Sabtu, 25 Juli 2009

Isra Mi'raj Momentum Kebangkitan Umat


Peristiwa Isra Mi'raj itu bertujuan untuk mengangkat kehidupan umat.


JAKARTA -- Peristiwa Isra Mi'raj hendaknya dijadikan momentum oleh seluruh umat Islam untuk bangkit dari keterpurukan dan ketertinggalan. Ketua Majelis Pimpinan Badan Kerja Sama Pondok Pesantren se-Indonesia (BKSPPI), Prof KH Didin Hafidhuddin, mengatakan, kaum Muslimin tak boleh ragu-ragu untuk bergerak dan melangkah ke depan demi kejayaan Islam.

''Peristiwa Isra Mi'raj itu bertujuan untuk mengangkat kehidupan umat. Isra dapat diartikan sebagai bergerak, maju, dan dinamis,'' ungkap guru besar Institut Pertanian Bogor (IPB) itu kepada Republika, Senin (20/7).

Kiai Didin menegaskan, agar umat Islam bisa maju dan bangkit, peristiwa Isra Mi'raj yang biasa diperingati setiap bulan Rajab harus dijadikan momentum untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT. ''Umat Islam harus mempelajari dan mengamalkan ayat-ayat kauniyah (tentang fenomena alam) dan tanziliyah (kandungan syariat) yang telah difirmankan Allah dalam Alquran.''

Kiai Didin yang juga ketua umum Baznas itu mengungkapkan, untuk bangkit mencapai kemajuan umat Islam pun harus memiliki etos kerja yang tinggi. Menurut dia, meski saat ini tengah menghadapi tantangan dan ketertinggalan di bidang politik, ekonomi, serta pendidikan, umat Islam tak boleh berdiam diri apalagi berputus asa.

''Jadikan masalah dan tantangan itu sebagai peluang untuk bangkit dan maju,'' papar Kiai Didin. Selain itu, lanjut dia, umat Islam pun harus terus memperkuat ukhuwah Islamiyah. Menurutnya, masjid bisa dijadikan titik awal dan titik akhir untuk memperkuat ukhuwah Islamiyah dan gerakan Islam.

''Dengan berjamaah dan sujud bersama, insya Allah, ukhuwah Islamiyah akan semakin erat.'' Selain itu, papar Kiai Didin, pesan penting yang bisa dipetik dari peristiwa mi'raj, umat Islam harus menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.

Hal senada juga diungkapkan Menteri Agama, Muhammad Maftuh Basyuni. Seperti dikutip dari kantor berita ANTARA, Menag meminta agar umat Islam menjadikan peringatan Isra Mi'raj sebagai momentum dan upaya untuk meningkatkan diri dalam bidang ilmu dan teknologi, seperti yang diamanatkan dalam Alquran.

"Di dalam Alquran, Allah SWT telah memerintahkan kepada manusia agar menjelajah penjuru langit dan bumi untuk mengetahui segala rahasia alam ciptaan Allah SWT antara langit dan bumi," papar Maftuh. ''Dengan keterbatasan ilmu atau kemampuan, manusia tidak akan mampu menerobos luar angkasa tersebut, kecuali dengan ilmu pengetahuan."

Menurut Maftuh, dalam surat Arrahman ayat 33, setiap manusia, khususnya umat Islam, dituntut untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi agar mampu membuka tabir rahasia alam semesta. "Dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia umat Islam, diharapkan adanya perubahan pola pikir dan perilaku. Dari perubahan tersebut terbentuklah tatanan masyarakat yang kuat dan kokoh, tahan terhadap badai, ujian, dan cobaan," papar Maftuh.

Secara terpisah, Ketua Umum Ikatan Dai Indonesia (Ikadi), Prof Achmad Satori Ismail, mengungkapkan, peristiwa yang mahadahsyat, yakni Isra Mi'raj yang dialami Rasulullah SAW, perlu dijadikan momentum oleh seluruh umat Islam untuk bangkit dan maju.

''Kalau ingin naik dan maju, umat Islam harus menegakkan dan memelihara shalat dengan baik,'' papar Ustad Satori. Menurut dia, shalat merupakan sarana dan solusi bagi umat dalam menghadapi berbagai masalah. ''Selain mencegah perbuatan keji dan munkar, shalat juga dapat menyelesaikan problem umat.''

Ustad Satori menuturkan, agar bisa menjadi solusi, umat Islam tak hanya cukup menjalankan. Umat Islam harus menegakkan syarat dan rukun shalat dengan baik dan benar. Menurut dia, makna shalat juga harus diamalkan dalam bentuk akhlakul karimah dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut dia, jika rata-rata umat Islam yang menjadi mayoritas di Indonesia bisa menegakkan dan memelihara shalatnya dengan baik, bangsa ini bisa bangkit dan maju. hri/c81


Selasa, 21 Juli 2009 pukul 01:54:00
Republika Online

Tidak ada komentar:

Posting Komentar