Selasa, 09 November 2010

Tauhid dan Kepedulian

Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu Wata’ala yang senantiasa menganugerahkan karunia rahmat dan nikmat-Nya kepada kita semua, nikmat Iman dan Islam, nikmat sehat wal afiat, dan sekian banyak lagi nikmat yang tidak mungkin bisa kita ingat maupun kita catat. Maka meyakini dengan sepenuh hati bahwa segala nikmat itu hanya dari Allah datangnya, seraya mensyukuri dan mendayagunakannya untuk mendapatkan ridha dan cinta-Nya semoga membuat kita mendapatkan pelipat gandaan nikmat, seperti yang telah Allah janjikan.

Shalawat dan salam senantiasa kita sampaikan untuk Rasulullah –shallallahu alaihi wasallam- beserta keluarga, para sahabat dan para pengikutnya yang setia menjalankan syariat ajaran agamanya.

Idul adha di negeri kita hari ini menjadi sangat istimewa bagi kita kaum muslimin. Idul adha dalam iringan musibah yang menerpa negeri.
Idul adha di tengah duka mendalam.
Semoga suasana ini semakin menyadarkan kita sebagai manusia makhluk ciptaan Allah swt yang harus tunduk dan taat dengan seluruh keputusan-keputusan-Nya. Semakin menyegarkan iman tauhid kita bahwa Allah Maha Berkehendak dan Maha Kuasa, tanpa ada seorangpun yang mampu menghadang dan menghalanginya.

بَدِيعُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَإِذَا قَضَى أَمْرًا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُ كُنْ فَيَكُون

117. Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, Maka (cukuplah) Dia hanya mengatakan kepadanya: "Jadilah!" lalu jadilah ia. QS. Al Baqarah

Semoga idul adha kali ini mampu merajut dan menguatkan kembali hubungan solodaritas dan soliditas kita, baik solidaritas dan soliditasa sesama muslim, sesama anak bangsa maupun sesama umat mansia.

ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ أَيْنَ مَا ثُقِفُوا إِلَّا بِحَبْلٍ مِنَ اللَّهِ وَحَبْلٍ مِنَ النَّاسِ

112. mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia……QS. Ali Imran

Idul adha kali ini merangkum beberapa momentum penting yang patut kita fahami pesan- pesannya yang sangat diperlukan dalam kehidupan keagamaan, kemasyarkatan dan kebangsaan serta kemanusiaan kita hari ini.

Ibadah haji, ibadah qurban dan bencana alam yang datang silih berganti membawa pesan yang sama, pesan tauhid dan keimanan.

Mereka yang menunaikan haji dengan penuh semangat dan kekhusyukan melantunkan pernyataan tauhid yang berulang ulang:

لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لا شَرِيكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ، لا شَرِيكَ لَكَ

Kami penuhi panggilan-Mu ya Allah, kami penuhi panggilan-Mu Ya Allah, kami penuhi panggilan-Mu Ya Allah, tiada sekutu bagi-Mu, kami penuhi panggilan-Mu, sesungguhnya segala pujian, nikmat dan kekuasaan hanya milik-Mu, tiada sekutu bagimu…

Manasik haji yang menggambarkan dengan visual keberadaan manusia di hadapan Allah SWT, menanggalkan seluruh atribut kebesaran duniawi, hanya dengan dua lembar kain ihram yang lebih mirip kain kafan daripada pakaian layak keduniawian.

Ibadah qurban mengajarkan ketulusan dan kepatuhan kepada Allah dalam segala amal dan perbuatan. Seberat apapun perintah Allah akan dikerjakan dengan patuh dan taat, tidak ada tawar-menawar, apalagi menolaknya. Nabi Ibrahim, Nabi Ismail, serta Hajar, telah membuktikan aktualisai tauhid yang sangat jelas bagi umat ini. Keyakinan yang mendalam bahwa keputusan Allah adalah yang terbaik bagi hamba-Nya, dan harapan yang kuat bahwa janji Allah pasti akan direalisasikan, bahwa Allah tidak akan pernah menelantarkan hamba-Nya telah menguatkan hati mereka untuk melakukan pengorbanan yang sangat mahal.

Cinta mereka kepada anak dan keluarga, tidak menghalanginya untuk taat pada perintah Allah SWT, kesulitan hidup yang mereka alami tidak mengahalanginya untuk mensyukuri nikmat Allah, godaan yang datang dari semua arah tidak membuatnya sedikitpun bergeser menyimpang dari perintah Allah. Konsistensi dan keteguhan iman inilah yang mengantarkan mereka mendapatkan penghargaan dan ditempatkan dalam posisi terhormat di antara umat manusia.

إِنَّ إِبْرَاهِيمَ كَانَ أُمَّةً قَانِتًا لِلَّهِ حَنِيفًا وَلَمْ يَكُ مِنَ الْمُشْرِكِينَ (120) شَاكِرًا لِأَنْعُمِهِ اجْتَبَاهُ وَهَدَاهُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ (121) وَآَتَيْنَاهُ فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَإِنَّهُ فِي الْآَخِرَةِ لَمِنَ الصَّالِحِينَ (122) [النحل

120. Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. dan sekali-kali bukanlah Dia Termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan), 121. (lagi) yang mensyukuri nikmat-nikmat Allah. Allah telah memilihnya dan menunjukinya kepada jalan yang lurus. 122. dan Kami berikan kepadanya kebaikan di dunia. dan Sesungguhnya Dia di akhirat benar-benar Termasuk orang-orang yang saleh. QS. An Nahl.


Bencana alam yang silih berganti menimpa negeri ini semoga semakin menyadarkan kita tentang kekuasaan Allah SWT. Semakin menyadarkan keterbatasan dan ketidak berdayaan manusia di hadapan semua kehendak dan keputusan-Nya. Tidak ada lagi tempat bagi kesombongan, pembangkangan dan penolakan terhadap kehendak-kehendak Allah SWT. Tidak ada lagi ruang di hati ini untuk menghindar dari ketentuan ketentuan-Nya.

Tunduk dan taat, ridha dan ikhlas, sabar dan tawakkal menjadi ungkapan iman yang paling aktual, ketika ujian itu datang. Musibah itu akan berubah menjadi peluang perbaikan iman dan peningkatan martabat di sisi Allah. SWT.

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ (155) الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ (156) أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ (157)

155. dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. 156. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun" 157. mereka Itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka Itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.QS. Al Baqarah

Iman dan tauhid yang ada dalam jiwa harus diaktualkan dalam kehidupan kemanusiaan. Kali ini ibadah haji dan qurban berbarengan dengan bencana, semakin menegaskan perlunya perbaikan hubungan kemanusiaan yang berdasaran pada nilai tauhid dan keimanan.

Ibadah haji disyariatkan bagi umat ini, diantara pesan tekstual yang Allah sampaikan adalah agar mampu memberikan manfaat bagi sesama manusia.

وَأَذِّنْ فِي النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوكَ رِجَالًا وَعَلَى كُلِّ ضَامِرٍ يَأْتِينَ مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيقٍ (27) لِيَشْهَدُوا مَنَافِعَ لَهُمْ وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ عَلَى مَا رَزَقَهُمْ مِنْ بَهِيمَةِ الْأَنْعَامِ فَكُلُوا مِنْهَا وَأَطْعِمُوا الْبَائِسَ الْفَقِير

27. dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus[ yang datang dari segenap penjuru yang jauh, 28. supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak. Maka makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir.QS. Al Hajj

Nilai kemanusiaan dalam ibadah qurban sudah sangat jelasa dan gambling. Aktualisasi taqwa yang memberikan manfaat dan kegembiraan bagi orang-orang di sekitarnya.

وَالْبُدْنَ جَعَلْنَاهَا لَكُمْ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ لَكُمْ فِيهَا خَيْرٌ فَاذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ عَلَيْهَا صَوَافَّ فَإِذَا وَجَبَتْ جُنُوبُهَا فَكُلُوا مِنْهَا وَأَطْعِمُوا الْقَانِعَ وَالْمُعْتَرَّ كَذَلِكَ سَخَّرْنَاهَا لَكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ (36) لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَى مِنْكُمْ كَذَلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِينَ (37)

36. dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebahagian dari syi'ar Allah, kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya, Maka sebutlah olehmu nama Allah ketika kamu menyembelihnya dalam Keadaan berdiri (dan telah terikat). kemudian apabila telah roboh (mati), Maka makanlah sebahagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah Kami telah menundukkan untua-unta itu kepada kamu, Mudah-mudahan kamu bersyukur. 37. Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi Ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik. QS. Al Hajj

Solidaritas dan soliditas sosial begitu kuat bagi umat ini ketika bencana itu datang. Perhatian dan empati kepada sesama datang dari semua arah dan sisi. Satu fakta yang menegaskan bahwa harmoni kehidupan itu dalam solidaritas dan soliditas. Berbagi dan berempati adalah bukti kemanusiaan. Tolong menolong adalah pilar peradaban. Sifat egois, tidak peduli kepada orang lain adalah cacat perdaban.

Inilah poin penting yang perlu kita garis bawahi, kepedulian kepada sesama, tidak melakukan perbuatan yang membuat celaka dan bahaya bagi orang lain.

Ketika menjadi anak ia pandai membahagiakan orang tua, tidak membuatnya susah dan menderita, menjadi kebanggaan dan pelita hati mereka.

إِذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاثَةِ أَشْيَاءَ : مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

Jika manusia wafat, terputus semua amalnya kecuali tiga hal, yaitu: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak shalih yang mendoakannya

Ketika menjadi suami, pandai membahagiakan istri dan anak-anaknya, tidak melakukan perbuatan yang mengganggu perasaan dan eksistensinya, demikian juga ketika menjadi istri, ia pandai membahagiakan suami, dan anak-anaknya, menyayangi mereka dengan penuh cinta.

"أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا، وَخَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لأَهْلِهِ"

Orang beriman yang paling sempurna adalah yang paling baik akhlaknya, dan yang terbaik di antara kalian adalah yang terbaik baik keluarganya.

Ketika menjadi tetangga, ia adalah tetanga yang baik yang tidak menjadi ancaman bagi tetangga lainnya, mampu menghadirkan rasa aman dan kehormatan bagi tetangga di sekitarnya. Menjauhi segala tindakan dan perbuatan yang mengganggu apalagi melukainya

مَا زَالَ جِبْرِيل يُوصِينِي بِالْجَارِ حَتَّى ظَنَنْت أَنَّهُ سَيُوَرِّثُهُ

Tidak hentinya Jibril mewasiatkan kepadaku tentang tetangga sehingga saya menduga bahwa ia akan memberikan warisan kepadanya.

Ketika menjadi pejabat ia berguna bagi rakyatnya, tidak melakukan perbuatan yang merugikan, memberatkan, apalagi mendzaliminya. Dst.

Marilah kita perkuat solidaritas dan soliditas keummatan, kebangsaan dan kemanusiaan kita. Hubungan yang dibangun di atas landasan iman dan taqwa, dihiasi dengan akhlak mulia yang tertuang dalam pola saling menghargai dan menghormati, memahami perbedaan sebagai sebuah kenyataan, tidak untuk dibenturkan tetapi keniscayaan yang harus diterima dan dikelola dengan sebaik-baiknya.

4/11/2010 | 27 Zulqaedah 1431 H
Oleh: H. Muhith Muhammad Ishaq, Lc. MPdI

http://www.dakwatuna.com/2010/tauhid-dan-kepedulian/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar