Jumat, 05 November 2010

Menghadapi Musibah



Salah satu sifat yang harus dimiliki oleh seorang muslim adalah sabar taktala mendapatkan ujian atau musibah dari Allah SWT. Ujian yang diberikan oleh Allah kepada hambanya beragam macamnya. Bisa berupa kematian anggota keluarga yang dicintainya, hilang dan musnahnya harta benda yang dimilikinya akibat bencana alam, maupun kelaparan yang sedang melandanya. Semua ini adalah bentuk ujian dari Allah SWT, sebagaimana firman-Nya:

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.( yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun”. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. al-Baqarah [02]: 155-157).

Ujian itu diberikan oleh Allah SWT sebagai salah satu cara untuk mengetahui kadar keimanan seseorang. “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?. Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (QS. Al-Ankabut [29]: 2-3).

Artinya, seseorang maupun masyarakat tidaklah terbukti mereka beriman jika mereka tidak tahan terhadap ujian yang menimpanya.

Selain itu, ujian merupakan salah satu wujud kecintaan Allah terhadap suatu kaum. Hal ini dikabarkan oleh Rasulullah Saw dalam hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad, “Sesungguhnya Allah Azza wa jalla jika mencintai suatu kaum, maka Allah akan memberikan cobaan kepada mereka. Barangsiapa yang sabar, maka dia berhak mendapatkan (pahala) kesabarannya. Dan barangsiapa marah, maka diapun berhak mendapatkan (dosa) kemarahannya.”

Kalau kita berkaca pada sejarah umat Islam, Rasulullah dan para sahabat adalah generasi yang mendapatkan ujian dan musibah yang sangat besar dari Allah SWT untuk menguji kadar keimanan mereka.

Salah satu contohnya adalah yang diceritakan oleh seorang sahabat bernama Saad bi Abi Waqas ra, ketika terjadi peristiwa pemboikotan kaum muslimin di Makah oleh kafir Qurays. Beliau berkata tentang keadannya saat kaum muslimin mendapatkan embargo ekonomi oleh warga Makkah. ”Aku keluar di suatu malam untuk kencing. Aku mendengar gemericing di bawah air kencing. Tiba-tiba ada sepotong kulit unta kering. Lalu kuambil dan ku cuci, kemudian ku bakar, lalu ku tumbuk dalam air dan ku makan, maka selama tiga hari dengan itu aku menjadi kuat.” Kelaparan yang menimpa kaum muslimin saat itu tidak menjadikan mereka berpaling dari Allah dan Rasul-Nya.

Para sahabat benar-benar menjalankan apa yang diperintahkan oleh Allah SWT dalam al-Quran. “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah [02]: 153).

Mereka juga memahami bahwa apapun yang menimpa mereka baik itu berupa musibah maupun nikmat yang datang dari Allah SWT itu merupakan sesuatu yang baik bagi mereka.

Rasulullah Saw bersabda: ”Aku kagum terhadap urusan orang yang beriman, karena seluruh urusannya merupakan kebaikan baginya. Jika mendapatkan kesenangan ia bersyukur, maka syukur itu adalah kebaikan baginya. Jika ditimpa kesulitan ia bersabar, maka sabar itu merupakan kebaikan baginya. Hal seperti ini tidak akan didapati pada seeorang kecuali orang yang beriman” (HR. Muslim).

Sikap seperti inilah yang saat ini harus dimiliki oleh kaum muslimin di Padang, Sumatera Barat dan wilayah lain yang beberapa waktu lalu mendapatkan musibah sebagai bentuk ujian dari Allah SWT. Yakinlah bahwa jika mereka menerima musibah itu dengan ikhlas dan tabah, maka pasti ujian itu akan menjadi penyebab Allah melenyapkan kesalahan-kesalahannya di hari kiamat. Tentu, bagi mereka yang meninggal semoga amal kebaikannya diterima oleh Allah SWT.

Momentum ini juga dapat digunakan oleh kaum muslimin yang tidak mendapatkan musibah untuk bersama-sama menggalang segala upaya untuk meringankan penderitaan yang dialami oleh saudara-saudaranya itu sebagai wujud dari ukhuwah Islamiyah. Mereka harus memberikan bantuan moril dan materiil secara maksimal untuk para korban bencana.

Terakhir, yang tidak kalah pentingnya adalah tanggung awab penguasa untuk melayani urusan rakyatnya yang sedang ditimpa bencana. Pemerintah bertanggungjawab penuh untuk membantu mereka keluar dari berbagai masalah yang diakibatkan oleh terjadinya bencana. Sebab Rasulullah Saw bersabda ”Pemimpin adalah penggembala, ia akan dimntai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. (HR. Bukhari Muslim).

Mudah-mudahan kita bisa mengambil ibrah dari bencana ini untuk segera kembali bertaubat kepada Allah dan semakin mendekatkan diri kita kepada-Nya. Sebab diakui atau tidak musibah ini selain sebagai ujian, juga peringatan (tadzkirah) kepada manusia agar tidak terus tenggelam ke dala jurang kemaksiatan. Wallahu a’lam. (shodiq ramadhan)

http://www.suara-islam.com/news/nafsiyah/peningkatan-nafsiyah/92-sabar-menghadapi-musibah



Untuk Kita Renungkan
oleh: Ebiet G
Ade



Kita mesti telanjang dan benar-benar bersih
Suci lahir dan di dalam batin
Tengoklah ke dalam sebelum bicara
Singkirkan debu yang masih melekat..

Singkirkan debu yang masih melekat..

Anugerah dan bencana adalah kehendakNya
Kita mesti tabah menjalani
Hanya cambuk kecil agar kita sadar
Adalah Dia di atas segalanya..

Adalah Dia di atas segalanya..

Anak menjerit-jerit, asap panas membakar
Lahar dan badai menyapu bersih
Ini bukan hukuman, hanya satu isyarat
Bahwa kita mesti banyak berbenah

Memang, bila kita kaji lebih jauh
Dalam kekalutan, masih banyak tangan
Yang tega berbuat nista... oh
Tuhan pasti telah memperhitungkan
Amal dan dosa yang kita perbuat
Kemanakah lagi kita kan sembunyi
Hanya kepadaNya kita kembali
Tak ada yang bakal bisa menjawab
Mari, hanya tunduk sujud padaNya

hooo...hooo
hooo

Kita mesti berjuang memerangi diri
Bercermin dan banyaklah bercermin
Tuhan ada di sini di dalam jiwa ini
Berusahalah agar Dia tersenyum... ho..
du..du...du..du..du..
du..du..du..du..oh...
ho...ho...ho...
du..du..du..du..
Berubahlah agar Dia tersenyum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar