Selasa, 28 Februari 2012
MANASIK UMROH
Rasulullah Saw bersabda :
“ Suatu Umrah ke umrah berikutnya adalah penghapus dosa-dosa di antara keduanya dan tidak ada imbalan bagi haji mabrur kecuali surga.”
(H.R. Bukhari).
Rasulullah Saw. bersabda,
“ Barangsiapa berangkat ke Baitullah (rumah Allah), kemudian tidak berkata kotor dan tidak berbuat dosa, dia akan terbebas dari dosa-dosanya seperti bayi yang baru dilahirkan ” (Muttafaq ‘Alaih).
Kedua hadits shahih ini menjelaskan bahwa ibadah umrah bisa menjadi penggugur bagi dosa-dosa apabila dilakukan dengan ikhlas dan pelaksanaannya sesuai sunnah Rasulullah Saw. Karena itu, luruskan niat, mantapkan jiwa bahwa kita berumrah benar-benar ingin memenuhi panggilan Allah Swt, benar-benar mau mengabdikan diri kepada-Nya. Jadikanlah umrah sebagai sarana introispeksi diri, perbaikan diri dan sebagai sarana untuk meminta pertolongannya, karena Allah menjanjikan akan mengabulkan segala permintaan hamba-Nya saat di tanah suci apabila permintaan tersebut akan menjadi kebaikan, namun kalau permintaan itu menurut Allah akan menjadi keburukan, maka Allah akan mencatatnya sebagai amal shaleh. Rasulullah Saw bersabda: “Jama’ah haji dan umroh adalah tamu Allah. Allah menyeru mereka, lalu mereka pun menyambut seruannya. Mereka meminta kepada-Nya dan Allah pun akan mengabulkannya” (HR. Bukhari)
Melalui landasan pemahaman di atas, maka pelaksanaan umrah membutuhkan bimbingan (manasik) yang benar dan konprehensif. Ibadah umrah ke baitullah tidak hanya asal berangkat saja, namun ia membutuhkan pemahaman yang benar dalam pelaksanaannya.
Rukun Umrah
Niat Ihram di Miqat
Tawaf
Sa'i
Tahallul
Tertib
Wajib Umrah
Niat Ihram di Miqat
Meninggalkan larangan selama Ihram
TAHAPAN UMRAH :
Berangkat menuju Miqat
Berpakaian dan berniat Ihram di Miqat (Tempat Miqat, al : Bier Ali, Ji'ronah,Tan'im, dsb)
Shalat sunat ihram 2 rakaat jika memungkinkan
Melafazhkan niat Umroh : Labbaik Allahuma Umrotan
Teruskan perjalanan ke Mekah, dengan membaca Talbiah sebanyak-banyaknya dan mematuhi larangan saat ihram
Melakukan Tawaf sebanyak 7 putaran
Melakukan Sa'i antara Bukit Safa - Bukit Marwah sebanyak 7 kali
Tahallul (menggunting rambut)
Ibadah Umroh selesai
Larangan saat Ihram
Tidak boleh memotong dan mencabut rambut, memotong kuku, menggaruk sampai kulit terkelupas atau mengeluarkan darah
Tidak boleh menggunakan parfum, termasuk parfum yang ada pada sabun
Tidak boleh bertengkar
Tidak boleh bermesraan
Tidak boleh berhubungan suami isteri
Tidak boleh berkata yang tidak baik, berkata porno
Tidak boleh menikah atau menikahkan
Tidak boleh berburu atau membantu berburu
Tidak boleh membunuh binatang (kecuali mengancam jiwa), memotong atau mencabut tumbuhan dan segala hal yang mengganggu kehidupan mahluk.
Tidak boleh ber make-up
Pria tidak boleh : memakai penutup kepala, memakai pakaian berjahit dan tidak boleh memakai alas kaki yang menutup mata kaki
Wanita tidak boleh : menutup wajah dan memakai sarung tangan sehingga menutup telapak tangan
Jangan Takabur
Sebelum berangkat ke tanah suci, Pak A mendapat wejangan dari gurunya, agar selama di tanah suci jangan pernah takabur, dan sebaiknya sikap tidak takabur tsb juga tetap dipertahankan sekembalinya dari tanah suci. Beberapa wejangan yang diceritakan oleh sang guru adalah sbb :
Seorang kolonel yang sedang berada di tanah suci, tepatnya di Mina dinasihati temannya agar jangan berjalan sendirian nanti tersesat. Tapi sang kolonel mengatakan bahwa dalam perang kemerdekaan hutan apa saja dijelajahinya dan tidak pernah tersesat.
Setelah beberapa lama dicari, sang kolonel tidak kembali. Baru dua hari setelah itu ia ditemukan di jalan arah ke Jeddah.
Kejadian lain menimpa seorang jamaah yang kehilangan tikar sat sholat di Masjidil Haram.Lalu ia ambil tikar lain yang ditinggalkan oleh pemiliknya, karena ia berpikir itulah sebagai pengganti tikar yang hilang.
Hari itu juga ia kehilangan 250 riyal. Setelah ia berpikir baru ia sadar bahwa ia sudah mengambil tikar yang bukan haknya.
Berada Dalam Genggaman Illahi
Jiwanya bergetar, getaran itu makin mencekam jiwanya manakala ia sudah berdiri tepat di hadapan makam orang yang paling dimuliakan Allah. Ny. Hj. S tidak mampu membuka bibir, padahal hatinya berseru keras. Assalamu'alaika, ya Rasullullah. Assalamu'alaika, ya Habibullah. Sesaat ia terpaku, jiwanya terjerat oleh perasaan yang baru pertama kali hadir dalam hidupnya.
Pengalaman berziarah ke makam Rasulullah saw memberi kesan sangat dalam pada jiwanya. Rasanya ia tidak sanggup melukiskan perasaannya saat itu dengan kata-kata paling indah sekalipun. Pada malam hari itu Ny. Hj. S keluar dari tempatnya menginap di Makkah, demi memenuhi panggilan hati untuk bertawaf dan bersujud di Masjidil Haram dengan ka'bah ditengahnya.
Rasanya tak kunjung terpuaskan rasa rinduku kepada Dzat Yang Mahakasih, sehingga air mataku menetes setiap kali aku mencium Hajar Aswad.Pada saat seperti itu rasanya aku berada dalam genggaman Illahi : aman...., sejuk..... dan penuh berkah......Demikianlah kenangan tak terlupakan dari Hj. S, menceritakan kisah ruhaninya di Baitullah.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar