Selasa, 21 Juli 2009

Bersabar yang Bagaimana??

Apakah hanya orang-orang yang sedang mengalami kesusahan saja yang merasa bahwa dirinya bener-bener harus bersabar melewati ujian?

Memang orang-orang kaya ngga pernah berdoa “Yaa Allah … kenapa Engkau kayakan aku?” Ngga pernah kan? Doanya mungkin selalu, “Yaa Allah.. kenapa ngga ada job?”. Ketika job itu datang apakan dia juga berdoa, “Yaa Allah…. kenapa dapat job?” Ngga juga kan??

Fa ammaa insaanu idzaa maabtalahu robbuhu, fa akromahu, wa na’ ‘amahu, fayaquulu robbii akroman
wa ammaa idzaa maa btalahu faqodaro ‘alaihi rizqihu, fayaquulu robbii ahanan


Dan ketika manusia diberikan nikmat oleh Allah, dikayakan dia, disukseskan dia, kemudian dia katakan bahwa ini adalah rahmat dan karunia dari Allah. Tapi ketika dia dibatasi rizkinya oleh Allah, disempitkan, maka dia berkata aku sedang diuji, aku sedang dihinakan.

Padahal yang namanya ujian itu kepada orang kaya dan orang susah. Cuma orang kaya tidak merasa kalau dia sedang diuji. Dia diuji dengan hartanya sebagai sebuah titipan, mau di kemanakan harta titipannya ini. Jadi banyak orang kaya yang tidak sabar juga. Yaitu orang yang membelanjakan hartanya tanpa mengenal batas.

Kesabaran itu macam-macam. Mungkin saudaraku masih ingat dengan QS Al ‘Ashr.
Wal ‘ashri, demi masa, bersumpah demi waktunya.
Innal insaana lafi khusrin, sesungguhnya yang namanya manusia itu berada dalam keadaan yang sangat rugi. Setiap detiknya, menitnya, jamnya, harinya, minggunya, bulannya, tahunnya, bahkan sampai dunia ini dikiamatkan oleh Allah, manusia selalu dalam keadaan rugi.
Ila… kecuali… ada pengecualian, alladzina aamanuu, orang-orang yang beriman. Kepada Allah dan Rasulnya. Kepada Rukun iman yang 6.
Kemudian wa ‘amiluush shoolihati, karena gambarannya orang yang beriman adalah melakukan kebaikan.
watawaa shoubil haqqi, yang suka menasehati dan dinasehati,
watawaa shoubbsh shobri, dan yang senantiasa sabar.

Sabarnya ngga berhenti disitu. Dikembalikan lagi ke awal.
Sabar ketika …..beriman.
Sabar ketika …..melakukan kebaikan.
Sabar ketika …..menasehati.
Sabar ketika …..dinasehati.
Dan sabar ketika …..bersabar.

Sabar di dalam sabar. Kalau dalam pelajaran Bahasa Indonesia ada cerita berbingkai. Cerita di dalam cerita. Seperti itu. Artinya ketika kita, “Akh.. abis deh kayaknya kesabaranku”. Aaaahhh… disitu kita dituntut untuk bersabar lagi. Itu yang namanya sabar di dalam sabar.

Mungkin bisa dikatakan sebagai sebuah usulan, penting kita sering membaca riwayat-riwayat, bagaimana para nabi sering didlolimi, bagaimana para ulama tasawuf, para sholeh tidak menemukan makanan setiap hari, mereka tetap bersabar dengan ibadah mereka. Ketemu makanan cuma seminggu sekali.

Kita perlu baca cerita-cerita seperti itu. Artinya kita senantiasa melihat ke bawah, jangan selalu melihat ke atas. Coba leher kalau melihat ke atas terus, uuh sakiit, ngomong juga ga enak. Orang di omelin aja lihatnya ke bawah. “Ngerti kamu?” “Ngerti Pak” Coba kalau njawabnya “Ngerti Pak” tapi sambil ngelihat ke atas… Berantem dia.

Apakah ada kiat untuk meningkatkan level kesabaran kita? Ada!!!! Beberapa diantaranya adalah :

* Mengenali tabiat kehidupan dunia, kesulitan dan kesusahan yang ada.
* Mengetahui besarnya balasan dan pahala atas kesabaran
* Yakin bahwa setelah sebuah kesulitan dan kesusahan akan datang kemudahan.
* Memohon pertolongan kepada Allah dan berlindung kepadaNya, karena Allah satu-satunya yang dapat memberikan kemudahan dan kesabaran.
* Beriman kepada ketetapan dan takdir Allah, dengan meyakini semuanya yang terjadi sudah merupakan suratan takdir, sehingga dapat bersabar menghadapi musibah yang ada.
* Ikhlas dan mengharapkan keridhoan Allah dalam bersabar.

Untuk keterangan tentang kiat bersabar ini, saudaraku dapat membacanya di 10 Kiat agar dapat sabar, artikel dari Pondok Pesantren Imam Bukhori

madhysta.com
Menciptakan Irama Kehidupan yang Harmonis dan Dinamis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar