Minggu, 19 Februari 2012

Bekal Untuk Jadi Pemenang


Kehidupan di Era sekarang semakin keras dan semakin kompetitif hampir di segala bidang kehidupan. Kita harus mempertinggi kapasitas dan kapabilitas agar bisa eksis, survive, dan dalam persaingan yang sangat ketat itu kita harus jadi pemenang (be winner), bukan pecundang (loser)

Untuk menjadi pemenang, selain memiliki ilmu (knowledge) dan keterampilan tinggi (skillful), kita perlu membekali diri dengan empat kekuatan lain yaitu :

Pertama, visi atau cita-cita yang tinggi (himmah aliyah). Visi adalah kekuatan, karena menurut para ulama visi bisa merobohkan hambatan sebesar gunung sekali pun (himmat al-rijal tahdim al-jibal).

Kedua, keyakinan yang kuat (strong believe) bahwa apa yang dicita-citakan akan menjadi kenyataan. Keyakinan juga penting, karena orang yang tidak yakin ia tak bisa melangkah lebih jauh. Keyakinan (conviction) berbeda dengan preferensi (kegemaran). Preferensi bisa ditawar-tawar (negotiable), sedangkan keyakinan tidak. Bagi para pejuang Islam, keyakinan di sini termasuk keyakinan akan janji kemenangan dan pertolongan dari Allah. “Hai orang-orang Mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS Muhammad [47]: 7).

Ketiga, keberanian (syaja`ah) dalam mencapai cita-cita (kemenangan). Keberanian, kata al-Ghazali, termasuk salah satu keutamaan (fadilah) yang menjadi pangkal kebaikan dan kemenangan. Tak ada keberhasilan tanpa keberanian, baik dalam soal agama maupun dunia. Keberhasilan hanya milik orang-orang yang berani. Yaitu, keberanian dalam mengambil keputusan serta membela dan mempertahankan apa yang diyakini sebagai kebenaran apa pun risikonya. (QS al-Maidah [5]: 54).

Keempat, mental dan karakter pemenang. Salah satu karakter pemenang adalah menjadi pelaku atau pemain player (fa`il) bukan penonton apalagi hanya objek tontonan (maf`ul). Sebab, hanya pemainlah yang berpeluang besar menjadi pemenang. Maka, perintah Alquran agar kita bersaing (QS al-Baqarah [2]: 148), bersikap profesional, ihsan dan itqan (QS an-Naml [27]: 88), hidup dan mati sebagai yang terbaik, dan the best (QS al-Mulk [67]: 2), semuanya merupakan pembelajaran agar kita memiliki mental dan karakter sebagai pemenang.


Dalam Alquran, kaum Muslim diingatkan agar memiliki kesiapan mental sebagai pemenang, memiliki rasa percaya diri (self confidence) yang tinggi, dan tak boleh memelihara sikap keluh kesah (blaming) apalagi sindrom rendah diri. “Janganlah kamu bersikap lemah dan janganlah (pula) kamu bersedih hati. Padahal, kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya) jika kamu orang-orang yang beriman. (QS Ali Imran [3]: 139).


Oleh Dr A Ilyas Ismail

Tidak ada komentar:

Posting Komentar