Minggu, 18 Agustus 2013

Kemurahan Allah SWT


 

Di antara nama dan sifat Allah SWT adalah “Rahman” dan “Rahim” yang menunjukkan pada sifat kemurahan Allah kepada hamba-hamba-Nya. Dia dapat berbuat apa saja, karena Dia Maha Kuasa. 

Namun Allah menyatakan dengan tegas bahwa Dia Maha Pemurah dan Pengasih. “Rahmat-Ku mendahului marah-Ku” (HR Bukhari, Muslim, dan Ahmad).

Allah SWT berfirman “Dan laksanakanlah shalat pada kedua ujung siang dan pada bagian permulaan malam. Perbuatan-perbuatan baik itu menghapus kesalahan-kesalahan. Itulah peringatan bagi orang-orang yang selalu mengingat (Allah). Dan bersabarlah, karena sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat kebaikan” (QS Huud 114-115).

Ayat ini mendorong kita untuk melakukan dua hal yaitu beribadah maghdhoh yakni ibadah yang tatacara dan waktunya ditentukan secara khusus seperti shalat lima waktu dan beribadah ghoiro maghdhah yang tatacara dan waktunya tak tertentu, dalam hal ini melakukan kebaikan-kebaikan sosial. 

Perbuatan baik menghapus kesalahan (Innal hasanaati yudzhibnas sayyiaati). Demikian pernyataan Allah SWT yang  menunjukkan penghargaan dan kemurahan-Nya. Dua keuntungan didapat, pertama  menghapus kesalahan dan kedua, perbuatan baik itu mendapatkan pahala dari Allah.

Dalam Hadis Qudsi Allah Azza wa Jalla berfirman : ”Jika seorang hamba-Ku bertekad akan melakukan kebaikan, namun tidak sempat melaksanakannya, Aku akan mencatat satu kebaikan baginya. Jika dia jadi melaksanakan tekadnya itu, aku catatkan sepuluh kebaikan, bahkan sampai tujuh ratus kali lipat baginya. Dan jika hamba-Ku bertekad akan melaksanakan keburukan namun tidak jadi melaksanakannya, Aku tidak akan mencatatnya sebagai dosa baginya. Lalu, jika ia melakukan keburukan tersebut, Aku hanya mencatat satu keburukan” (Hadis shahih dikeluarkan oleh Thabrani dan Abu Syaikh).   

Betapa banyaknya di hadapan kita lahan kebaikan yang dapat kita kerjakan mulai mendoakan orang, menolong orang susah, memberi nafkah, bersilaturahim, menasihati, mengurus organisasi, menyejahterakan keluarga, menjalankan jabatan dengan amanah, bershadaqoh, hingga senyum dan pergaulan suami istri pun dapat dikualifikasikan amal kebaikan.

Sepanjang diniatkan karena Allah tentunya. Jadi dengan fungsi menghapus dosa dan pahala sepuluh hingga tujuh ratus kali lipat, maka sesungguhnya peluang seorang muslim yang beramal untuk masuk surga sangatlah terbuka.  Banyak jalan menuju surga. 

Dalam kaitan penghapusan dosa, kemurahan Allah luar biasa. Hanya dosa syirk--menyekutukan Allah dengan yang lain-- yang Allah tutup ampunannya. Selain itu, sepanjang hamba-Nya meminta maka Allah akan berikan ampunan-Nya.  

Allah Azza wa Jalla berfirman ”Barangsiapa mengetahui bahwa Aku mempunyai kekuasaan untuk mengampuni berbagai dosa, Aku akan mengampuni dia dan aku tak peduli (akan banyaknya dosa). Hal itu Aku berikan sepanjang dia tidak musyrik kepada-Ku” (HR Al Hakim  dan Ath Thabrani).

Persoalannya adalah bahwa sang musuh abadi Syetan dengan bisikan halusnya akan senantiasa berupaya untuk  menjerumuskan manusia ke lembah kenistaan. Melakukan dosa besar menyekutukan Allah SWT dalam segala bentuknya. Melakukan berbagai dosa yang ia lalai untuk meminta ampun kepada-Nya. Menipu dengan berbagai keindahan dunia agar tak sempat lagi untuk beribadah. Hingga akhirnya ia tidak atau sangat sedikit sekali melakukan amal kebaikan yang diniatkan karena Allah. Setan telah menjadi guide bagi kehidupannya. 

Memang sudah sejak dahulu setan bertekad untuk menyesatkan manusia. Berbagai strategi dan taktik digunakan. Namun Allah pun menunjukkan jaminan kemurahannya untuk membuat setan putus asa. 

“Sesungguhnya setan berkata ‘Demi keagungan-Mu wahai Tuhanku ! Aku tidak akan berhenti menyesatkan hamba-hamba-Mu selama nyawa mereka masih berada dalam badannya’. Allah SWT berkata ‘ Demi keagungan-Ku, Aku tidak akan berhenti memaafkan mereka, selama mereka meminta ampunan kepada-Ku” (Hadits shahih Riwayat Ahmad dan Hakim).
Demikian pemurahnya Allah SWT kepada hamba-hamba-Nya, begitulah kalimat “Rahmat-Ku telah mendahului marah-Ku”.  

Oleh HM Rizal Fadillah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar