Entah ada apa dengan tanggal 11 September, dua tragedi maut
terjadi di dua belahan bumi berbeda dan menyita perhatian dunia. Di tanggal
yang sama, korban nyawa berjatuhan dan mengagetkan banyak pihak.
Sebelumnya
Amerika menghadapi aksi pembajakan pesawat dan lantas menjadi titik balik
memerangi terorisme pada 11 September 2001. Empat rangkaian serangan bunuh diri
dilangsungkan dengan sejumlah target di New York dan Washington.
Pemerintah
Amerika mempersalahkan Al Qaeda, atas rangkaian serangan yang menyebabkan
Menara Kembar World Trade Center runtuh dalam dua jam itu. Korban atas serangan
dikatakan mencapai 3000 jiwa, dan ini menjadi awal Amerika untuk menginvasi
Irak dan Afghanistan.
Setelah
bertahun-tahun, banyak yang menduga ada teori konspirasi dalam tragedi 11
September 2001. Apalagi meski disebutkan pesawat yang dibajak adalah pesawat
komersil, namun tidak nampak adanya jendela di pesawat tersebut dan hal ini
tidak
normal.
Korban
crane yang jatuh di Arab Saudi. ©CNN
Selain
itu sebelum pesawat menabrak gedung WTC, terdapat percikan seperti misil yang
ditembakkan. Profesor Steven E. Jones dari Universitas Brigham Young, Utah, AS
juga menyebut tidak mungkin menara kembar tersebut runtuh hanya karena benturan
dengan pesawat, namun juga bahan peledak.
Kini
setelah 14 tahun berlalu semenjak kejadian di Amerika tersebut, satu kabar duka
juga datang dari Saudi Arabia. Publik dibuat tertegun dengan insiden jatuhnya
crane raksasa di Masjidil Haram. 10 Hari lagi jelang perayaan ibadah haji,
tiba-tiba crane yang digunakan untuk pembangunan Masjidil Haram roboh.
Diperkirakan sekitar 107 orang meninggal, dan 238 orang lainnya mengalami
luka-luka.
Akibat
jatuhnya crane tersebut, jamaah haji asal Indonesia pun juga ada yang menjadi
korban. Penyebabnya disebutkan karena cuaca. Kota Mekkah memang tengah dilanda
badai padang pasir dan angin ribut yang lantas menjadi hujan badai.
Crane
tersebut roboh karena force dari alam dan menimpa para jamaah yang tengah
beribadah dan juga berada di sekitar Masjidil Haram. Ketika crane tersebut
jatuh, cuaca di sekitarnya berubah drastis dari 42 derajat menjadi 25 derajat
celcius. Duka pun kembali datang pada tanggal yang sama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar