Selasa, 06 November 2012

Berbakti Kepada Orang Tua




Anak-anak adalah anugerah dari Allah swt yang tentunya sangat berharga bagi orangtuanya. Anak-anak juga merupakan amanah yang dipercayakan Allah swt kepada orangtua, yang harus dijaga dan dipelihara dengan sebaik-baiknya agar mereka bisa mendapatkan keselamatan di dunia dan di akhirat.

Bila kita telah menikah dan membentuk sebuah rumah tanggah, tentunya kita berharap untuk dikaruniai anak-anak yang baik, sholeh dan sholehah, yang bukan saja dapat membahagiakan orangtuanya di dunia, namun juga bisa menyelamatkan orangtuanya di akhirat kelak. Seperti dalam sabda Rasulullah saw, “Apabila anak Adam (manusia) meninggal dunia maka putuslah amalnya kecuali tiga perkara, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak sholeh yang mendoakan untuknya.” (HR. Muslim)

Tidak ada kebahagiaan yg paling berbinar, kecuali kita memiliki anak yg saleh, santun kepada orang tua, dan gemar mendoakan. Karena doa anak yg saleh, tidak ada penghalangnya kecuali dikabulkan Allah.

Rasulullah bersabda, Diangkat derajat seseorang setelah matinya. Dia pun bertanya, Wahai Tuhanku, mengapa engkau angkat derajatku? Allah berfirman; Anakmu memohon ampunan untukmu. (HR Al-Bukhari).

Begitu dahsyatnya kekuatan doa anak yg saleh sehingga dapat mengubah kedudukan orang tuanya yg telah meninggal. Bahkan, Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, Ketika seseorang masuk surga ia menanyakan orang tua, istri, dan anak2-nya. Lalu Allah berkata kepadanya, Mereka tidak mencapai derajat amalmu. Kemudian, orang itu berkata, Ya Rabbi, aku beramal bagiku dan keluargaku. Kemudian, Allah memerintahkan untuk menyusulkan keluarganya ke surga. (HR Thabrani).

Para orang tua beserta seluruh penghuni yg berada di bawah atap rumahnya, merasakan bahwa mereka adalah satu jamaah yg kelak akan reuni di surga. Seluruh keluarga merindukan pertemuan ulang di alam baka dan menjadi penghuni surga Adnin.

Sehingga sangat dianjurkan agar senantiasa berdoa, sebagaimana doa yg difirmankan Allah: Ya Tuhanku, jadikan hamba mampu bersyukur atas nikmat yg Engkau berikan serta bersyukur kepada kedua orang tuaku, dan untuk menunaikan amal saleh yg Engkau ridhai, dan berikanlah kebaikan padaku dan keturunanku. (QS al-Ahqaf [46]: 15).
Semoga kita dapat berkumpul untuk reuni di surga Adnin

.



Catatan :

Ada beberapa wujud manefestasi cinta kasih kpd orang tua, yg masih dapat kita lakukan saat kedua oarang tua sudah terlebih dahulu meninggalkan dunia ini. Semua bentuk implementasi cinta kasih itu pada dasarnya lebih bersifat tugas dan kewajiban kita. Dgn atau tanpa muatan cinta kasih, semua tugas itu harus kita pikul. Namun adalah kenistaan, bila kita melaksanakan semuanya tanpa landasan cinta kepada mereka.

Ibnu Rabi’ah meriwayatkan: Saat kami sedang duduk-duduk bersama Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, tiba-tiba datanglah seorang lelaki dari kalangan Bani Salamah bertanya,
“Wahai Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam! Apakah masih tersisa bakti kpd kedua orang tuaku setelah mereka meninggal dunia?”
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam menjawab,
“Ya. Bacakanlah Shalawat utk mereka, mohonkanlah ampunan utk mereka, tunaikan perjanjian mereka, peliharalah silaturahim yg biasa dipelihara kala mereka masih hidup, juga, hormati teman-teman mereka.”

Abu Hurairah meriwayatkan: Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Sesungguhnya, Allah Azza wa Jalla bisa saja mengangkat derajat seorang hamba yg shalih di Surga kelak. Si hamba itu akan bertanya, “Ya Rabbi, bagaimana aku bisa mendapatkan derajat sehebat ini?” Allah berfirman, “Karena permohonan ampun dari anakmu”

Salah satu dari tanda cinta kasih kita kpd orang tua adalah munculnya pengharapan agar kedua orang tua selalu hidup berbahagia. Bila mereka sudah meninggal dunia, kita juga senantiasa mendoakannya, membacakan Shalawat untuk mereka serta memohonkan ampunan untuk mereka. Semua perbuatan tersebut bukanlah hal-hal yg remeh. Dan juga, amat jarang anak yg mampu secara telaten melakukan semua kebajikan tersebut. Padahal, ditinjau dari segi kelayakan, dan segi kesempatan serta kemampuan, sudah seyogyanya setiap anak berusaha melakukannya. Dari kwantitas, semua amalan tersebut tidak membutuhkan banyak waktu. Sekadar perhatian dan kesadaran, yg memang sangat dituntut. Bila seorang anak merasa sangat kurang berbakti kpd kedua orang tuanya, inilah kesempatan yg masih terbuka lebar, utk menutupi kekurangan tersebut, selama hayat masih dikandung badan.






1 komentar:

  1. namun skrng.. bnyak orang tua yang salah dalam mendidik anak..

    BalasHapus