Sabar melaksanakan taat, ialah melaksanakan kewajiban sampai selesai, berkala atau terus menerus dengan penuh tanggungjawab dan kesungguhan, Sabar setelah taat, ialah tidak merasa bangga dengan selesainya pekerjaannya, tidak iri hati atau kekurangan atau kelebihan orang lain, tidak ria’ untuk dikagumi hasil usahanya.
Karena golfer itu manusia yang didominasi oleh Hawa nafsu, maka di dalam permainan golf banyak terjadi perjudian, perselingkuhan, persekongkolan, ketidak jujuran untuk membuat keuntungan dirinya sendiri/kelompoknya, dsb, makanya ada istilah sekarang
Dunia Golf adalah dunia selingkuh. Hal ini disebabkan oleh Tiger Woods yang berselingkuh dengan belasan wanita dan dua di antaranya bintang film porno, padahal tadinya Tiger Woods terkenal sebagai pegolf kalem yang cinta keluarga…
Demikian bro, semoga ada manfaatnya.
Sumber : Millist ITB 77 tgl 6 januari 2011, ('itb77@bhaktiganesha.or.id'), Hilman Muchsin [hilman@translingkar.co.id]
Senin, 20 Februari 2012
Do'a dan Dzikir Pelita Hati, Cahaya Bumi dan Langit.
Bagi orang yang beriman do’a dan dzikir mempunyai beberapa makna, sebagai media kepada Allah swt. untuk memohon sesuatu, sebagai pengakuan atas kemaha -kuasaan Allah atas segala ciptaanNya, sebagai senjata dan tiang agama bahkan sebagai cahaya hati, cahaya bumi dan langit.
Apabila kita cermati dengan seksama, semua do’a dan dzikir yang terdapat dalam kitab suci Al Qur’an atau yang diajarkan Rasulullah saw. selalu dirangkai dengan nilai-nilai ukhrawi, nilai-nilai keakhiratan, walaupun yang dimohonkan berisi hal-hal yang bersifat duniawi. Do’a yang langsung kita sampaikan, rangkaian kalimatnya tersusun sesuai selera masing-masing, biasanya bernada permohonan horisontal semata, seperti kesehatan, diberi keturunan, sekolah, karir kerja, jodoh, rejeki dan semacamnya. Hampir semuanya bersifat jangka pendek, kurang terasa nafas ukhrawinya dan disisipi desakan agar disegerakan pemenuhannya. Insya Allah akan dipenuhi semuanya di dunia ini atau sebagai simpanan kebajikan di akhirat nanti.
Perhatikan salah satu do’a yang diajarkan Rasulullah saw. kepada pengikutnya, sebagai berikut: "Ya Allah, aku mohon kesehatan dalam keimanan, keimanan dalam keindahan akhlak, kemenangan yang disertai keberuntungan, rahmat dari sisimu, keselamatan dan pengampunan, serta keridhaan dari sisiMu" (HT ath-Thabrani dan al-Hakim)
Disini nampak substansi permohonan dengan makna ganda yang bersasaran kebutuhan jangka pendek dan kebutuhan masa depan, nilai-nilai duniawi dan ukhrawi seperti ‘kesehatan dalam keimanan’, ‘keselamatan dalam pengampunan’, ‘rahmat dan keridhaan dari sisiMu’.
Berikut ini contoh do’a yang tercantum dalam Al Qur’an, dimana kelihatan sekali dimensi ukhrawi diatas kehendak yang bersifat duniawi:
"Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat. Ya Tuhan perkenankanlah do’aku. Ya Tuhanku ampunilah aku dan kedua ibu bapaku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (Hari Kiamat) (Surat Ibrahim ayat 40 - 41).
Dzikrullah berarti mengingat Allah, termasuk didalamnya berdo’a, membaca al Qur’an, tasbih, tahmid, takbir, tahlil dan istighfar. Diartikan pula sebagai ibadah dalam arti yang lebih spesifik seperti do’a dan bacaan shalat serta do’a dan bacaan manasik haji. Dengan do’a dan dzikir timbul harapan, hati menjadi lebih tenang karena cahaya memancar dari keyakinan iman di kalbu, bahkan do’a dan dzikir yang sarat dengan nuansa ukhrawi cahayanya bersinar menerangi bumi dan langit.
Rasulullah saw. bersabda:
“Do’a itu senjata orang yang beriman dan tiangnya agama, serta cahaya langit dan bumi”. (Hadis Riwayat Hakim dan Abu Ya’la).
Tempat – tempat yang teramat tinggi dan teramat luas di langit.
Tingkatan tempat-tempat yang berlapis-lapis, jumlahnya banyak sekali,letaknya teramat tinggi di langit (ruang angkasa) dalam kitab suci Al Qur’an disebut Al Ma’arij. Salah satu lapisan tempat tersebut disebut Sidratul Muntaha dimana Nabi Muhammad saw. dari Baitul Maqdis naik ke tempat(maqam) langit yang paling tinggi
dalam peristiwa besar“Isra’ Mi’raj”
Dalam Surat An Najm ayat 13 s/d 18, Allah swt. berfirman:
“Dan sesungguhnya dia (Nabi Muhammad saw.) telah melihatnya (Malaikat Jibril) disuatu waktu yang lain”.
“(Yaitu) di Sidratil Muntaha”.
“Disisinya ada sorga tempat tinggal ( Jannatul Ma’waa)”
“Ketika Sidratil Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputi”
“Penglihatan (Nabi Muhammad saw.) tidak berpaling dan tidak (pula) melampaui batas”
“Sesungguhnya dia telah melihat sebagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar”.
Jarak antara tempat malaikat (Jibril) dengan tempat menghadap kepada Allah swt. sangat jauh yakni lima puluh ribu tahun cahaya, dimana dalam surat Al Ma’arij ayat 4, Allah swt. berfirman:
“Ta’rujul malaa-ikatu warruuhu ilaihi fii yaumin kaana miqdaaruhuu khamsiina alfa sanah(tin)”.
“Malaikat dan Roh (Jibril) naik (menghadap) kepadaNya dalam sehari, yang kadarnya lima puluh ribu tahun”.
Andaikata kita ingin mengetahui jarak yang ditempuh oleh Malaikat dan Jibril dalam sehari tersebut, bila menggunakan pesawat yang kecepatannya sama dengan kecepatan cahaya, dengan asumsi 50.000 tahun itu adalah 50.000 tahun cahaya, maka perhitungan jarak jauhnya = 50.000 tahun X 180.000 mil per detik, atau 50.000 tahun X (180.000X1,6) km. Tak terbayangkan betapa cepat pergerakan para malaikat dalam melaksanakan tugas yang diamanahkan Allah swt. kepada mereka. Dengan melihat perkembangan teknologi pendeteksian benda-benda ruang angkasa dan pergeserannya yang kita anggap demikian maju dan cepat perkembangannya, rasanya tetap tidak mungkin pada suatu ketika dimasa depan manusia dapat mengukur atau mendeteksi kecepatan pergerakan malaikat dan berapa besar energi yang dibutuhkan untuk merancang program pembuatan pesawat yang mampu menyamai atau menyerupainya.
Cahaya yang dipancarkan oleh bintang-bintang dilangit pada malam hari membutuhkan waktu bertahun-tahun bahkan ada yang ribuan tahun untuk sampai ke bumi dan kita nikmati keindahannya serta dimanfaatkan sebagai petunjuk arah navigasi di lautan dan di tengah padang pasir. Berbeda-beda berapa ribu tahun cahaya jarak masing-masing bintang dengan tempat kita berdiri. Mungkin tanpa kita sadari, diantara bintang-bintang itu pada saat kita melihatnya pada satu titik koordinat tertentu, sudah tidak berada ditempat tersebut atau bahkan sudah habis hangus terbakar hingga musnah, tapi keindahan cahayanya masih dapat dinikmati. Subhanallah, Allahu Akbar.
Surat Al Ma’arij ayat 40, berbunyi:
“Falaa uqsimu birabbil masyaariqi walmaghaaribi innaa laqaadiruun(a)”.
“Maka Aku bersumpah dengan Tuhan pemelihara timur dan barat, sesungguhnya Kami Maha Kuasa”.
Para ahli tafsir menafsirkan masyaariqi walmaghaaribi sebagai seluruh alam jagad raya yang maha luas, sehingga bila kita menggunakan pesawat yang kecepatannya sama dengan kecepatan cahaya 180.000 mil per detik (pesawat semacam ini belum ada), maka dari satu titik kita berangkat mengelilinginya dan kembali ke titik asal, menurut seorang ahli fisika akan membutuhkan waktu > 2.000.000 tahun (lebih dari dua juta tahun). Hal ini menunjukkan kemaha luasan yang maha tinggi dari kekuasaan Allah Yang Maha Suci dan Maha Besar, sesuatu yang tidak mungkin dijangkau oleh intelegensia akal manusia meskipun dibantu dengan perlengkapan teknologi informasi digital dan nano-technology yang mutakhir sekalipun.
Dalam Al Qur’an juga ada disebutkan adanya tempat teramat tinggi yang tak terhingga jaraknya dilangit yang bernamaarasy yang berarti singgasana atau takhta Tuhan. Abu asy-Syaikh meriwayatkan hadis dari asy-Sya’bi, Rasulullah saw. bersabda:
“Arasy itu terbuat dari batu permata merah (yakut). Satu malaikat diantara malaikat memandang arasy dan keagungannya. Kemudian Allah memberi wahyu kepada malaikat itu ‘Sesungguhnya Aku telah menjadikan engkau memiliki kekuatan setara dengan tujuh ribu malaikat. Setiap malaikat itu memiliki tujuh puluh ribu sayap maka terbanglah engkau’. Lalu terbanglah malaikat itu dengan kekuatan dan sayap yang diberikan Allah itu ke arah mana saja yang dikehendaki Allah. Kemudian malaikat itu berhenti dan memandang ke arah arasy; ia merasakan seakan tidak beranjak dari tempat terbangnya semula. Ini menunjukkan betapa besar dan luasnya arasy Allah itu”.
Terdapat beberapa ayat dalam Al Qur’an yang menyebutkanarasy dengan segala ketinggian, keluasan sebagai sifat yang dimilikinya yakni bersifat fisik materiil. Namun bagi golongan Muktazilah kata-kataarasy di dalam Al Qur’an itu harus ditafsirkan kembali dan harus dipahami sebagai makna metaforis (majasi). Arasy bukanlah fisik/materiil karena ia tempat bersemayamnya Tuhan yang immateriel: arasy harus diartikn sebagai kemahakuasaan Tuhan. Sedangkan golongan Asy’ariyah berpendapat, karena Al Qur’an menyebutkn adanya arasy dalam arti takhta atau singgasana , maka harus diyakini keberadaannya. Akn tetapi bagaimana wujud takhta atau singgasan Tuhan itu, akal manusia yang mempunyai keterbatasan tidak akan mampu mendefinisikan bagaimana bentuknya. Golongan ini membatasi diri dengan bila kayf (tanpa definisi). (Ensiklopedi Islam).
Surat Yunus ayat 3 berbunyi:
“Sesungguhnya Tuhanmu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam diatas ‘Arasy untuk mengatur segala urusan. Tidak seorangpun yang memberi syafa’at kecuali sesudah idzinNya. Demikian itulah Allah, Tuhanmu, maka sembahlah Dia. Apakah kamu tidak mengambil pelajaran?”
Surat Al Mu’minun ayat 86 dan 87 berbunyi:
“Katakanlah: Siapakah yang memelihara langit yang tujuh ini dan (siapakah) yang
memelihara Arasy yang besar ini?”
“Mereka akan mengatakan: Kepunyaan Allah. Katakanlah: Maka apakah kamu tidak
bertakwa?”
Surat An Naml ayat 26 berbunyi:
“Allahu laa ilaaha illaa huwa rabul ‘arsyil ‘azhiim(i)”.
“Allah, tidak ada Tuhan (yang disembah) kecuali Dia. Tuhan ‘Arasy yang besar”.
Malaikat mendo’akan orang-orang mukmin dan menyambutnya di pintu sorga.
Sungguh beruntung hamba-hamba Allah yang selalu berusaha meningkatkan ketakwaannya dengan menjahui larangan dan memenuhi perintahNya, senantiasa berikhtiar memelihara dan memperkuat keimanannya. Semuanya demi kepentingan dan keberuntungan manusia sendiri, bila dia berdo’a dan berdzikir itu adalah untuk kebaikannya sendiri, bila dia beramal soleh yang membawa manfaat bagi dirinyaatau orang lain, hakekatnya adalah untuk membawanya pada kehidupan yang tenang, tenteram serta bahagia di dunia dan balasan keberuntungan diakhirat kelak.
Malaikat-Malaikat yang memikul ‘Arsy dan Malaikat yang di sekelilingnya, mereka bertasbih dengan memuji Tuhan mereka dan mereka beriman kepadaNya, dan mereka memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (dengan mengucapkan): “Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu(Mu) meliputi segala sesuatu, mak ampunilah orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalanMu dan peliharalah mereka dari azab neraka yang menyala-nyala”. (Surat Al Mukmin ayat 7).
“Ya Tuhan kami, masukkanlah mereka ke dalam sorga ‘Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang yang saleh di antara bapak-bapak mereka dan isteri-isteri mereka dan keturunan mereka. Sesungguhnya Engkaulah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (Surat Al Mukmin ayat 8).
“Dan peliharalah mereka dari kejahatan-kejahatan, dan orang yang Engkau pelihara dari kejahatan-kejahatan pada hari itu, maka sesungguhnya Engkau telah merahmatinya, dan demikian itulah keuntungan yang besar”. (Surat Al Mukmin ayat 9).
Malaikat adalah mahluk langit yang mengabdi semata-mata kepada Allah swt., bersifat ghaib, diciptakan dari nur (cahaya). Mereka melaksanakan kewajibannya masing-masing dengan penuh ketaatan, mulai dari mencatat amal manusia, mencabut nyawa hingga mengelilingi arasy. Islam mengajarkan tidak ada satu malaikatpun yang dapat menjadi perantara atau mencampuri hubungan manusia dengan Allah swt.
Jumlah malaikat banyak sekali, tidak dapat diketahui secara pasti, seperti malaikat yang diturunkan pada bulan Ramadhan dan malaikat yang hadir pada majelis saat berkumpulnya sekumpulan orang yang menuntut ilmu, tidak disebutkan jumlahnya.
Dan orang-orang yang bertakwa, mukminin dan mukminat mendapat sambutan penuh kebahagiaan oleh Malaikat penjaga pintu sorga, sesuai bunyi surat Az Zummar ayat 73 dan 74: “Dan digiringlah orng-orang yng bertakwa kepada TuhanNya ke sorga berbondong-bondong, sehingga apabila mereka sampai ke sorga itu dan dibukalah pintu-pintunya, dan berkatalah penjaga-penjaganya kepada mereka: Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu, berbahagialah kamu, maka masukilah sorga itu dalam keadaan kekal”. “Dan mereka berkata: ‘Segala puji bagi Allah yang telah memenuhi janjiNya kepada kami, dan telah mewariskan bumi ini kepada kami, kami menempati sorga dimana saja yng kami kehendaki. Maka (sorga itulah) sebik-baik balasan orang-orang yang beramal”.
Allah swt. pasti akan memenuhi janjiNya kepada hamba-hamba yang beriman dan mentaati perintahNya, maka segala do’a nya akan dikabulkan, sesuai dengan firmanNya dalam Surat Al Baqarah ayat 186: “Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka (katakanlah) bahwasanya Aku adalah dekat. Aku kabulkan permohonan yang mendo’a apabila dia berdo’a kepadaKu. Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepadaKu, agar mereka selalu dalam kebenaran”.
Sebagai perlakuan istimewa bagi mukminin yang berdo’a di malam hari pada saat shalat tahajjud, Allah swt. turun ke langit bumi untuk mengabulkan do’a, memenuhi permintaan dan mengampuni dosa-dosa mereka, sesuai sabda Rasulullah saw.:
“Bila telah lewat sebagian malam atau dua pertiganya, akan turun ke langit dunia Allah Yang Maha Memberkati dan Maha Tinggi, lalu berfirman: ‘Tak ada seorangpun yang meminta pasti dia akan Kuberi, tak ada seorangpun yang berdo’a pasti dia akan dikabulkan, tak ada seorangpun yang mohon ampun pasti dia akan Kuampuni’. Sehingga tiba waktu shubuh (Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim).
Mensyukuri do’a yang diijabah.
Setiap muslim harus bersikap optimis dalam mengharapkan ijabah atas do’a yang di mohonkannya, dan yakin bahwa Allah akan mengabulkannya, apabila persyaratan yang diperlukan sudah dipenuhi, apabila dia telah ridho Allah sebagai Tuhannya, Islam sebagai agamanya, Al Qur’an sebagai imamnya dan Muhammad saw. sebagi Nabi dan Rasulnya.
Setiap hari kalimah yang diikrarkan:
“Rodhitu billahi rabban, wabil islami dinan, wabil qur’ani imaman, wabi muhammadin nabiyyan wa rasulan”.
Menurut Rasulullah saw. do’a yang paling didengar Allah swt. adalah do’a di tengah malam (sesudah shalat Tahajjud) dan setelah shalat fardhu. Dan yang menginginkan do’anya dipenuhi Allah ketika dalam kesulitan, hendaklah dia memperbanyak do’a di waktu lapangnya. Jarak yang paling dekat antara seorang hamba dengan Tuhannya ialah ketika sujud, karenanya hendaklah memperbanyak do’a diwaktu sujud. Do’a yang utama diawali dengan asma’ul husna, istighfar, shalawat, dan disampaikan dengan rendah hati melalui suara yang lembut.
Apabila do’a dikabulkan, orang beriman akan sujud syukur dan segera menyadari bahwa semua tambahan ni’mah dunia pada hakekatnya adalah bertambah panjangnya deretan amanah yang harus dipertanggung jawabkan didepan mahkamah peradilan yaumal qiyamah. Semakin mampu seseorang mengemban banyak amanah di atas titian siratal mustaqim, semakin besar kebajikan yang disimpan, semakin besar peluang baginya memasuki pintu surgawi menuju kebahagiaan hakiki yang abadi. Tapi semakin tidak mampu dia memikul setumpuk tanggung jawab yang dahulu sewaktu di dunia direnggutnya dengan penuh nafsu yang tak terkendali, akan terjatuh dia dari titian, dengan membawa catatan amal di tangan kirinya. Naudzubillah min dzalika.
Orang beriman akan menyikapi berbagai problema hidup dengan tawakal, keluasan pandangan dan penuh kebijaksanaan, dia menafsirkan kesulitan, permasalahan dan resiko sebagai jawaban atas permohonannya sewaktu berdo’a, berikut ini tutur katanya yang indah dan memikat:
My Prayer(Do’a ku)
I asked for strength,
(Aku mohon kekuatan),
And Allah gave me difficulties to make me strong.
(Dan Allah memberiku kesulitan agar aku menjadi kuat),
I asked for wisdom,
(Aku mohon kebijaksanaan),
And Allah gave me problems to solve.
(Dan Allah memberiku masalah untuk diselesaikan),
I asked for prosperity,
(Aku mohon kecukupan),
And Allah gave me brain and strength to work.
(Dan Allah memberiku otak dan tenaga untuk bekerja),
I asked for courage,
(Aku mohon keberanian),
And Allah gave me danger to overcome.
Dan Allah memberiku bahaya/resiko untuk diatasi)
I asked for love,
(Aku mohon kasih sayang),
And Allah gave me troubled people to help.
(Dan Allah memberiku orang yang dalam kesulitan untuk ditolong)
I asked for favour, (Aku mohon kemurahan), And Allah gave me opportunities. (Dan Allah memberiku kesempatan-kesempatan)
I received nothing I wanted.
(Aku tidak menerima apa-apa dari yang kuinginkan),
I received everything I needed.
(Aku menerima segalanya dari yang kubutuhkan) My Prayer has been answered. (Do’aku telah diijabah).( Al Muslim ).
Sinyal SMS sepanjang jalan.
Dalam menapaki jalan kehidupan manusia dibekali dengan petunjuk jalan dan denah menuju kehadiratNya. Kitab suci terakhir, Al Qur’anul Karim diturunkan dari langit sebagai pembeda yang hak dengan yang batil, sebagai cahaya yang menerangi jalan kebenaran dan sebagai konfirmasi rahmatan lil alamiin. Disamping itu ummat Islam diberi banyak contoh dan teladan dan petunjuk pelaksanaan ajaran yang terdapat dalam Al Hadith. Bahkan dianjurkan untuk membaca fenomena dan peristiwa di bumi dan alam raya, yang terjadi pada masa lalu dan sekarang, untuk ditarik hikmah dari kejadian agar manusia sadar atas kekeliruan yang pernah dibuat oleh pendahulunya serta teladan dari kebaikan dan manfaat kebajikan yang dipertunjukkan oleh manusia dan alam sekelilingnya.
Karena kasih sayangNya kepada mahluk manusia, di sepanjang jalan yang ditempuh, Allah swt. senantiasa mengirim sinyal SMS (‘short messages from sky’) kedalam hati nurani hambanya agar tidak sesat jalan dan tidak keliru memilih dalam mengambil keputusan untuk melangkah ke depan. Sinyal ini meskipun akan banyak menolong manusia dalam memilih alternatif jalan tatkal sampai di persimpangan, tidak sedikit yang mengabaikannya apalagi berusaha mencoba mengartikan makna pesan yang terdapat didalamnya, sesuai bunyi surat Al A’raaf ayat 179: “Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka jahanam kebanyakan dari jin dan manusia. Mereka mempunyai hati, (tetapi) tidak (dipergunakan) untuk memahami ayat-ayat Allah ……”
Dan surat Asy Syamsi ayat 8 dan 9 berbunyi: “Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan (jiwa)nya “- “Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotori (jiwa)nya”.
Menurut seorang ahli filsafat Pitirim A. Sorokin ada tiga bentuk kebenaran yakni penginderaan, rasional dan intuitif. Kebenaran yang paling mendasar, paling penting, dan paling mendalam adalah kebenaran intuitif. Intuisi, kata Sorokin adalah fondasi paling penting bagi pemahaman kita atas etika, atas hal-hal yang baik dan berharga dalam hidup. Apabila dikembangkan secara aktif , intuisi akan memperluas dan mempertinggi kecerdasan emosional dan merupakan sumber utama pengetahuan pribadi.
Bagi seorang mukmin pengembangan intuisi secara aktif diaktualisasikan dalam bentuk sibghah atau pewarnaan diri dengan lingkungan yang kondusif untuk beribadah dan beramal, untuk menempuh hidup yang Islami dalam semua aspeknya. Berusaha terus menerus untuk memahami ayat-ayat Al Qur’an secara tekstual dan kontekstual merupakan salah satu usaha untuk mempertajam kepekaan penerimaan dan penafsiran tanda-tanda (sinyal) oleh hati nurani, sehingga tercapai kestabilan dan keselamatan diatas jalan kehidupan yang diridhoiNya.
Selain itu sensitifitas hati nurani perlu terus ditingkatkan melalui do’a permohonan yang terangkai dengan keimanan, keyakinan yang benar, dan amal soleh, sesuai tuntunan Rasulullah saw.:
“Allahumma inna nas’aluka imanan daiman”
(Yaa Allah sesungguhnya kami mohon kepadaMu keimanan yang berkelanjutan)
“ Wa nas’aluka qalban khasi’an”
(Dan sesungguhnya kami mohon kepadaMu hati yang khusuk)
“Wa nas’aluka yakinan shadiqan”
(Dan sesungguhnya kami mohon kepadaMu keyakinan yang benar)
“Wa nas’aluka amalan shalihan” (Dan sesungguhnya kami mohon kepadaMu amal yang saleh).Aamiin.
Ajaran Islam menghendaki pemahaman dan penghayatan yang kaffah, menyeluruh, tidak parsial, tidak dipilih-pilih mana yang disukai sesuai keinginan hati, sehingga tuntunan do’a pun meliputi keseluruhan aspek kehidupan yang komprihensip dunia-akhirat. Permohonan do’a yang diajarkan Nabi Muhammad saw. berikut ini, sesuai dengan berbagai kondisi, waktu dan kebutuhan serta mampu menghidupkan cahaya hati nurani:
“Allahumma inna nas’aluka salamatan fid diini” –Ya Allah sesungguhnya kami mohon kepadaMu keselamatan Agama (Islam)
“Wa ‘afiyatan fil jasadi” – Dan kesehatan jasmani
“Wa ziyaadatan fil ‘ilmi” – Dan tambahan ilmu
“Wa barakatan fir rizqi” – Dan rizki yang barokah –
“Wa taubatan qablal mauti” – Dan taubat sebelum mati –
“ Wa rahmatan ‘indal mauti” – Dan rahmat ketika mati
“Wa maghfiratan ba’dal mauti” – Dan ampunan sesudah mati
“Allahumma hawwin ‘alainaa fii sakaraatil mauti” – Ya Allah mudahkanlah kami pada saat sakaratul maut –
“Wannajaata minan naari” – Dan lepaskanlah kami dari api neraka
“Wal ‘afwa ‘indal hisaab” – Dan mendapat maaf ketika dihisab
“Allahumma a’inni ‘alaa dzikrika wa husni ‘ibaadatika” – Ya Allah tolonglah daku dalam berdzikir dan memperbaiki ibadah
“Allahummaj’al khaira ‘umurii akhirahu” – Ya Allah, jadikanlah sebaik-baik umurku di akhirnya
“Wa khaira ‘amalii khawaatimahu” -Dan sebaik-baik amal di selesainya
“Wa khaira ayyaamii yauma alqaaka” – Dan sebai-baik hariku dihari perjumpaan denganMu –
“Allahumma inni a’udzubika minal kufri walfaqri wa’adzaabil qabri” – Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung padaMu dari kekafiran, dan kefakiran dan adzab kubur
“Allahumma inni a’udzubika minal jubni walbukhli” – Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari kesusahan dan kedukaan
“Wa audzubika minal ‘ajzi walkasali” – Dan aku berlindung kepadaMu dari lemah kemauan dan rasa malas – “Wa audzubika min ghalabatid daini wa qahrir rijaali” – Dan aku berlindung kepadaMu dari sifat pengecut, kikir, banyak hutang dan ikatan (kedzaliman) manusia.
Aamiin yaa Allah yaa Rabbal ‘alamiin.
Oleh: H Muhammad Abdullah
http://majelisnaqs.multiply.com/journal/item/441/441?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem
Apabila kita cermati dengan seksama, semua do’a dan dzikir yang terdapat dalam kitab suci Al Qur’an atau yang diajarkan Rasulullah saw. selalu dirangkai dengan nilai-nilai ukhrawi, nilai-nilai keakhiratan, walaupun yang dimohonkan berisi hal-hal yang bersifat duniawi. Do’a yang langsung kita sampaikan, rangkaian kalimatnya tersusun sesuai selera masing-masing, biasanya bernada permohonan horisontal semata, seperti kesehatan, diberi keturunan, sekolah, karir kerja, jodoh, rejeki dan semacamnya. Hampir semuanya bersifat jangka pendek, kurang terasa nafas ukhrawinya dan disisipi desakan agar disegerakan pemenuhannya. Insya Allah akan dipenuhi semuanya di dunia ini atau sebagai simpanan kebajikan di akhirat nanti.
Perhatikan salah satu do’a yang diajarkan Rasulullah saw. kepada pengikutnya, sebagai berikut: "Ya Allah, aku mohon kesehatan dalam keimanan, keimanan dalam keindahan akhlak, kemenangan yang disertai keberuntungan, rahmat dari sisimu, keselamatan dan pengampunan, serta keridhaan dari sisiMu" (HT ath-Thabrani dan al-Hakim)
Disini nampak substansi permohonan dengan makna ganda yang bersasaran kebutuhan jangka pendek dan kebutuhan masa depan, nilai-nilai duniawi dan ukhrawi seperti ‘kesehatan dalam keimanan’, ‘keselamatan dalam pengampunan’, ‘rahmat dan keridhaan dari sisiMu’.
Berikut ini contoh do’a yang tercantum dalam Al Qur’an, dimana kelihatan sekali dimensi ukhrawi diatas kehendak yang bersifat duniawi:
"Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat. Ya Tuhan perkenankanlah do’aku. Ya Tuhanku ampunilah aku dan kedua ibu bapaku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (Hari Kiamat) (Surat Ibrahim ayat 40 - 41).
Dzikrullah berarti mengingat Allah, termasuk didalamnya berdo’a, membaca al Qur’an, tasbih, tahmid, takbir, tahlil dan istighfar. Diartikan pula sebagai ibadah dalam arti yang lebih spesifik seperti do’a dan bacaan shalat serta do’a dan bacaan manasik haji. Dengan do’a dan dzikir timbul harapan, hati menjadi lebih tenang karena cahaya memancar dari keyakinan iman di kalbu, bahkan do’a dan dzikir yang sarat dengan nuansa ukhrawi cahayanya bersinar menerangi bumi dan langit.
Rasulullah saw. bersabda:
“Do’a itu senjata orang yang beriman dan tiangnya agama, serta cahaya langit dan bumi”. (Hadis Riwayat Hakim dan Abu Ya’la).
Tempat – tempat yang teramat tinggi dan teramat luas di langit.
Tingkatan tempat-tempat yang berlapis-lapis, jumlahnya banyak sekali,letaknya teramat tinggi di langit (ruang angkasa) dalam kitab suci Al Qur’an disebut Al Ma’arij. Salah satu lapisan tempat tersebut disebut Sidratul Muntaha dimana Nabi Muhammad saw. dari Baitul Maqdis naik ke tempat(maqam) langit yang paling tinggi
dalam peristiwa besar“Isra’ Mi’raj”
Dalam Surat An Najm ayat 13 s/d 18, Allah swt. berfirman:
“Dan sesungguhnya dia (Nabi Muhammad saw.) telah melihatnya (Malaikat Jibril) disuatu waktu yang lain”.
“(Yaitu) di Sidratil Muntaha”.
“Disisinya ada sorga tempat tinggal ( Jannatul Ma’waa)”
“Ketika Sidratil Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputi”
“Penglihatan (Nabi Muhammad saw.) tidak berpaling dan tidak (pula) melampaui batas”
“Sesungguhnya dia telah melihat sebagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar”.
Jarak antara tempat malaikat (Jibril) dengan tempat menghadap kepada Allah swt. sangat jauh yakni lima puluh ribu tahun cahaya, dimana dalam surat Al Ma’arij ayat 4, Allah swt. berfirman:
“Ta’rujul malaa-ikatu warruuhu ilaihi fii yaumin kaana miqdaaruhuu khamsiina alfa sanah(tin)”.
“Malaikat dan Roh (Jibril) naik (menghadap) kepadaNya dalam sehari, yang kadarnya lima puluh ribu tahun”.
Andaikata kita ingin mengetahui jarak yang ditempuh oleh Malaikat dan Jibril dalam sehari tersebut, bila menggunakan pesawat yang kecepatannya sama dengan kecepatan cahaya, dengan asumsi 50.000 tahun itu adalah 50.000 tahun cahaya, maka perhitungan jarak jauhnya = 50.000 tahun X 180.000 mil per detik, atau 50.000 tahun X (180.000X1,6) km. Tak terbayangkan betapa cepat pergerakan para malaikat dalam melaksanakan tugas yang diamanahkan Allah swt. kepada mereka. Dengan melihat perkembangan teknologi pendeteksian benda-benda ruang angkasa dan pergeserannya yang kita anggap demikian maju dan cepat perkembangannya, rasanya tetap tidak mungkin pada suatu ketika dimasa depan manusia dapat mengukur atau mendeteksi kecepatan pergerakan malaikat dan berapa besar energi yang dibutuhkan untuk merancang program pembuatan pesawat yang mampu menyamai atau menyerupainya.
Cahaya yang dipancarkan oleh bintang-bintang dilangit pada malam hari membutuhkan waktu bertahun-tahun bahkan ada yang ribuan tahun untuk sampai ke bumi dan kita nikmati keindahannya serta dimanfaatkan sebagai petunjuk arah navigasi di lautan dan di tengah padang pasir. Berbeda-beda berapa ribu tahun cahaya jarak masing-masing bintang dengan tempat kita berdiri. Mungkin tanpa kita sadari, diantara bintang-bintang itu pada saat kita melihatnya pada satu titik koordinat tertentu, sudah tidak berada ditempat tersebut atau bahkan sudah habis hangus terbakar hingga musnah, tapi keindahan cahayanya masih dapat dinikmati. Subhanallah, Allahu Akbar.
Surat Al Ma’arij ayat 40, berbunyi:
“Falaa uqsimu birabbil masyaariqi walmaghaaribi innaa laqaadiruun(a)”.
“Maka Aku bersumpah dengan Tuhan pemelihara timur dan barat, sesungguhnya Kami Maha Kuasa”.
Para ahli tafsir menafsirkan masyaariqi walmaghaaribi sebagai seluruh alam jagad raya yang maha luas, sehingga bila kita menggunakan pesawat yang kecepatannya sama dengan kecepatan cahaya 180.000 mil per detik (pesawat semacam ini belum ada), maka dari satu titik kita berangkat mengelilinginya dan kembali ke titik asal, menurut seorang ahli fisika akan membutuhkan waktu > 2.000.000 tahun (lebih dari dua juta tahun). Hal ini menunjukkan kemaha luasan yang maha tinggi dari kekuasaan Allah Yang Maha Suci dan Maha Besar, sesuatu yang tidak mungkin dijangkau oleh intelegensia akal manusia meskipun dibantu dengan perlengkapan teknologi informasi digital dan nano-technology yang mutakhir sekalipun.
Dalam Al Qur’an juga ada disebutkan adanya tempat teramat tinggi yang tak terhingga jaraknya dilangit yang bernamaarasy yang berarti singgasana atau takhta Tuhan. Abu asy-Syaikh meriwayatkan hadis dari asy-Sya’bi, Rasulullah saw. bersabda:
“Arasy itu terbuat dari batu permata merah (yakut). Satu malaikat diantara malaikat memandang arasy dan keagungannya. Kemudian Allah memberi wahyu kepada malaikat itu ‘Sesungguhnya Aku telah menjadikan engkau memiliki kekuatan setara dengan tujuh ribu malaikat. Setiap malaikat itu memiliki tujuh puluh ribu sayap maka terbanglah engkau’. Lalu terbanglah malaikat itu dengan kekuatan dan sayap yang diberikan Allah itu ke arah mana saja yang dikehendaki Allah. Kemudian malaikat itu berhenti dan memandang ke arah arasy; ia merasakan seakan tidak beranjak dari tempat terbangnya semula. Ini menunjukkan betapa besar dan luasnya arasy Allah itu”.
Terdapat beberapa ayat dalam Al Qur’an yang menyebutkanarasy dengan segala ketinggian, keluasan sebagai sifat yang dimilikinya yakni bersifat fisik materiil. Namun bagi golongan Muktazilah kata-kataarasy di dalam Al Qur’an itu harus ditafsirkan kembali dan harus dipahami sebagai makna metaforis (majasi). Arasy bukanlah fisik/materiil karena ia tempat bersemayamnya Tuhan yang immateriel: arasy harus diartikn sebagai kemahakuasaan Tuhan. Sedangkan golongan Asy’ariyah berpendapat, karena Al Qur’an menyebutkn adanya arasy dalam arti takhta atau singgasana , maka harus diyakini keberadaannya. Akn tetapi bagaimana wujud takhta atau singgasan Tuhan itu, akal manusia yang mempunyai keterbatasan tidak akan mampu mendefinisikan bagaimana bentuknya. Golongan ini membatasi diri dengan bila kayf (tanpa definisi). (Ensiklopedi Islam).
Surat Yunus ayat 3 berbunyi:
“Sesungguhnya Tuhanmu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam diatas ‘Arasy untuk mengatur segala urusan. Tidak seorangpun yang memberi syafa’at kecuali sesudah idzinNya. Demikian itulah Allah, Tuhanmu, maka sembahlah Dia. Apakah kamu tidak mengambil pelajaran?”
Surat Al Mu’minun ayat 86 dan 87 berbunyi:
“Katakanlah: Siapakah yang memelihara langit yang tujuh ini dan (siapakah) yang
memelihara Arasy yang besar ini?”
“Mereka akan mengatakan: Kepunyaan Allah. Katakanlah: Maka apakah kamu tidak
bertakwa?”
Surat An Naml ayat 26 berbunyi:
“Allahu laa ilaaha illaa huwa rabul ‘arsyil ‘azhiim(i)”.
“Allah, tidak ada Tuhan (yang disembah) kecuali Dia. Tuhan ‘Arasy yang besar”.
Malaikat mendo’akan orang-orang mukmin dan menyambutnya di pintu sorga.
Sungguh beruntung hamba-hamba Allah yang selalu berusaha meningkatkan ketakwaannya dengan menjahui larangan dan memenuhi perintahNya, senantiasa berikhtiar memelihara dan memperkuat keimanannya. Semuanya demi kepentingan dan keberuntungan manusia sendiri, bila dia berdo’a dan berdzikir itu adalah untuk kebaikannya sendiri, bila dia beramal soleh yang membawa manfaat bagi dirinyaatau orang lain, hakekatnya adalah untuk membawanya pada kehidupan yang tenang, tenteram serta bahagia di dunia dan balasan keberuntungan diakhirat kelak.
Malaikat-Malaikat yang memikul ‘Arsy dan Malaikat yang di sekelilingnya, mereka bertasbih dengan memuji Tuhan mereka dan mereka beriman kepadaNya, dan mereka memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (dengan mengucapkan): “Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu(Mu) meliputi segala sesuatu, mak ampunilah orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalanMu dan peliharalah mereka dari azab neraka yang menyala-nyala”. (Surat Al Mukmin ayat 7).
“Ya Tuhan kami, masukkanlah mereka ke dalam sorga ‘Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang yang saleh di antara bapak-bapak mereka dan isteri-isteri mereka dan keturunan mereka. Sesungguhnya Engkaulah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (Surat Al Mukmin ayat 8).
“Dan peliharalah mereka dari kejahatan-kejahatan, dan orang yang Engkau pelihara dari kejahatan-kejahatan pada hari itu, maka sesungguhnya Engkau telah merahmatinya, dan demikian itulah keuntungan yang besar”. (Surat Al Mukmin ayat 9).
Malaikat adalah mahluk langit yang mengabdi semata-mata kepada Allah swt., bersifat ghaib, diciptakan dari nur (cahaya). Mereka melaksanakan kewajibannya masing-masing dengan penuh ketaatan, mulai dari mencatat amal manusia, mencabut nyawa hingga mengelilingi arasy. Islam mengajarkan tidak ada satu malaikatpun yang dapat menjadi perantara atau mencampuri hubungan manusia dengan Allah swt.
Jumlah malaikat banyak sekali, tidak dapat diketahui secara pasti, seperti malaikat yang diturunkan pada bulan Ramadhan dan malaikat yang hadir pada majelis saat berkumpulnya sekumpulan orang yang menuntut ilmu, tidak disebutkan jumlahnya.
Dan orang-orang yang bertakwa, mukminin dan mukminat mendapat sambutan penuh kebahagiaan oleh Malaikat penjaga pintu sorga, sesuai bunyi surat Az Zummar ayat 73 dan 74: “Dan digiringlah orng-orang yng bertakwa kepada TuhanNya ke sorga berbondong-bondong, sehingga apabila mereka sampai ke sorga itu dan dibukalah pintu-pintunya, dan berkatalah penjaga-penjaganya kepada mereka: Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu, berbahagialah kamu, maka masukilah sorga itu dalam keadaan kekal”. “Dan mereka berkata: ‘Segala puji bagi Allah yang telah memenuhi janjiNya kepada kami, dan telah mewariskan bumi ini kepada kami, kami menempati sorga dimana saja yng kami kehendaki. Maka (sorga itulah) sebik-baik balasan orang-orang yang beramal”.
Allah swt. pasti akan memenuhi janjiNya kepada hamba-hamba yang beriman dan mentaati perintahNya, maka segala do’a nya akan dikabulkan, sesuai dengan firmanNya dalam Surat Al Baqarah ayat 186: “Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka (katakanlah) bahwasanya Aku adalah dekat. Aku kabulkan permohonan yang mendo’a apabila dia berdo’a kepadaKu. Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepadaKu, agar mereka selalu dalam kebenaran”.
Sebagai perlakuan istimewa bagi mukminin yang berdo’a di malam hari pada saat shalat tahajjud, Allah swt. turun ke langit bumi untuk mengabulkan do’a, memenuhi permintaan dan mengampuni dosa-dosa mereka, sesuai sabda Rasulullah saw.:
“Bila telah lewat sebagian malam atau dua pertiganya, akan turun ke langit dunia Allah Yang Maha Memberkati dan Maha Tinggi, lalu berfirman: ‘Tak ada seorangpun yang meminta pasti dia akan Kuberi, tak ada seorangpun yang berdo’a pasti dia akan dikabulkan, tak ada seorangpun yang mohon ampun pasti dia akan Kuampuni’. Sehingga tiba waktu shubuh (Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim).
Mensyukuri do’a yang diijabah.
Setiap muslim harus bersikap optimis dalam mengharapkan ijabah atas do’a yang di mohonkannya, dan yakin bahwa Allah akan mengabulkannya, apabila persyaratan yang diperlukan sudah dipenuhi, apabila dia telah ridho Allah sebagai Tuhannya, Islam sebagai agamanya, Al Qur’an sebagai imamnya dan Muhammad saw. sebagi Nabi dan Rasulnya.
Setiap hari kalimah yang diikrarkan:
“Rodhitu billahi rabban, wabil islami dinan, wabil qur’ani imaman, wabi muhammadin nabiyyan wa rasulan”.
Menurut Rasulullah saw. do’a yang paling didengar Allah swt. adalah do’a di tengah malam (sesudah shalat Tahajjud) dan setelah shalat fardhu. Dan yang menginginkan do’anya dipenuhi Allah ketika dalam kesulitan, hendaklah dia memperbanyak do’a di waktu lapangnya. Jarak yang paling dekat antara seorang hamba dengan Tuhannya ialah ketika sujud, karenanya hendaklah memperbanyak do’a diwaktu sujud. Do’a yang utama diawali dengan asma’ul husna, istighfar, shalawat, dan disampaikan dengan rendah hati melalui suara yang lembut.
Apabila do’a dikabulkan, orang beriman akan sujud syukur dan segera menyadari bahwa semua tambahan ni’mah dunia pada hakekatnya adalah bertambah panjangnya deretan amanah yang harus dipertanggung jawabkan didepan mahkamah peradilan yaumal qiyamah. Semakin mampu seseorang mengemban banyak amanah di atas titian siratal mustaqim, semakin besar kebajikan yang disimpan, semakin besar peluang baginya memasuki pintu surgawi menuju kebahagiaan hakiki yang abadi. Tapi semakin tidak mampu dia memikul setumpuk tanggung jawab yang dahulu sewaktu di dunia direnggutnya dengan penuh nafsu yang tak terkendali, akan terjatuh dia dari titian, dengan membawa catatan amal di tangan kirinya. Naudzubillah min dzalika.
Orang beriman akan menyikapi berbagai problema hidup dengan tawakal, keluasan pandangan dan penuh kebijaksanaan, dia menafsirkan kesulitan, permasalahan dan resiko sebagai jawaban atas permohonannya sewaktu berdo’a, berikut ini tutur katanya yang indah dan memikat:
My Prayer(Do’a ku)
I asked for strength,
(Aku mohon kekuatan),
And Allah gave me difficulties to make me strong.
(Dan Allah memberiku kesulitan agar aku menjadi kuat),
I asked for wisdom,
(Aku mohon kebijaksanaan),
And Allah gave me problems to solve.
(Dan Allah memberiku masalah untuk diselesaikan),
I asked for prosperity,
(Aku mohon kecukupan),
And Allah gave me brain and strength to work.
(Dan Allah memberiku otak dan tenaga untuk bekerja),
I asked for courage,
(Aku mohon keberanian),
And Allah gave me danger to overcome.
Dan Allah memberiku bahaya/resiko untuk diatasi)
I asked for love,
(Aku mohon kasih sayang),
And Allah gave me troubled people to help.
(Dan Allah memberiku orang yang dalam kesulitan untuk ditolong)
I asked for favour, (Aku mohon kemurahan), And Allah gave me opportunities. (Dan Allah memberiku kesempatan-kesempatan)
I received nothing I wanted.
(Aku tidak menerima apa-apa dari yang kuinginkan),
I received everything I needed.
(Aku menerima segalanya dari yang kubutuhkan) My Prayer has been answered. (Do’aku telah diijabah).( Al Muslim ).
Sinyal SMS sepanjang jalan.
Dalam menapaki jalan kehidupan manusia dibekali dengan petunjuk jalan dan denah menuju kehadiratNya. Kitab suci terakhir, Al Qur’anul Karim diturunkan dari langit sebagai pembeda yang hak dengan yang batil, sebagai cahaya yang menerangi jalan kebenaran dan sebagai konfirmasi rahmatan lil alamiin. Disamping itu ummat Islam diberi banyak contoh dan teladan dan petunjuk pelaksanaan ajaran yang terdapat dalam Al Hadith. Bahkan dianjurkan untuk membaca fenomena dan peristiwa di bumi dan alam raya, yang terjadi pada masa lalu dan sekarang, untuk ditarik hikmah dari kejadian agar manusia sadar atas kekeliruan yang pernah dibuat oleh pendahulunya serta teladan dari kebaikan dan manfaat kebajikan yang dipertunjukkan oleh manusia dan alam sekelilingnya.
Karena kasih sayangNya kepada mahluk manusia, di sepanjang jalan yang ditempuh, Allah swt. senantiasa mengirim sinyal SMS (‘short messages from sky’) kedalam hati nurani hambanya agar tidak sesat jalan dan tidak keliru memilih dalam mengambil keputusan untuk melangkah ke depan. Sinyal ini meskipun akan banyak menolong manusia dalam memilih alternatif jalan tatkal sampai di persimpangan, tidak sedikit yang mengabaikannya apalagi berusaha mencoba mengartikan makna pesan yang terdapat didalamnya, sesuai bunyi surat Al A’raaf ayat 179: “Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka jahanam kebanyakan dari jin dan manusia. Mereka mempunyai hati, (tetapi) tidak (dipergunakan) untuk memahami ayat-ayat Allah ……”
Dan surat Asy Syamsi ayat 8 dan 9 berbunyi: “Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan (jiwa)nya “- “Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotori (jiwa)nya”.
Menurut seorang ahli filsafat Pitirim A. Sorokin ada tiga bentuk kebenaran yakni penginderaan, rasional dan intuitif. Kebenaran yang paling mendasar, paling penting, dan paling mendalam adalah kebenaran intuitif. Intuisi, kata Sorokin adalah fondasi paling penting bagi pemahaman kita atas etika, atas hal-hal yang baik dan berharga dalam hidup. Apabila dikembangkan secara aktif , intuisi akan memperluas dan mempertinggi kecerdasan emosional dan merupakan sumber utama pengetahuan pribadi.
Bagi seorang mukmin pengembangan intuisi secara aktif diaktualisasikan dalam bentuk sibghah atau pewarnaan diri dengan lingkungan yang kondusif untuk beribadah dan beramal, untuk menempuh hidup yang Islami dalam semua aspeknya. Berusaha terus menerus untuk memahami ayat-ayat Al Qur’an secara tekstual dan kontekstual merupakan salah satu usaha untuk mempertajam kepekaan penerimaan dan penafsiran tanda-tanda (sinyal) oleh hati nurani, sehingga tercapai kestabilan dan keselamatan diatas jalan kehidupan yang diridhoiNya.
Selain itu sensitifitas hati nurani perlu terus ditingkatkan melalui do’a permohonan yang terangkai dengan keimanan, keyakinan yang benar, dan amal soleh, sesuai tuntunan Rasulullah saw.:
“Allahumma inna nas’aluka imanan daiman”
(Yaa Allah sesungguhnya kami mohon kepadaMu keimanan yang berkelanjutan)
“ Wa nas’aluka qalban khasi’an”
(Dan sesungguhnya kami mohon kepadaMu hati yang khusuk)
“Wa nas’aluka yakinan shadiqan”
(Dan sesungguhnya kami mohon kepadaMu keyakinan yang benar)
“Wa nas’aluka amalan shalihan” (Dan sesungguhnya kami mohon kepadaMu amal yang saleh).Aamiin.
Ajaran Islam menghendaki pemahaman dan penghayatan yang kaffah, menyeluruh, tidak parsial, tidak dipilih-pilih mana yang disukai sesuai keinginan hati, sehingga tuntunan do’a pun meliputi keseluruhan aspek kehidupan yang komprihensip dunia-akhirat. Permohonan do’a yang diajarkan Nabi Muhammad saw. berikut ini, sesuai dengan berbagai kondisi, waktu dan kebutuhan serta mampu menghidupkan cahaya hati nurani:
“Allahumma inna nas’aluka salamatan fid diini” –Ya Allah sesungguhnya kami mohon kepadaMu keselamatan Agama (Islam)
“Wa ‘afiyatan fil jasadi” – Dan kesehatan jasmani
“Wa ziyaadatan fil ‘ilmi” – Dan tambahan ilmu
“Wa barakatan fir rizqi” – Dan rizki yang barokah –
“Wa taubatan qablal mauti” – Dan taubat sebelum mati –
“ Wa rahmatan ‘indal mauti” – Dan rahmat ketika mati
“Wa maghfiratan ba’dal mauti” – Dan ampunan sesudah mati
“Allahumma hawwin ‘alainaa fii sakaraatil mauti” – Ya Allah mudahkanlah kami pada saat sakaratul maut –
“Wannajaata minan naari” – Dan lepaskanlah kami dari api neraka
“Wal ‘afwa ‘indal hisaab” – Dan mendapat maaf ketika dihisab
“Allahumma a’inni ‘alaa dzikrika wa husni ‘ibaadatika” – Ya Allah tolonglah daku dalam berdzikir dan memperbaiki ibadah
“Allahummaj’al khaira ‘umurii akhirahu” – Ya Allah, jadikanlah sebaik-baik umurku di akhirnya
“Wa khaira ‘amalii khawaatimahu” -Dan sebaik-baik amal di selesainya
“Wa khaira ayyaamii yauma alqaaka” – Dan sebai-baik hariku dihari perjumpaan denganMu –
“Allahumma inni a’udzubika minal kufri walfaqri wa’adzaabil qabri” – Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung padaMu dari kekafiran, dan kefakiran dan adzab kubur
“Allahumma inni a’udzubika minal jubni walbukhli” – Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari kesusahan dan kedukaan
“Wa audzubika minal ‘ajzi walkasali” – Dan aku berlindung kepadaMu dari lemah kemauan dan rasa malas – “Wa audzubika min ghalabatid daini wa qahrir rijaali” – Dan aku berlindung kepadaMu dari sifat pengecut, kikir, banyak hutang dan ikatan (kedzaliman) manusia.
Aamiin yaa Allah yaa Rabbal ‘alamiin.
Oleh: H Muhammad Abdullah
http://majelisnaqs.multiply.com/journal/item/441/441?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem
Menggapai Cahaya-Cahaya ILAHI
Siapa yang hanya hendak mengandalkan rasionya dan tidak mengandalkan kalbunya, maka dia telah mereduksi kemanusiaannya. Itu persis seseorang yang ingin menikmati musik dengan matanya atau persis seseorang yang ingin berjalan dengan kepalanya. Dan, cahaya Ilahi itu bisa diperoleh melalui pembersihan hati (kalbu).
QS. As-Syu’ara : 87 – 89.
“Dan janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan, (yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.”
*******************************************************************
Ada perbedaan antara siraman rohani dan uraian ilmiah. Uraian ilmiah itu arahnya ke akal kita serta baru dianggap baik dan sukses kalau ada sesuatu yang baru diterima, berbeda dengan siraman rohani. Siraman rohani itu tertuju ke kalbu kita, yang bisa saja didengar berulang-ulang karena belum mantap di hati sebelumnya, sehingga pengulangan itu akan memantapkan hatinya, apalagi kalau hati itu terbuka.
Itulah salah satu perbedaan antara uraian ilmiah dan uraian yang bersifat siraman rohani, karena memang ilmu itu berbeda dengan iman. Ilmu itu titik tolaknya akal, sedangkan iman itu titik tolaknya kalbu; Iman itu menyesuaikan seseorang dengan jati dirinya, sedangkan ilmu itu menyesuaikan seseorang dengan lingkungannya; Ilmu itu mempercepat seseorang sampai ke tujuan, sedangkan iman itu menentukan arah yang dituju seseorang; Iman itu revolusi internal, sedangkan ilmu itu revolusi eksternal; Iman itu memelihara seseorang dari petaka ukhrawi, sedangkan ilmu itu memelihara seseorang dari petaka duniawi; Iman itu diibaratkan dengan air bah yang suaranya sangat germuruh tetapi selalu menenangkan pemiliknya, sedangkan ilmu itu diibaratkan dengan air telaga yang jernih tetapi tidak jarang mengeruhkan hati pemiliknya.
Dalam tulisan yang singkat ini, saya ingin menguraikan tentang Fathullah. “Fath” itu terambil dari kata fataha yang artinya membuka. Sesuatu yang terbuka tadinya tertutup, tidak dibuka kalau dia sudah terbuka, kecuali kalbu. Bisa saja kalbu itu sudah terbuka tetapi masih harus dibuka lagi, dalam arti dilebarkan dan dilebarkan lagi, hingga makin banyak cahaya Ilahi yang ditampung. Ketika kita berkata fathullah, maka yang membuka itu adalah Allah. Hati ini dalam bahasa al-Quran biasa dilukiskan dengan kata nafs, biasa dilukiskan dengan kata qalbu, dan biasa juga dilukiskan dengan kata fu’ad.
Nafs adalah sisi dalam manusia, sedangkan qalbu mempunyai tiga tempat, yaitu: pertama, mengandung segala sesuatu yang disadari manusia dan dia tidak segan orang lain tahu isinya; kedua, segala sesuatu yang disadari manusia tetapi dia enggan diketahui orang lain. Itulah yang dirahasiakan; dan ketiga, sesuatu yang pernah diketahui oleh manusia tetapi sudah dilupakan, sehingga dia telah berada di bawah sadar manusia. Fu’ad adalah apa yang disadari.
Allah berfirman, “intajhar bil qaul fainnahu ya’lamu as-sirra wa akhfa”. Kalau engkau berucap dengan ucapan yang jelas, maka Allah mengetahui itu dan mengetahui yang rahasia, mengetahui juga yang lebih rahasia dari rahasia (kalbu).
Ada juga yang dinamakan al-futuhat al-Ilahiyah dan al fath ar-rabbani, selain istilah fathulllah. “Fath” bisa digunakan untuk terbukanya kalbu dalam menerima pengetahuan. Pengetahuan terbagi dua, yaitu ada yang diusahakan manusia, yang diisyaratkan dengan ‘allama bil qalam, dan ada yang tidak diusahakan manusia, yang diisyaratkan oleh ‘allama al-insana ma lam ya’lam. Yang terakhir ini puncaknya adalah wahyu dan tingkat yang paling rendah adalah mimpi. Mimpi ada yang merupakan sesuatu yang dipikirkan sebelum tidur dan ada yang merupakan sesuatu yang dialami sewaktu tidur, kemudian melahirkan mimpi, seperti orang yang mimpi tercekik, boleh jadi ada bantal di lehernya. Ada juga mimpi yang bersumber dari Allah Swt, itulah mimpi orang-orang shaleh dan mimpi yang dialami oleh para Nabi, seperti yang dialami Nabi Yusuf As. dan Nabi Ibrahim As. Mimpi ini menjadi salah satu bentuk dari al fath ar-rabbani, terbukanya apa yang tersingkap.
Semua yang bersumber dari Allah Swt. adalah cahaya Ilahi. Cahaya Tuhan itu wahyu Tuhan yang bisa dilukiskan seperti sinar matahari, bukan saat teriknya matahari tetapi saat naiknya matahari sepenggalan. Itulah waktu adh-dhuha. Sinar ini tidak membeda-bedakan objeknya. Siapapun yang bersedia keluar, dia akan mendapatkan sinar itu. Siapapun yang membuka hatinya, niscaya Allah akan mencurahkan cahaya ke dalam hatinya. Tetapi ingat, sinar hanya menembus objek yang transparan. Sinar tidak menembus tembok ini. Tetapi, sinar itu bisa memantul. Bisa saja saya menyampaikan informasi yang tidak mau anda terima, tetapi justru diterima dan dimanfaatkan oleh orang lain. Sinar Ilahi persis seperti itu, tidak membeda-bedakan. Dia akan menjadi al-fath ar-rabbani atau terbukanya hati yang hanya akan dilakukan oleh Allah, apabila hati ini merupakan sebuah tempat yang transparan.
Semua anugerah Allah yang berupa kebajikan itu tidak akan terlaksana kecuali setelah melalui tiga fase, yaitu datang dari Allah Swt, datang dari manusia, dan datang lagi dari Allah. Saya akan berikan contoh, bagaimana al-fath ar-rabbani atau terbukanya hati itu melangkah. Langkah yang pertama adalah memperoleh taubat. Taubat itu adalah stasiun pertama menuju Allah Swt. Taubat tidak bisa terlaksana kecuali kalau Allah terlebih dulu membuka langkah itu. Baca sewaktub Adam As. berdosa, Allah melangkah lebih dulu dengan memberikan kalimat-kalimat kepada Adam As, “fatalaqqa adamu min rabbihi kalimat”. Begitu dia menerima ayat-ayat itu, datang langkah kedua dari Adam dengan membaca doa, “rabbana dzalamna anfusana fain lam taghfirlana wa tarhamna lanakunanna min al-khasirin”. Setelah itu, baru datang pengabulan taubat Allah sebagai langkah ketiga.
Allah Swt melalui rasulnya sudah melangkah yang pertama bersama rasulnya. Setelah turun ayat-ayat al-Quran ini, terserah kita apa kita sudah siap membuka hati kita. Kalau siap, yakinlah bahwa al-fath ar-rabbani akan datang kepada kita yang telah membuka hatinya. Adapun yang menutup hatinya jangan harap akan memperoleh fathullah itu (al-fath ar-rabbani). Sinar matahari itu bermacam-macam, ada yang dapat kita lihat dengan pandangan mata kita, tetapi ada juga sinar yang tidak terdeteksi oleh mata kita, ada sinar gamma, ada gelombang-gelombang radio, dan ada juga yang dinamakan dengan sinar ultra violet.
Orang-orang yang terbuka hatinya akan menyadari bahwa boleh jadi ada hal-hal dalam kehidupan dunia ini atau dalam firman-firman Allah yang baru masuk ke dalam hati bukan melalui rasio tetapi melalui kalbu. Ini perlu saya tekankan, apalagi para mahasiswa. Ada orang yang berkata, semua harus bersifat rasional. Saya katakan, siapa yang hanya hendak mengandalkan rasionya dan tidak mengandalkan kalbunya, maka dia telah mereduksi kemanusiaannya. Orang yang ingin memahami segala sesuatu dengan rasionya, itu persis seseorang yang ingin menikmati musik dengan matanya atau persis seseorang yang ingin berjalan dengan kepalanya.
Ada hal-hal dalam kehidupan kita ini yang baru dapat dipahami hanya dengan melalui kalbu kita, melalui siraman cahaya Ilahi. Nah, itu diperoleh melalui pembersihan hati ini, bukan diperoleh melalui korekan kuping dan bukan pula diperoleh dengan basuhan mata. Oleh karena itu, hati bisa menjadi wadah dan bisa juga menjadi alat. Ada orang yang hatinya hanya bagaikan kolam diisi dengan pengetahuan dari luar dan ada juga orang yang hatinya seperti sumur.
Di samping sebagai wadah, juga sumur itu adalah sumber datangnya air dari dalam, di mana air yang bersumber dari mata air itu jauh lebih jernih daripada air yang datang dari luar. Dengan demikian, bila ingin mendapatkan fathullah atau al-fath ar-rabbani, jadikanlah kalbu anda sumur. Untuk membuat sumur, gali batu-batunya dan keluarkan tanah-tanahnya sampai anda menemukan mata air. Dalam arti lain, keluarkan kotoran-kotoran yang ada di dalam hati, niscaya akan datang kepada anda al-futuhat al-Ilahiyah sampai datangnya pengetahuan yang tidak anda usahakan tetapi langsung datang dari Allah Swt. Wallahu A’lam bi ash-Shawab
(Transcript Ceramah Prof. Quraish Shihab)
http://www.salingsapa.com/khazanah/detail/334/menggapai-cahaya-cahaya-ilahi.html
Mukjizat Alquran: Penciptaan Lalat
Lalat merupakan jenis serangga yang bersayap ganda. Ia mempunyai banyak kelebihan yang terdapat pada modifikasi tubuhnya yang membuatnya hidup secara aman dan leluasa. Karena di bagian bawah perutnya terdapat paruh yang berfungsi untuk menjadi keseimbangan lalat di kala menapak pada benda yang halus.
Sebagaimana kaki-kakinya terdapat pula paruh yang lengket untuk memudahkan penyinggahan pada benda-benda yang sangat halus. Begitu pula dengan bagian mulutnya, mulutnya dilengkapi dengan bibir dan sengatan.
Lalat ini tergolong jenis serangga yang langka, ia mempunyai kemampuan yang luar biasa dalam mengeluarkan enzim pencerna. Proses pengeluaran enzim ini secara langsung dengan cara memasukkannya ke makanan serta membawanya ke benda-benda mainan, sehingga kandungan kimia makanan tersebut bisa berubah.
Lalat ini telah banyak dijadikan objek penelitian hewan dan genetika, agar ditemukan cara meminimalisir volume keganasannya dalam memindahkan suatu penyakit. Walaupun secara prisip kajian ini bertujuan mengetahui pola kehidupan bakteri yang dibawa melalui lalat ini.
Hanya saja hasil-hasil dari penelitian ini menegaskan adanya unsur-unsur penghancur mikroba yang terpusat pada salah satu sayapnya. Dan untuk menghindari pengaruh dari unsur-unsur yang menghancurkan mikroba, mikroba berlindung pada sayap lain.
Dan unsur penghancur dan terdapat pada salah satu sayap itu mengeluarkan bakteri pada saat menyentuh bagian atas tengah makanan, lalu menyebar sangat cepat, serta pengaruhnya yang mematikan terhadap mikroba.
Lalu timbul suatu pemikiran untuk menuntaskan penelitian pada unsur-unsur ini, serta penggunaannya sebagai penawar dari penyakit yang tersebar melalui lalat ini. Bahwasanya segala kepastian yang kita ungkapkan melalui penelitian terhadap lalat ini, telah terungkap terlebih dahulu dalam Alquran dan Sunah sejak 14 abad yang lalu.
Dalam surat Al-Hajj ayat 73, Allah SWT berfirman, “Hai, manusia telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor pun, walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tidaklah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah. Mereka tidak mengenal Allah dengan sebenar-benarnya...”
Ayat ini menuturkan kekuatan enzim yang luar biasa dalam proses pencernaan dan penyebaran bakteri, serta proses perubahan zat kimia pada makanan yang sangat cepat. Dan Alquran telah menjelaskan hal ini dalam firman Allah SWT, “Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tidaklah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu...”
Makna dari tidak dapat merebutnya kembali adalah tidak mampu mengembalikan makanan kepada seperti semula karena terjadi rentetan perubahan kimia melalui enzim yang meluluhkan zat kimia makanan. Juga merubah komponen makanan yang lengkap menjadi komponen biasa.
Berdasarkan paparan tersebut, bahwasanya Alquran mengandung kemukjizatan ilmu pengetahuan lain yang tercermin pada ikatan jaringan komponen tubuh yang terdapat pada hewan sejenis lalat ini yang banyak disepelekan orang.
Sungguh para ilmuwan dari negara-negara maju, karena mereka yakin bahwasanya ilmu pengetahuan melalui peralatan yang modern mampu menciptakan seekor lalat. Dan pada salah satu percobaan di Rusia yang telah berlangsung lebih dari 10 tahun diikuti oleh 30 pakar biologi dari negara-negara maju untuk turut andil dalam proyek membuat lalat.
Dan setelah lebih dari 10 tahun terkuras daya, waktu dan daya, 30 orang ilmuwan atau lebih berkumpul di Rusia dan mengumumkan kegagalan mereka dalam proyek memproduksi lalat. Sunguh benar apa yang difirmankan Allah SWT, “Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor pun, walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya.”
Jika mereka mengklaim bahwa Alquran adalah buatan Muhammad, maka siapakah yang mengetahui bahwa mereka akan berkumpul untuk memproduksi lalat dan mereka akan gagal, dan apa yang terjadi jika mereka tidak berkumpul, atau mereka berkumpul dan berhasil?
Sesungguhnya ini adalah bukti nyata bagi orang yang menginginkan kebenaran mutlak terhadap zat Allah SWT untuk mencapai kepada keputusan yang benar. Sebagaimana yang dituturkan oleh Nabi Muhammad SAW dalam sabdanya, “Jika lalat jatuh pada minuman salah seorang dari kalian maka celupkanlah, kemudian ambillah kembali. Karena pada salah satu sayapnya terdapat penyakit dan pada sayap yang lain terdapat obat.” (HR. Bukhari).
Hadits ini menunjukkan adanya zat penawar bakteri pada salah satu sayap lalat. Ini adalah bukti kebenaran Muhammad SAW, padahal beliau bukanlah seorang ilmuwan, atau pakar kedokteran.
Oleh: Dr Abdul Basith Jamal & Dr Daliya Shadiq Jamal
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/12/02/20/lznzuq-mukjizat-alquran-penciptaan-lalat
Kebenaran vs Pembenaran
Dalam hidup kita terkadang ada hal2 yg kita anggap benar, tetapi tidak semuanya berdasarkan pada Kebenaran. Terkadang hal2 yg terlihat atau tampak benar, sebenarnya hanyalah berdasarkan pada pembenaran semata, dan tidak semua kebohongan dan kesalahan terungkap kebenarannya.
Orang yg menegakkan kebenaran akan selalu berusaha meng-introspeksi dirinya, sedangkan orang yg selalu melakukan pembenaran thd segala sesuatu yg dilakukannya, akan selalu berusaha menutupi kesalahannya, entah itu karena gengsi, malu untuk mengakui kesalahan, atau karena sombong, hingga sulit menerima kebenaran yg disampaikan orang lain.
Ketahuilah, kebenaran itu, bersumber dari Allah, sedangkan pembenaran itu bersumber dari manusia. Perhatikan firman Allah Swt berikut ini :
”Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu” (QS. Al Baqarah [2] : 147).
Orang yg menegakkan kebenaran akan selalu berusaha meng-introspeksi dirinya, sedangkan orang yg selalu melakukan pembenaran thd segala sesuatu yg dilakukannya, akan selalu berusaha menutupi kesalahannya, entah itu karena gengsi, malu untuk mengakui kesalahan, atau karena sombong, hingga sulit menerima kebenaran yg disampaikan orang lain.
Ketahuilah, kebenaran itu, bersumber dari Allah, sedangkan pembenaran itu bersumber dari manusia. Perhatikan firman Allah Swt berikut ini :
”Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu” (QS. Al Baqarah [2] : 147).
Meraih Kedamaian Hati Dengan Salam
اَلسَّلاَÙ…ُ عَÙ„َÙŠْÙƒُÙ…ْ ÙˆَرَØْÙ…َØ©ُ اللهِ ÙˆَبَرَÙƒَاتُÙ‡ُ
“Assalamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh”,
“Semoga keselamatan, rahmat Allah dan berkah-Nya tercurah kepadamu.”
Rasulullah saw. bersabda, “‘As-salam’ adalah salah satu dari asma Allah yang diletakkan di bumi, maka sebarkan salam di antara kamu.” (HR. Bukhari)
Salam adalah salah satu dari asma Allah swt. Mengucapkan salam, baik kepada orang yang Anda kenal maupun yang tidak Anda kenal akan membangkitkan rasa aman, mempererat ikatan, dan menumbuhkan rasa cinta. Rasulullah sendiri telah berwasiat tentang itu.
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata bahwa Rasul bersabda,
“Kamu tidak akan masuk surga hingga kamu beriman, dan kamu tidak beriman hingga kamu saling mencintai (karena Allah). Apakah kamu maujika aku tunjukkan pada satu perkara jika kamu kerjakan perkara itu maka kamu akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kamu!” (HR. Muslim)
Mengucapkan salam merupakan ucapan selamat yang tersusun dari untaian kata-kata yang sangat indah, yakni “as-salam” (kesejahteraan), “arrahmah” (rahmat), dan “al-barakah” (berkah). Ucapan salam hendaknya keluar dari lubuk hati yang paling dalam dan dikeluarkan dengan disertai pera-saan kasih sayang, karena tujuan dari sebuah perkenalan adalah pernyataan hati.
Dari Abu Dzar ra., la berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Janganlah sekah-kali kamu meremehkan kebaikan, meskipun hanya berupa keceriaan wajah tatkala bertemu dengan saudaramu.” (HR. Muslim)
Di antara taujih Khalifah Umar bin Khathab ra. adalah, “Tiga hal yang dapat membuat kecintaan saudaramu terhadapmu menjadi tulus (hanya karena Allah) ialah, lebih dahulu mengucapkan salam, memanggilnya dengan panggilan yang ia sukai, dan memberikan tempat duduk dalam satu majlis.”
“Menjadi tulus”
adalah sebuah ucapan indah yang dapat membersihkan rasa cinta dari tujuan duniawi.
Silaturahmi adalah kunci terbukanya rahmat dan pertolongan Allah SWT. Dengan terhubungnya silaturahmi, maka ukhuwah Islamiyah akan terjalin dengan baik. Bagaimana pun besarnya umat Islam secara kuantitatif, sama sekali tidak ada artinya bila di dalamnya tidak ada persatuan dan kerja sama untuk taat kepada Allah….
“Sesuatu yang paling cepat mendatangkan kebaikan adalah pahala orang yang berbuat kebaikan dan menghubungkan tali silaturahmi, sedangkan yang paling cepat mendatangkan keburukan ialah siksaan bagi orang yang berbuat jahat dan yang memutuskan tali persaudaraan” (HR. Ibnu Majah).
Artinya: “Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) namaNya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (QS An Nisaa’ 4:1).
Juga sabda Rasulullah Shallallahu’alahi Wasallam ,
Artinya: “Barangsiapa yang senang untuk dilapangkan rizkinya dan diakhirkan ajalnya (dipanjangkan umurnya), maka hendaklah ia menyambung (tali) silaturahim.”
Makna Salam Dalam Konsepsi Al-Qur’an
Salam secara harfiyah berarti selamat, damai dan sejahtera. Selamat berarti luput dari aib, cacat, kekurangan atau kebinasaan. Oleh karena itulah, jika terjadi kecelakaan, kemudian ada yang luput dari bencana itu maka dia disebut orang yang selamat. Seperti halnya uamt nabi Nuh yang disebut Allah sebagai uamt yang selamat, karena luput dari kehancuran dan kebinasaan banjir bah yang menimpa kaumnya. Seperti disebutkan dalam surat Hud [11]: 48
Artinya: “Difirmankan: “Hai Nuh, turunlah dengan selamat sejahtera dan penuh keberkatan dari Kami atasmu dan atas umat-umat (yang mu’min) dari orang-orang yang bersamamu. Dan ada (pula) umat-umat yang Kami beri kesenangan pada mereka (dalam kehidupan dunia), kemudian mereka akan ditimpa azab yang pedih dari Kami.”
Keselamatan ada yang berbentuk apsif dan ada yang berbentuk aktif. Jika kita memberikan ucapan selamat kepada teman yang meraih kesuksesan dalam sebuh tugas atau pekerjaan, maka itu berarti dia bukan hanya terlepas dari bahaya, kerugian atau keburukan, namun lebih jauh dia meraih kebajikan berupa keberhasilan.
Keselamatan atau kedamaian adalah tujuan hakiki dari kehidupan setiap muslim. Oleh karena itulah, sorga juga disebut sebagai rumah kedamaian (dar as-salam). Seperti disebutkan dalam surat Yunus [10]: 25
Artinya: “Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (surga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam).”
Begitu juga, Allah swt. menamakan Dzat-Nya dengan al-Salam atau sumber keselamatan. Seperti disebutkan dalam surat al-Hasyar [59]: 23
Artinya: “Dia-lah Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala keagungan, Maha Suci, Allah dari apa yang mereka persekutukan.”
Salam merupakan kedamaian yang dirasakan dalam hati seseorang.
Lawannya adalah keresahan atau kegundahan hati. Keresahan hati tersebut bentuknya ada dua. Jika keresahan tersebut menyangkut apa yang akan terjadi maka hal itu disebut takut. Sementara, jika keresahan tersebut lahir terhadap apa yang sudah terjadi maka ia disebut sedih. Oleh karena itulah, muncul ungkapan “Dia takut akan kehilangan hartanya atau dia bersedih telah kehilangan hartanya”.
Kepatuhan akan aturan dan perintah Allah akan mendatangkan kedamaian hati pada seseorang. Sementara itu, pelanggaran terhadap aturan dan perintah Allah akan mendatangkan kersehan hati. Itulah sebabnya, kenapa nabi Adam dan hawa diperintahkan keluar dari sorga dengan bibit permusuhan. Seperti disebutkan dalam surat al-Baqarah [2]: 36
Artinya: “…“Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain,…”.
Adam dan Hawa ketika melakukan larang Allah dilanda keresahan jiwa. Keresahan itu adalah rasa takut akan mendapatkan hukuman Allah, serta sedih karena telah kehilangan nikmat sorga.
Kondisi jiwa seperti ini membuat mereka tidak harmonis, sehingga lahir sikap saling menyalahkan. Akibat dari sikap saling menyalahkan, timbullah permusuhan. Sementara itu, keresahan, ketidakharomisan serta permusuhan tidak boleh ada di dalam sorga. Karena sorga adalah rumah kedamaian (dar as-salam). Seperti disebutkan dalam ayat di atas.
Begitu juga ketidakharmonisan tidak boleh ada di dalam sorga karena sorga adalah tempat yang tidak pernah ada kecekcokan di dalamnya, seperti disebutkan dalam surat surat Yunus [10]: 10. Di dalam sorga juga tidak boleh ada permusuhan, sebab rasa permusuahn juga dicabut dari penghuninya, seperti disebutkan dalam surat al-A’raf [7]: 43.
Oleh sebab itu pula, dalam riwayat disebutkan bahwa nabi Adam as. dan Hawa dibuang ke bumi dalam keadaan terpisah dalam waktu yang cukup lama, demi menghapus rasa ketidakharmonisan. Begitu pula, sebabnya generasi manusia yang pertama langsung melakukan pembunuhan, sebagai wujud dari cikal-bakal ketidakharmonisan dan permusuhan tersebut.
Untuk memperoleh kedamaian dan menghilangkan keresahan jiwa tersebut berupa ketakutan dan kecemasan hendaklah manusia mengikuti petunjuk dan tuntunan Tuhan. Itulah sebabnya, kenapa nabi Adam dan Hawa diperintahkan untuk mengikuti pentujuk Tuhan ketika sampai di bumi, agar rasa takut dan cemas hilang dari mereka. Seperti disebutkan dalam surat al-Baqarah [2]: 38
Artinya: “….Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada ketakutan atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati”.
Itulah sebabnya, kenapa nabi Nuh dan umatnya seperti diceritakan dalam surat Hud ayat 48 di atas, diperintahkan mendarat dan turun dengan kedamaian (salam). Karena, mereka adalah kelompok yang mengikuti petunjuk dan tuntunan Tuhan. Berbeda dengan kelompok yang lain yang dihancurkan dan dibinasakan karena enggan dan tidak mau mengikuti petunjuk Tuhan.
Ada hal yang sangat menarik untuk kita cermati, bahwa agama kita dinamakan Islam dan pengikutnya disebut muslim. Kata Islam berasal kata salam yang ditambah satu huruf menjadi aslama (mazid bi harfin), yang dalam kaidah bahasa Arab Arab berarti aktif. Ia bukan hanya selamat dan damai, namun lebih jauh mendatangkan keselamatan dan membawa kedamian. Begitulah seharusnya seorang yang disebut muslim, hendaklah dia menyelamatkan orang lain serta membawa kedamaian pada siapupun dan di manapun.
Semoga menjadi renungan bersama!
“Wassalamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh”,
Sumber : MAS EDI SUGIANTO, FOUNDER QUANTUM TRANCEFORMASI NAQS DNA
“Assalamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh”,
“Semoga keselamatan, rahmat Allah dan berkah-Nya tercurah kepadamu.”
Rasulullah saw. bersabda, “‘As-salam’ adalah salah satu dari asma Allah yang diletakkan di bumi, maka sebarkan salam di antara kamu.” (HR. Bukhari)
Salam adalah salah satu dari asma Allah swt. Mengucapkan salam, baik kepada orang yang Anda kenal maupun yang tidak Anda kenal akan membangkitkan rasa aman, mempererat ikatan, dan menumbuhkan rasa cinta. Rasulullah sendiri telah berwasiat tentang itu.
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata bahwa Rasul bersabda,
“Kamu tidak akan masuk surga hingga kamu beriman, dan kamu tidak beriman hingga kamu saling mencintai (karena Allah). Apakah kamu maujika aku tunjukkan pada satu perkara jika kamu kerjakan perkara itu maka kamu akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kamu!” (HR. Muslim)
Mengucapkan salam merupakan ucapan selamat yang tersusun dari untaian kata-kata yang sangat indah, yakni “as-salam” (kesejahteraan), “arrahmah” (rahmat), dan “al-barakah” (berkah). Ucapan salam hendaknya keluar dari lubuk hati yang paling dalam dan dikeluarkan dengan disertai pera-saan kasih sayang, karena tujuan dari sebuah perkenalan adalah pernyataan hati.
Dari Abu Dzar ra., la berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Janganlah sekah-kali kamu meremehkan kebaikan, meskipun hanya berupa keceriaan wajah tatkala bertemu dengan saudaramu.” (HR. Muslim)
Di antara taujih Khalifah Umar bin Khathab ra. adalah, “Tiga hal yang dapat membuat kecintaan saudaramu terhadapmu menjadi tulus (hanya karena Allah) ialah, lebih dahulu mengucapkan salam, memanggilnya dengan panggilan yang ia sukai, dan memberikan tempat duduk dalam satu majlis.”
“Menjadi tulus”
adalah sebuah ucapan indah yang dapat membersihkan rasa cinta dari tujuan duniawi.
Silaturahmi adalah kunci terbukanya rahmat dan pertolongan Allah SWT. Dengan terhubungnya silaturahmi, maka ukhuwah Islamiyah akan terjalin dengan baik. Bagaimana pun besarnya umat Islam secara kuantitatif, sama sekali tidak ada artinya bila di dalamnya tidak ada persatuan dan kerja sama untuk taat kepada Allah….
“Sesuatu yang paling cepat mendatangkan kebaikan adalah pahala orang yang berbuat kebaikan dan menghubungkan tali silaturahmi, sedangkan yang paling cepat mendatangkan keburukan ialah siksaan bagi orang yang berbuat jahat dan yang memutuskan tali persaudaraan” (HR. Ibnu Majah).
Artinya: “Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) namaNya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (QS An Nisaa’ 4:1).
Juga sabda Rasulullah Shallallahu’alahi Wasallam ,
Artinya: “Barangsiapa yang senang untuk dilapangkan rizkinya dan diakhirkan ajalnya (dipanjangkan umurnya), maka hendaklah ia menyambung (tali) silaturahim.”
Makna Salam Dalam Konsepsi Al-Qur’an
Salam secara harfiyah berarti selamat, damai dan sejahtera. Selamat berarti luput dari aib, cacat, kekurangan atau kebinasaan. Oleh karena itulah, jika terjadi kecelakaan, kemudian ada yang luput dari bencana itu maka dia disebut orang yang selamat. Seperti halnya uamt nabi Nuh yang disebut Allah sebagai uamt yang selamat, karena luput dari kehancuran dan kebinasaan banjir bah yang menimpa kaumnya. Seperti disebutkan dalam surat Hud [11]: 48
Artinya: “Difirmankan: “Hai Nuh, turunlah dengan selamat sejahtera dan penuh keberkatan dari Kami atasmu dan atas umat-umat (yang mu’min) dari orang-orang yang bersamamu. Dan ada (pula) umat-umat yang Kami beri kesenangan pada mereka (dalam kehidupan dunia), kemudian mereka akan ditimpa azab yang pedih dari Kami.”
Keselamatan ada yang berbentuk apsif dan ada yang berbentuk aktif. Jika kita memberikan ucapan selamat kepada teman yang meraih kesuksesan dalam sebuh tugas atau pekerjaan, maka itu berarti dia bukan hanya terlepas dari bahaya, kerugian atau keburukan, namun lebih jauh dia meraih kebajikan berupa keberhasilan.
Keselamatan atau kedamaian adalah tujuan hakiki dari kehidupan setiap muslim. Oleh karena itulah, sorga juga disebut sebagai rumah kedamaian (dar as-salam). Seperti disebutkan dalam surat Yunus [10]: 25
Artinya: “Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (surga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam).”
Begitu juga, Allah swt. menamakan Dzat-Nya dengan al-Salam atau sumber keselamatan. Seperti disebutkan dalam surat al-Hasyar [59]: 23
Artinya: “Dia-lah Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala keagungan, Maha Suci, Allah dari apa yang mereka persekutukan.”
Salam merupakan kedamaian yang dirasakan dalam hati seseorang.
Lawannya adalah keresahan atau kegundahan hati. Keresahan hati tersebut bentuknya ada dua. Jika keresahan tersebut menyangkut apa yang akan terjadi maka hal itu disebut takut. Sementara, jika keresahan tersebut lahir terhadap apa yang sudah terjadi maka ia disebut sedih. Oleh karena itulah, muncul ungkapan “Dia takut akan kehilangan hartanya atau dia bersedih telah kehilangan hartanya”.
Kepatuhan akan aturan dan perintah Allah akan mendatangkan kedamaian hati pada seseorang. Sementara itu, pelanggaran terhadap aturan dan perintah Allah akan mendatangkan kersehan hati. Itulah sebabnya, kenapa nabi Adam dan hawa diperintahkan keluar dari sorga dengan bibit permusuhan. Seperti disebutkan dalam surat al-Baqarah [2]: 36
Artinya: “…“Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain,…”.
Adam dan Hawa ketika melakukan larang Allah dilanda keresahan jiwa. Keresahan itu adalah rasa takut akan mendapatkan hukuman Allah, serta sedih karena telah kehilangan nikmat sorga.
Kondisi jiwa seperti ini membuat mereka tidak harmonis, sehingga lahir sikap saling menyalahkan. Akibat dari sikap saling menyalahkan, timbullah permusuhan. Sementara itu, keresahan, ketidakharomisan serta permusuhan tidak boleh ada di dalam sorga. Karena sorga adalah rumah kedamaian (dar as-salam). Seperti disebutkan dalam ayat di atas.
Begitu juga ketidakharmonisan tidak boleh ada di dalam sorga karena sorga adalah tempat yang tidak pernah ada kecekcokan di dalamnya, seperti disebutkan dalam surat surat Yunus [10]: 10. Di dalam sorga juga tidak boleh ada permusuhan, sebab rasa permusuahn juga dicabut dari penghuninya, seperti disebutkan dalam surat al-A’raf [7]: 43.
Oleh sebab itu pula, dalam riwayat disebutkan bahwa nabi Adam as. dan Hawa dibuang ke bumi dalam keadaan terpisah dalam waktu yang cukup lama, demi menghapus rasa ketidakharmonisan. Begitu pula, sebabnya generasi manusia yang pertama langsung melakukan pembunuhan, sebagai wujud dari cikal-bakal ketidakharmonisan dan permusuhan tersebut.
Untuk memperoleh kedamaian dan menghilangkan keresahan jiwa tersebut berupa ketakutan dan kecemasan hendaklah manusia mengikuti petunjuk dan tuntunan Tuhan. Itulah sebabnya, kenapa nabi Adam dan Hawa diperintahkan untuk mengikuti pentujuk Tuhan ketika sampai di bumi, agar rasa takut dan cemas hilang dari mereka. Seperti disebutkan dalam surat al-Baqarah [2]: 38
Artinya: “….Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada ketakutan atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati”.
Itulah sebabnya, kenapa nabi Nuh dan umatnya seperti diceritakan dalam surat Hud ayat 48 di atas, diperintahkan mendarat dan turun dengan kedamaian (salam). Karena, mereka adalah kelompok yang mengikuti petunjuk dan tuntunan Tuhan. Berbeda dengan kelompok yang lain yang dihancurkan dan dibinasakan karena enggan dan tidak mau mengikuti petunjuk Tuhan.
Ada hal yang sangat menarik untuk kita cermati, bahwa agama kita dinamakan Islam dan pengikutnya disebut muslim. Kata Islam berasal kata salam yang ditambah satu huruf menjadi aslama (mazid bi harfin), yang dalam kaidah bahasa Arab Arab berarti aktif. Ia bukan hanya selamat dan damai, namun lebih jauh mendatangkan keselamatan dan membawa kedamian. Begitulah seharusnya seorang yang disebut muslim, hendaklah dia menyelamatkan orang lain serta membawa kedamaian pada siapupun dan di manapun.
Semoga menjadi renungan bersama!
“Wassalamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh”,
Sumber : MAS EDI SUGIANTO, FOUNDER QUANTUM TRANCEFORMASI NAQS DNA
Minggu, 19 Februari 2012
Bekal Untuk Jadi Pemenang
Kehidupan di Era sekarang semakin keras dan semakin kompetitif hampir di segala bidang kehidupan. Kita harus mempertinggi kapasitas dan kapabilitas agar bisa eksis, survive, dan dalam persaingan yang sangat ketat itu kita harus jadi pemenang (be winner), bukan pecundang (loser)
Untuk menjadi pemenang, selain memiliki ilmu (knowledge) dan keterampilan tinggi (skillful), kita perlu membekali diri dengan empat kekuatan lain yaitu :
Pertama, visi atau cita-cita yang tinggi (himmah aliyah). Visi adalah kekuatan, karena menurut para ulama visi bisa merobohkan hambatan sebesar gunung sekali pun (himmat al-rijal tahdim al-jibal).
Kedua, keyakinan yang kuat (strong believe) bahwa apa yang dicita-citakan akan menjadi kenyataan. Keyakinan juga penting, karena orang yang tidak yakin ia tak bisa melangkah lebih jauh. Keyakinan (conviction) berbeda dengan preferensi (kegemaran). Preferensi bisa ditawar-tawar (negotiable), sedangkan keyakinan tidak. Bagi para pejuang Islam, keyakinan di sini termasuk keyakinan akan janji kemenangan dan pertolongan dari Allah. “Hai orang-orang Mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS Muhammad [47]: 7).
Ketiga, keberanian (syaja`ah) dalam mencapai cita-cita (kemenangan). Keberanian, kata al-Ghazali, termasuk salah satu keutamaan (fadilah) yang menjadi pangkal kebaikan dan kemenangan. Tak ada keberhasilan tanpa keberanian, baik dalam soal agama maupun dunia. Keberhasilan hanya milik orang-orang yang berani. Yaitu, keberanian dalam mengambil keputusan serta membela dan mempertahankan apa yang diyakini sebagai kebenaran apa pun risikonya. (QS al-Maidah [5]: 54).
Keempat, mental dan karakter pemenang. Salah satu karakter pemenang adalah menjadi pelaku atau pemain player (fa`il) bukan penonton apalagi hanya objek tontonan (maf`ul). Sebab, hanya pemainlah yang berpeluang besar menjadi pemenang. Maka, perintah Alquran agar kita bersaing (QS al-Baqarah [2]: 148), bersikap profesional, ihsan dan itqan (QS an-Naml [27]: 88), hidup dan mati sebagai yang terbaik, dan the best (QS al-Mulk [67]: 2), semuanya merupakan pembelajaran agar kita memiliki mental dan karakter sebagai pemenang.
Dalam Alquran, kaum Muslim diingatkan agar memiliki kesiapan mental sebagai pemenang, memiliki rasa percaya diri (self confidence) yang tinggi, dan tak boleh memelihara sikap keluh kesah (blaming) apalagi sindrom rendah diri. “Janganlah kamu bersikap lemah dan janganlah (pula) kamu bersedih hati. Padahal, kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya) jika kamu orang-orang yang beriman. (QS Ali Imran [3]: 139).
Oleh Dr A Ilyas Ismail
Hati Yang Baik
Dalam kondisi apa pun. maka "senangkanlah hatimu!" Jangan pernah bersedih.
"Kalau engkau kaya. senangkanlah hatimu! Karena di hadapanmu terbentang kesempatan untuk mengerjakan yang sulit-sulit melalui hartamu.
"Dan jika engkau fakir miskin, senangkan pulalah hatimu! Karena engkau telah terlepas dari suatu penyakit jiwa, penyakit kesombongan yang sering menimpa orang-orang kaya. Senangkanlah hatimu karena tak ada orang yang akan hasad dan dengki kepadamu lagi, lantaran kemiskinanmu...""Kalau engkau dilupakan orang, kurang masyhur, senangkan pulalah hatimu! Karena lidah tidak banyak yang mencelamu, mulut tak banyak mencacimu..."
Hati yang mulia dan baik selalu mendapatkan tempat yang mulia di mata Allah. Hati yang baik mengantarkan kepada pemiliknya kepada perbuatan yang baik dan terpuji. Hati yang baik mendatangkan pahala dan karunia Allah tidak hanya untuk si pemiliknya, namun juga untuk seluruh umat manusia. Benarlah kata Rasulullah, "Sesungguhnya dalam jasad ada segumpal darah, kalau itu baik, maka baiklah seluruh anggota tubuh".
Hati yang baik bukanlah sekedar karunia dari Allah yang diberikan kepada orang-orang tertentu saja, namun hati yang baik juga bisa didapatkan dengan latihan dan pendidikan. Salah satu cara untuk mendapatkan hati yang baik adalah dengan senantiasa membuka komunikasi hati dan Allah. Allah adalah Dzat Yang Maha Baik, maka siapapun yang selalu berkomunikasi kepdaNya akan mendapatkan pancaran kebaikan. Semoga kita diberi karunia hati yang baik, dan Allah selalu mengaruniai kita ilmu yang bermanfaat yang mengantarkan kita pada sebuah keyakinan dan kebahagiaan abadi, dunia dan akhirat. Aamiin YRA
Kamis, 16 Februari 2012
Manggapai Hidayah
Inilah dua fakta penting yg harus menjadi renungan buat kita semua, yakni
(1) Orang buta dan (2) Orang yg tinggal di daerah tidak aman. Ternyata mereka tidak mendapatkan keringanan utk meninggalkan shalat berjamaah di masjid.
Simaklah kedua hadits ini:
Pertama : Seorang pria buta mengadu kpd Rasulullah SAW, katanya : “ Ya Rasul, tiada seorang penuntun bagiku yg menolongku mengantar ke masjid, maka berilah keringanan untukku shalat di rumah. Kemudian, ia diberi keringanan oleh Rasul. Namun ketika ia tegak dan baru beberapa langkah pulang, Rasulullah SAW memanggilnya kembali, sabdanya : “Adakah kamu mendengar adzan shalat?”. Jawabnya : “Ya, aku mendengarnya”.
Sabda Rasul : “Untuk itu, hendaklah engkau penuhi panggilan (adzan) itu”.
(HR Muslim).
Kedua : Seseorang mengadu kpd Rasulullah SAW,
katanya : “Ya Rasul, bahwasanya kota Madinah ini banyak binatang buas lagi kejam, yg tentu aku sangat khawatir atas keselamatanku. Lalu Rasulullah SAW bersabda : “Adakah kamu mendengar Hayya alash-sholah, hayya alal falah (marilah kita dirikan shalat, marilah kita capai kebahagiaan)?.
Kalau mendengarnya, maka datanglah kemari (ke masjid) utk memenuhinya”.
(HR Abu Daud).
Nah, bagi kita yang masih memiliki mata sehat dan tinggal di daerah yg aman dengan penerangan lampu yg terang benderang, Masjid yg sangat dekat dgn rumah dsb
Mungkinkah Rasulullah mengizinkan kita utk meninggalkan shalat berjamaah di masjid?
Jika saat ini kita belum istiqomah shalat berjamaah di masjid (bagi laki-laki), sadarilah bhw kita sedang DALAM KEADAAN BAHAYA! Semoga kita tidak meninggal dunia dlm keadaan itu, naudzubillah.
Untuk itu, bersegeralah TAKE ACTION sbb:
- Bacalah artikel ini sekali lagi dgn penghayatan
- Beristighfar, memohon ampun kpd Allah
- Berniatlah utk selalu menghadiri shalat berjamaah di Masjid.
- Berdoalah kpd Allah, mohon hidayah dan kekuatan utk meringankan langkah menuju Masjid utk shalat berjamaah.
Maha suci Allah dgn segala Firman-NYA.
www.rumahbaca-alrasyid.co.cc
(1) Orang buta dan (2) Orang yg tinggal di daerah tidak aman. Ternyata mereka tidak mendapatkan keringanan utk meninggalkan shalat berjamaah di masjid.
Simaklah kedua hadits ini:
Pertama : Seorang pria buta mengadu kpd Rasulullah SAW, katanya : “ Ya Rasul, tiada seorang penuntun bagiku yg menolongku mengantar ke masjid, maka berilah keringanan untukku shalat di rumah. Kemudian, ia diberi keringanan oleh Rasul. Namun ketika ia tegak dan baru beberapa langkah pulang, Rasulullah SAW memanggilnya kembali, sabdanya : “Adakah kamu mendengar adzan shalat?”. Jawabnya : “Ya, aku mendengarnya”.
Sabda Rasul : “Untuk itu, hendaklah engkau penuhi panggilan (adzan) itu”.
(HR Muslim).
Kedua : Seseorang mengadu kpd Rasulullah SAW,
katanya : “Ya Rasul, bahwasanya kota Madinah ini banyak binatang buas lagi kejam, yg tentu aku sangat khawatir atas keselamatanku. Lalu Rasulullah SAW bersabda : “Adakah kamu mendengar Hayya alash-sholah, hayya alal falah (marilah kita dirikan shalat, marilah kita capai kebahagiaan)?.
Kalau mendengarnya, maka datanglah kemari (ke masjid) utk memenuhinya”.
(HR Abu Daud).
Nah, bagi kita yang masih memiliki mata sehat dan tinggal di daerah yg aman dengan penerangan lampu yg terang benderang, Masjid yg sangat dekat dgn rumah dsb
Mungkinkah Rasulullah mengizinkan kita utk meninggalkan shalat berjamaah di masjid?
Jika saat ini kita belum istiqomah shalat berjamaah di masjid (bagi laki-laki), sadarilah bhw kita sedang DALAM KEADAAN BAHAYA! Semoga kita tidak meninggal dunia dlm keadaan itu, naudzubillah.
Untuk itu, bersegeralah TAKE ACTION sbb:
- Bacalah artikel ini sekali lagi dgn penghayatan
- Beristighfar, memohon ampun kpd Allah
- Berniatlah utk selalu menghadiri shalat berjamaah di Masjid.
- Berdoalah kpd Allah, mohon hidayah dan kekuatan utk meringankan langkah menuju Masjid utk shalat berjamaah.
Maha suci Allah dgn segala Firman-NYA.
www.rumahbaca-alrasyid.co.cc
Menata Hati Sebelum Mati
"Manusia tak luput dari salah" itu benar, tapi jangan jadikan itu sebagai alasan untuk selalu berbuat kesalahan. Kesempurnaan itu yang harus kita cari. Mengerjakan sesuatu dengan sempurna itu yang harus kita lakukan, meski tidak akan pernah bisa sempurna.
Allah tidak melihat kesempurnaan kita dalam menjalani sesuatu, akan tetapi niat tulus yang disertai usaha untuk menjalankannya. Karena kita tidak bisa sempurna, maka biarkanlah Allah yang akan menyempurnakannya. Begitu pun dalam menata hati, kita harus senantiasa menatanya untuk menjadi lebih baik dan lebih baik lagi.
Seorang artis wanita bersama penulis novel (sekaligus sutradaanya) dan seorang aktor, tengah mempromosikan film terbarunya di sebuah masjid kampus di Jogja. Mereka mempromosikan film yang menceritakan tentang kisah asmara seorang muslimah dan lelaki muslim.
Artis itu nampak sangat cantik dan anggun dengan balutan jilbab yang menutupi auratnya. Sayangnya, dia memakai jilbab hanya pada saat proses syuting dan promosi film tersebut.
Lalu pada saat sesi tanya jawab, seorang wanita bertanya padanya, “Mba, Mba terlihat begitu cantik dengan jilbab. Apakah setelah film ini, Mba akan terus memakai jilbab?”
“Aku masih mau menata hati dulu, baru pakai jilbab,” jawabnya.
Kenapa begitu banyak wanita yang berpikiran seperti itu? Sebelum memakai jilbab, mereka mau menata hati dulu. Atau "hati" dulu "dijilbabin", baru kemudian pakaiannya? Tidakkah mereka tahu bahwa jilbab itu wajib? Tidakkah mereka berpikir, kalau wanita-wanita yang berjilbab juga tengah menata hatinya? Atau mereka berpikir, jika sudah berjilbab maka hati sudah tak lagi ditata?
Sadarlah, saudariku! Jilbab itu suatu kewajiban yang diperintahkan langsung dari Allah kepada hamba-Nya, sebagaimana yang tertera dalam kitab suci yang seharusnya menjadi pedoman hidup kita.
“Katakanlah kepada wanita yang beriman, 'Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara lelaki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita.” (Q.S. An-Nur Ayat 31).
Ketahuilah wahai ukhti (saudariku).. Jilbab akan menjadi pelindung bagimu dan tidak akan menyusahkanmu. "Iman terletak di hati bukan pada pakaian", itu betul. Namun, pakaian merupakan cerminan dari iman. Oleh karenanya, jika kita beriman pada Allah, maka patuhilah perintah-Nya. Jilbab tidak akan merusak emansipasi wanita, bahkan akan membuat wanita menjadi bebas.
Sara Bokker merupakan seorang model, pelatih fitness, sekligus artis di Amerika yang kehidupannya penuh dengan glamor. Ia menikmati hidup yang serba gemerlap. Kala itu, ia selalu menjaga penampilan agar menarik di mata orang banyak. Namun, setelah bertahun-tahun, Bokker mulai merasakan bahwa selama ini dirinya sudah menjadi budak mode. Dirinya menjadi tawanan dari penampilannya sendiri. Rasa ingin memuaskan ambisi dan kebahagiaan diri sendiri sudah mengungkungnya dalam kehidupan yang serba glamor. Dunia hiburan yang telah membesarkan namanya itu tidak membuatnya menjadi tenang dan merasakan kedamaian di jiwa.
Sampai akhirnya, Sara Bokker menemukan sebuah Al-Qur'an dan membaca terjemahannya. Dan kata dia, isi Al-Qur’an telah menyentuh hati dan jiwanya yang paling dalam. Maka, tanpa ragu wanita cantik, sekaligus salah satu figur publik di Amerika, itu pun memutuskan menjadi muslimah dan mengubah penampilannya. Dari yang sebelumnya seksi dan superketat, menjadi pakaian bersahaja yang longgar dan mengenakan jilbab.
Setelah mengenakan busana muslimah, untuk pertama kalinya ia merasa benar-benar menjadi seorang perempuan. Ia merasakan "rantai" yang selama ini membelenggunya sudah terlepas, dan akhirnya menjadi orang yang bebas. Saat itulah, ia menemukan kebebasan.
Bagi Sara Bokker, jilbab justru membuatnya bebas. Dulu, ketika ia berjalan dengan pakaian mini, banyak lelaki yang menatapnya dengan penuh nafsu, bak pemburu melihat mangsanya. Kini ia bebas, dan tak lagi ditatap seperti itu.
Jika seorang mualaf yang baru mengenal Islam saja sudah ingin melaksanakan kewajibannya secara penuh, maka mengapa yang telah menjadi muslim dari lahir justru tidak? Itu merupakan sebuah hidayah dan hidayah itu harus dicari, saudariku.
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, sehingga mereka mengubah keadaan mereka sendiri.” (Q.S. Ar-Ra’d Ayat 11)
Teruntuk saudariku, jangan jadikan “ingin menata hati dulu” sebagai alasan, untuk terus menerus menjalani hari dengan berjuta mata yang selalu menatapmu tanpa hijab. Memakai jilbab juga bukan merupakan budaya orang Arab, karena budaya disana jauh lebih keji sebelum datangnya Islam.
Tahukah kamu, wanita-wanita yang sekarang memakai jilbab pun mereka sedang menata hatinya. Hanya saja, mereka mendahulukan yang menjadi wajib bagi mereka. Mereka tahu bahwa memakai jilbab itu wajib selayaknya shalat lima waktu, puasa di bulan Ramadhan, membayar zakat dsb.
Dalam menjalankan perintah Allah, akan ada banyak sekali onak dan duri yang menjadi penghalang. Akan ada orang yang mencemooh kita. Jangan takut, karena yang kita cari adalah ridho Allah, bukan keridho’an manusia.
Orang yang senantiasa mencari keridho’an manusia, atau ingin dinilai manusia, itu akan membuatnya selalu stres. Keluar rumah, bila bedak belum dipoles, maka tidak bisa. Kulit kelihatan hitam, langsung suntik vitamin C. Hidung kurang mancung, pergi ke Jepang untuk operasi plastik. Hingga yang ada, wajah yang tadinya terlihat indah secara alami, malah berubah.
Jika setelah berjilbab lalu ada orang yang mempermasalahkan akhlaknya, jelaskan pada mereka bahwa antara akhlak dan jilbab itu dua hal yang berbeda. Berjilbab itu murni perintah Allah yang wajib dilaksanakan oleh wanita muslim yang telah baligh, tanpa memandang akhlaknya baik atau buruk. Sedangkan, akhlak adalah budi pekerti yang tergantung pada pribadi masing-masing. Jadi, jika seorang wanita berjilbab melakukan dosa/pelanggaran, itu bukan masalah jilbabnya, melainkan akhlaknya.
Wahai saudariku yang mengharap dicintai Allah, sudah seharusnya seorang muslimah menyadari akan kewajiban ini. Jangan menunggu hingga ajal menjemput. Jika masih sibuk "menata hati" sementara kewajiban masih belum terlaksana, apakah tidak takut pada malaikat kematian yang setiap saat bisa datang tiba-tiba? Apakah masih mengaku belum siap, sementara kematian datang tanpa memilih kita telah siap atau belum? Tidak memilih pula mana yang tua maupun muda. Bisa jadi, kematian itu datang saat kita belum siap dan penuh dengan dosa-dosa.
Kutuliskan ini sebagai rasa cintaku padamu, karena aku telah mendengar bahwa yang lebih banyak menghuni neraka adalah dari kaum wanita. Dan aku akan berdo'a, semoga yang terbanyak itu bukanlah seorang muslimah (wanita muslim).
Saling mengingatkan dalam kebaikan adalah bukti cintamu pada saudaramu..
Semoga kita semua bisa dipertemukan di syurga cinta-Nya hingga kekal dan abadi disana..
Amin ya Robb..
Wastaghfirullahu wastaghfuminkum...
La tansana min du’a ikum..
Jangan Lupakan aku dalam do’amu..
Saya mengajak antunna semua untuk mari kita dukung..
14 Februari, Hari Menutup Aurat Sedunia
Imints Fasta, Hamba Allah
http://www.republika.co.id/berita/jurnalisme-warga/wacana/12/02/16/lzhe19-menata-hati-sebelum-mati
Membangun Kecerdasan Qurani
Alquran adalah petunjuk hidup atau hudan yang diturunkan Allah untuk manusia. Sebagai petunjuk kehidupan, Allah tidak membatasi Alquran sebagai petunjuk peribadatan saja. Juga Alquran tidak hanya mengandung ayat-ayat hukum tentang halal, haram, makruh, atau mubah.
Ketika pertama kali diturunkan, yakni surah al-Alaq (1-5), Alquran justru meletakkan sebuah dasar yang amat penting bagi kehidupan manusia, yaitu ilmu pengetahuan. Membaca adalah langkah menuju ditemukannya ilmu pengetahuan, dan itulah perintah yang diturunkan Tuhan melalui wahyu yang pertama turun.
Dalam ayat pertama itu sekaligus terkandung petunjuk bagaimana manusia harus membaca, yakni iqra' bismi rabbika alladziy khalaq, bacalah denga nama Tuhanmu yang mencipta. Maknanya, dalam membaca objek bacaan apa saja, hendaknya berpijak pada tuntunan Allah SWT, bukan berdasarkan pikiran manusia belaka.
Masih dalam wahyu pertama turun itu, Alquran telah memberi isyarat objek bacaan yang amat penting, yaitu penciptaan manusia, khalaqa al min 'alaq, Dia mencipta manusia dari segumpal darah. Bagaimana kejelasannya lebih lanjut, maka manusia dipersilakan oleh Tuhan untuk membacanya (menelitinya) lebih jauh sehingga manusia menemukan ilmu pengetahuan tentang embriologi. Demikian sekadar sebuah contoh untuk menunjukkan bahwa Alquran petunjuk kehidupan manusia yang perlu terus digali kandungan maknanya.
Jika Alquran terus digali kandungan maknanya dan tidak hanya dibatasi atau berhenti pada masalah-masalah diniah (keagamaan) atau ubudiah (peribadatan) saja, maka Alquran potensial membuat umat Islam menjadi cerdas dalam memahami dan menyikapi persoalan apa saja dalam kehidupan ini. Jika kemampuan itu dimiliki, itulah yang dinamakan sebagai kecerdasan Qurani atau Quranic quotient.
Jadi, kecerdasan Qurani atau Quranic Quotient adalah kemampuan untuk memahami dan menyikapi sesuatu hal (keadaan, masalah) dengan perspektif Alquran.
Umat Islam akan bisa hidup benar-benar sesuai dengan tuntunan Alquran dalam menghadapi kemajuan zaman seperti apa pun bila memiliki dan menggunakan kecerdasan Qurani ini. Hanya saja, kenyataan menunjukkan bahwa dewasa ini umat Islam sendiri masih sangat awam dan kebanyakan jauh dari Alquran.
Dengan kenyataan tersebut, umat Islam harus digalakkan terus untuk dekat dengan Alquran dan dibimbing untuk bisa membacanya dengan baik dan memahami kandungan isinya. Sebab, itulah dasar bagi dibangunnya kecerdasan Qurani itu.
Konklusi yang kita ambil dari pemikiran ini ialah pentingnya dibangun dan ditumbuhkan kecerdasan Qurani itu. Kecerdasan Qurani harus dimulai sejak dini, yakni sejak anak-anak hingga terus berkelanjutan tanpa henti.
Seharusnyalah, kita umat Islam, tersentak dengan pertanyaan Allah SWT melalui surah Muhammad ayat 24 ini. “Apakah mereka tidak mentadabur Alquran, ataukah hati mereka telah tertutup?” Jangan sampai kita menjadi orang yang tertutup hatinya sehingga tidak mau mentadabur Alquran. Padahal, tanpa tadabur Alquran kita tidak mungkin memahami Alquran dan tidak memiliki kecerdasan Qurani.
Oleh: Dr Ir Fuad Rumi MS
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/12/02/14/lze35t-membangun-kecerdasan-qurani
MANUSIA TIDAK LUPUT DARI SALAH & KHILAF
Manusia itu spt lantai, setiap hari, setiap detik selalu aja ada debu yg menempel dan menjadi kotor. Sebersih apapun seseorang, dia tak akan luput dari kesalahan dan kekeliruan. Baik karena khilaf, lupa, tidak sengaja atau malah di sengaja sekalipun. Namanya juga manusia, tempat salah dan lupa. "Manusia tak luput dari salah" itu benar, tapi JANGAN jadikan itu sbg alasan untuk selalu berbuat kesalahan. KESEMPURNAAN itu yg harus kita cari. Mengerjakan sesuatu dgn sempurna itu yg harus kita lakukan, meski tidak akan pernah bisa sempurna.
****************************
Manusia itu seperti lantai, setiap hari, setiap detik selalu aja ada debu yang menempel dan menjadi kotor. Sebersih apapun seseorang, dia tak akan luput dari kesalahan dan kekeliruan. Baik karena khilaf, lupa, tidak sengaja atau malah di sengaja sekalipun. Namanya juga manusia, tempat salah dan lupa. Al insaanu mahallul khoto wan nisyaan.
Begitupun sebagai umat, tak lepas dari kesalahan dan kekeliruan menempuh jalan kekhilafan dalam mengambil keputusan. Maka di utuslah Nabi dan Rasul yang menunjukkan jalan kebaikan kepada umat. Lalu setelah habis masa kenabian setelah sang penghulu para nabi Muhammad Saw wafat berpindah pula tugas itu kepada umat yang menyuruh kebaikan dan mencegah kemungkaran.
Ulama yang memegang peranan penting dalam proses ini, membimbing umat menuju cahaya kegemilangan sepeninggal Rasul. Kalau ada yang kotor di bersihkan, kalau ada yang keliru di luruskan. Begitulah kiranya tugas para tokoh agama, entah apa sebutannya : kyai, ustadz, habib, syekh, guru, mu'allim, atau cendekiawan. Seperti kain pel, dia bersihkan lantai yang kotor agar kembali menjadi bersih. Masalahnya, tidak setiap waktu kain pel yang semula bersih akan tetap terus bisa membersihkan dengan baik.
Menjadi orang yang memberi taushiah penyejuk hati, mengajar pengajian atau sibuk berda'wah ternyata tidak semudah penampilan di kasat mata. Menyerukan kebaikan selalu bermula dari hati. Hati yang bersih akan membuat orang yang diajaknya berbuat baik dan meninggalkan keburukan akan terbukalah hatinya. Hati yang kotor akan kehilangan ketajaman kata dan teladan.
Bukan pula pekerjaan yang mudah di lakoni, karena setiap ucap kata yang keluar, harus di barengi dengan ke ikhlasan dan konsistensi dalam ucapan. Sunggguh besar kebencian di sisi Allah orang yang mengatakan apa yang tidak ia lakukan.
Jika Muhammad sang utusan pun mohon ampun pada TUHANnya paling sedikit seratus kali dalam sehari, bagaimana mungkin seorang manusia biasa telah cukup dengan apa yang telah di lakukannya...
Hati-hati ketika menjadi pemimpin, salah mengucap pun, pengikut setianya akan manut (nurut). Kalau banyak kesalahan akan banyak pula orang yang ikut bersalah. Kalau salah mengucap, banyak orang yang menjadi korban kesalahannya.
Dari kasus kain PEL dapat diambil kesimpulan ;
Alih-alih membersihkan justru mengotori, alih-alih meluruskan justru membuat orang tersesat. Jadi pemimpin itu sulit.
Selain paham dia butuh keikhlasan.Lillahi ta'ala. Wallahua'lam bishshowab..
“Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu dgn serta merta mencabutnya dari hati manusia. Akan tetapi Allah mencabut ilmu dgn cara mewafatkan para ‘ulama. Kalau Allah tdk lagi menyisakan seorang ‘ulama pun, maka manusia akan menjadikan pimpinan-2 yg bodoh. Kemudian para pimpinan bodoh tersebut akan ditanya & mereka pun berfatwa tanpa ilmu. Akhirnya mereka sesat dan menyesatkan. [HR. Al-Bukhari (100, 7307) Muslim (2673)]
Ulama ...
dengan ilmu, engkau tuntun kami menjadi mulia
dengan hikmah, engkau bimbing kami lebih bijaksana
dengan akhlak, engkau menjadi uswah hasanah
menyambung rantai taqwa, mengenalkan ajaran RasulNya
Dalam kekosongan kami ...
engkau tuangkan air pengetahuan, ...
pelepas dahaga, haus arti dan makna kehidupan
Dalam pencarian kami ...
engkau tunjukkan arah
kepada siapa kami menyembah ...
kepada siapa kami berserah diri
kepada siapa kami haturkan ikhtiar ini
kepada siapa kami berkaca
kepada siapa kami mencinta, perisai nafsu kabut logika ini ...
kepada siapa kami akan kembali,
mempertanggungjawabkan tiap langkah dalam perjalanan singkat ini
cintamu pada umat ini ...
ikhlasmu berbagi dengan kami
sikap amanahmu menjaga warisan para Nabi
ilmu, waktu, fikiran dan tenagamu ...
telah menghidupkan warna pelangi dalam diri kami
berwarna apik dalam akhlak
mengisi harmoni alam dalam ilmu
memancarkan keindahan dalam berbagi
ditengah tetesan berkah, bahkan musibah ...
berhias syukur dan sabar di tengah pancaroba
Sungguh ..., kami tahu
dalam kerasnya sikapmu,
engkau menginginkan kami menjadi yang terbaik
dalam amarah penuh cintamu
engkau takut hati, fikiran, iman dan potensi suci kami terusik
Dalam do'a
engkau sebut kami dihadapNya
engkau pintakan hidayah dan pertolonganNya
engkau teteskan air mata ...
roja' dan khouf akan maghrifoh dan adzabNya
meski kami tak pernah meminta ...
Sungguh ....,
terkadang kami tak sadar
betapa makna perjuanganmu begitu besar
sehingga kami mendapati cahaya yang begitu bersinar
cahaya dalam hati, fikiran dan jiwa kami yang terpancar
sadar sebagai hamba, teguh menjaga amanah
hidup penuh berkah, berbagi kebaikan dengan siapa saja
iman, islam dan ihsan ..., serta taqwa kepadaNya
sebuah warisan yang lebih berharga dari dunia beserta semua isinya.
http://www.facebook.com/note.php?note_id=177335948986998
****************************
Manusia itu seperti lantai, setiap hari, setiap detik selalu aja ada debu yang menempel dan menjadi kotor. Sebersih apapun seseorang, dia tak akan luput dari kesalahan dan kekeliruan. Baik karena khilaf, lupa, tidak sengaja atau malah di sengaja sekalipun. Namanya juga manusia, tempat salah dan lupa. Al insaanu mahallul khoto wan nisyaan.
Begitupun sebagai umat, tak lepas dari kesalahan dan kekeliruan menempuh jalan kekhilafan dalam mengambil keputusan. Maka di utuslah Nabi dan Rasul yang menunjukkan jalan kebaikan kepada umat. Lalu setelah habis masa kenabian setelah sang penghulu para nabi Muhammad Saw wafat berpindah pula tugas itu kepada umat yang menyuruh kebaikan dan mencegah kemungkaran.
Ulama yang memegang peranan penting dalam proses ini, membimbing umat menuju cahaya kegemilangan sepeninggal Rasul. Kalau ada yang kotor di bersihkan, kalau ada yang keliru di luruskan. Begitulah kiranya tugas para tokoh agama, entah apa sebutannya : kyai, ustadz, habib, syekh, guru, mu'allim, atau cendekiawan. Seperti kain pel, dia bersihkan lantai yang kotor agar kembali menjadi bersih. Masalahnya, tidak setiap waktu kain pel yang semula bersih akan tetap terus bisa membersihkan dengan baik.
Menjadi orang yang memberi taushiah penyejuk hati, mengajar pengajian atau sibuk berda'wah ternyata tidak semudah penampilan di kasat mata. Menyerukan kebaikan selalu bermula dari hati. Hati yang bersih akan membuat orang yang diajaknya berbuat baik dan meninggalkan keburukan akan terbukalah hatinya. Hati yang kotor akan kehilangan ketajaman kata dan teladan.
Bukan pula pekerjaan yang mudah di lakoni, karena setiap ucap kata yang keluar, harus di barengi dengan ke ikhlasan dan konsistensi dalam ucapan. Sunggguh besar kebencian di sisi Allah orang yang mengatakan apa yang tidak ia lakukan.
Jika Muhammad sang utusan pun mohon ampun pada TUHANnya paling sedikit seratus kali dalam sehari, bagaimana mungkin seorang manusia biasa telah cukup dengan apa yang telah di lakukannya...
Hati-hati ketika menjadi pemimpin, salah mengucap pun, pengikut setianya akan manut (nurut). Kalau banyak kesalahan akan banyak pula orang yang ikut bersalah. Kalau salah mengucap, banyak orang yang menjadi korban kesalahannya.
Dari kasus kain PEL dapat diambil kesimpulan ;
Alih-alih membersihkan justru mengotori, alih-alih meluruskan justru membuat orang tersesat. Jadi pemimpin itu sulit.
Selain paham dia butuh keikhlasan.Lillahi ta'ala. Wallahua'lam bishshowab..
“Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu dgn serta merta mencabutnya dari hati manusia. Akan tetapi Allah mencabut ilmu dgn cara mewafatkan para ‘ulama. Kalau Allah tdk lagi menyisakan seorang ‘ulama pun, maka manusia akan menjadikan pimpinan-2 yg bodoh. Kemudian para pimpinan bodoh tersebut akan ditanya & mereka pun berfatwa tanpa ilmu. Akhirnya mereka sesat dan menyesatkan. [HR. Al-Bukhari (100, 7307) Muslim (2673)]
Ulama ...
dengan ilmu, engkau tuntun kami menjadi mulia
dengan hikmah, engkau bimbing kami lebih bijaksana
dengan akhlak, engkau menjadi uswah hasanah
menyambung rantai taqwa, mengenalkan ajaran RasulNya
Dalam kekosongan kami ...
engkau tuangkan air pengetahuan, ...
pelepas dahaga, haus arti dan makna kehidupan
Dalam pencarian kami ...
engkau tunjukkan arah
kepada siapa kami menyembah ...
kepada siapa kami berserah diri
kepada siapa kami haturkan ikhtiar ini
kepada siapa kami berkaca
kepada siapa kami mencinta, perisai nafsu kabut logika ini ...
kepada siapa kami akan kembali,
mempertanggungjawabkan tiap langkah dalam perjalanan singkat ini
cintamu pada umat ini ...
ikhlasmu berbagi dengan kami
sikap amanahmu menjaga warisan para Nabi
ilmu, waktu, fikiran dan tenagamu ...
telah menghidupkan warna pelangi dalam diri kami
berwarna apik dalam akhlak
mengisi harmoni alam dalam ilmu
memancarkan keindahan dalam berbagi
ditengah tetesan berkah, bahkan musibah ...
berhias syukur dan sabar di tengah pancaroba
Sungguh ..., kami tahu
dalam kerasnya sikapmu,
engkau menginginkan kami menjadi yang terbaik
dalam amarah penuh cintamu
engkau takut hati, fikiran, iman dan potensi suci kami terusik
Dalam do'a
engkau sebut kami dihadapNya
engkau pintakan hidayah dan pertolonganNya
engkau teteskan air mata ...
roja' dan khouf akan maghrifoh dan adzabNya
meski kami tak pernah meminta ...
Sungguh ....,
terkadang kami tak sadar
betapa makna perjuanganmu begitu besar
sehingga kami mendapati cahaya yang begitu bersinar
cahaya dalam hati, fikiran dan jiwa kami yang terpancar
sadar sebagai hamba, teguh menjaga amanah
hidup penuh berkah, berbagi kebaikan dengan siapa saja
iman, islam dan ihsan ..., serta taqwa kepadaNya
sebuah warisan yang lebih berharga dari dunia beserta semua isinya.
http://www.facebook.com/note.php?note_id=177335948986998
Langganan:
Postingan (Atom)