Selasa, 30 April 2013

Mengenang Ustadz Jeffry Al Buchory




 Dua Hal yang Patut Ditiru dari Sosok Uje

Ustaz Jeffry Al Buchori telah pergi selamanya meninggalkan dunia. Kepergian ustaz yang akrab disapa Uje ini pun mengundang komentar Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Komisi Fatwa Ma'ruf Amin. 

Ada dua hal yang sudah sepatutnya ditiru oleh kaum muda dari sosok almarhum Uje. 

Pertama, di masa mudanya almarhum pernah terperangkap dan terpengaruh oleh hal yang tak baik dan dia bisa menyelamatkan diri dari hal tersebut menuju arah kebaikan.
Ma'ruf mengatakan Uje bisa keluar dari hal yang tak baik menuju perubahan menjadi pribadi yang baik itu merupakan hal yang suli. Namun, ustaz gaul itu mampu dan bisa melakukannya. Menurut Ma'ruf, kaum muda sepatutnya meniru almarhum Uje, jangan hanya mengedepankan gaul tapi tak mampu mengubah diri ke arah yang lebih baik.

Kedua, yang harus dicontoh kaum muda dari sepak terjang almarhum Uje semasa hayatnya adalah menjadi inspirator bagi dai muda lainnya.
"Bayangkan almarhum menjadi pemberi inspirasi bagi dai muda untuk dapat berdakwah dengan penyampaian materi yang mudah di terima,"
Hal ini tidak mudah, menjadi inspirator dan pendorong dai muda agar dapat memberikan dakwah dengan cara yang mudah dipahami. Ma'ruf menambahkan coba bayangkan bagaimana dakwah almarhum Uje mudah diterima selama ini. 

Dakwah Uje Sentuh Banyak Lapisan

Aktris dan penulis buku Oki Setiana Dewi menuturkan sosok Uje menginspirasi anak muda karena luwes dalam pergaulan, "Uje itu mampu menyentuh banyak lapisan,"
Bintang film 'Ketika Cinta Bertasbih' ini menambahkan pendekatan yang tidak kaku lebih mengena untuk generasi muda. Terlebih Uje tidak hanya berkata namun punya perjalanan hidup dari terkungkung narkoba menjadi dai yang ditunggu tausiyahnya. 
"Dakwahnya mudah diterima di berbagai kalangan," imbuh dara berusia 24 tahun ini. 
 Wafatnya dai muda Ustaz Jefry Al Buchory menjadi pelajaran bagi generasi muda.

Beberapa Hal yang Layak Ditiru dari Almarhum Uje

Tiga hari sudah almarhum Ustaz Jefry Al Buchori meninggalkan bangsa ini. Gema takbir dan tahlil terus menggema di makam ustaz Uje.
Tidak hanya para santri pengajian yang pernah di ajar oleh almarhum Uje yang datang melayat, kalangan muda mudi pun ikut menyuarakan suara tahlil di pusaran ustaz kelahiran 12 April 1973 ini.

Di Tempat Pemakaman Umum Karet Tengsin, Jakarta Pusat, banyak kalangan muda mudi yang turut berziarah ke makam ustaz gaul ini. Mereka ada yang datang sendiri dan ada pula yang berpasang-pasangan. Warga mengatakan, sengaja datang jauh-jauh ke makam guna membacakan Yasin dan mendoakan almarhum Uje. 

Banyak hal yang tak bisa dilupakan oleh Warga bila mengingat perjalanan hidup almarhum ustaz gaul ini, diantaranya gaya penyampaian materi dakwah yang dikemas secara baik oleh almarhum sehingga banyak kaum muda yang cepat paham dalam belajar Islam.
Ketika ditanyakan apa yang dapat ditiru kaum muda dari sosok almarhum Uje, Warga  menyampaikan, sikap perubahan total ke arah yang lebih baik merupakan satu sikap yang patut di contoh oleh kaum muda.

Di dekat pusara anak ketiga dari lima bersaudara pasangan Alm. H. Ismail Modal dan Ustz Dra. Hj. Tatu Mulyana ini, Warga mengajak anak muda Indonesia untuk dapat merubah sifat buruk menjadi suatu sifat baik yang bermanfaat. 

Uje Tinggalkan Pesan Bagi Dai Muda

Penyayi Religi, Aunur Rofiq Lil Firdaus atau lebih dikenal dengan Opick mengatakan Uje telah memberi pesan jelas bagaimana dakwah itu tidak didominasi para Ulama dan orang tua. 

"Satu hal yang perlu diingat dari pesan Uje, bahwa dakwah itu tidak kaku," kata Opick kepada Republika. Bahkan, kata dia, Uje telah mengajarkan kepada para Dai muda sahabat-sahabatnya bagaimana mengajarkan kemampuan ceramah agama.
Opick menyampaikan, setidaknya ada puluhan sahabat-sahabat Uje yang kerap diajak keliling ke setiap pengajian dan majelis taklim. Diantaranya, Ustaz Soleh Mahmud (Solmed), Ustaz Ahmad Al Habsyi, Ustaz Zacky Mirza, Ustaz Albar dan Ustaz Zailani.  

Mereka itu, ustaz muda yang kerap berkumpul dalam pengajian dan Majelis Taklim bersama. Ketika berkumpul itu di Majelis Taklim itu, Uje dengan seketika mempersilahkan sahabat Dai mudanya untuk menjadi penceramah. 

Ia tidak pernah mau mendominasi dan mengambil jatah ceramah hanya untuk dirinya. Padahal, mereka para sahabat ini ada yang memang sudah memiliki kemampuan dakwah yang cukup dan ada yang masih perlu keterampilan. 
"Uje, itu sengaja. Mungkin inilah cara didikan dakwah Uje ke para sahabat dan Dai muda," ujar Opick. 

Yang ia pesankan, bahwa dakwah itu tidak harus kaku. Sampaikan saja seperti apa adanya. Itu pula yang ia ajarkan kepada istrinya, Pipik Dian Irawati Popon  dan keempat anaknya. Bahkan, apa yang disampaikan Uje kepada sang istri untuk meneruskan dakwahnya pun sudah terlihat ke anaknya yang paling sulung.


 Sumber : http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar