AQL Islamic Center—Batam:
Pada kuliah subuhnya di Masjid Bukit Indah Sukajadi, serta dalam kajian Majelis Tadabbur Qur’an di Masjid Raya Batam, Sabtu (7/5/’14), Ust. Bachtiar Nasir mengajak umat Islam untuk bergaya hidup taubat, karena hal ini adalah gaya hidup orang mulia.
Yakni dengan cara banyak beristigfar dan bertasbih, serta selalu mencari rahmat Allah dengan mengerjakan banyak ketaatan. Daripada sekadar menghabiskan waktu dan usia hanya untuk mencari rezeki dan menimbun harta di dunia.
Pada kuliah subuhnya yang bertema “Dengan Semangat Isra’-Miraj Menyambut Ramadhan”, pimpinan AQL Islamic Center ini menekankan pada tadabbur kata tasbih “Subhanallah” (Maha Suci Allah), yang terdapat pada awal surah Al Isra’.
“Orang yang tidak mentasbihkan Allah, tidak akan mungkin mempercayai peristiwa isra’-miraj yang penuh misteri dan menakjubkan itu,” tandas Ust. Bachtiar.
Kenapa dalam bertasbih harus kata “subhanallah”, lanjutnya, karena kalimat tasbih itu merupakan sikap iman kita dalam mensucikan nama dan sifat Allah, sebagai dzat yang benar-benar suci tanpa ada kotoran sedikitpun padaNya.
Menurut Ust. Bachtiar, semakin rendah seseorang memahami asma & sifat Allah, maka semakin bebal cara berfikir orang tersebut. Ia memberi contoh pada pemahaman manusia tentang alam raya dan seisinya.
“Semakin kuat pemahaman kita tentang alam raya ini, maka semakin semakin kuat pemahaman cara berfikir kita,” tandasnya.
Menjelaskan fungsi istigfar dan tasbih, alumnus Gontor ini memaparkan, fungsi istigfar adalah untuk menghapus dosa karena perilaku maksiat. Sedangkan fungsi bertasbih untuk menghapus dosa karena kebodohan manusia dalam mengenali asma dan sifat Allah.
“Orang yang banyak berdosa, obatnya adalah beristigfar. Istigfar dapat pula menyembuhkan manusia dari penyakit cenderung banyak berdosa,” tandasnya.
Sementara orang yang banyak bertasbih, lanjut Ust. Bachtiar, tak akan gampang kecewa dan bersedih.
Menurut Ust. Bachtiar, banyak manusia yang berprilaku “lucu” dalam mempersepsikan Allah, lantaran orang itu sering memandang Allah dengan persepsinya sendiri. Bukan dengan persepsi yang diajarkan Allah dalam Al Qur’an.
“Manusia itu lucu: jika sedang menerima banyak kenikmatan, ia bilang Allah sedang baik terhadap dirinya. Sementara jika sedang tertimpa masalah, maka dia berkata Allah sedang membencinya. Jelas ini persepsi yang salah terhadap Allah,” ujar Ust. Bachtiar.
Lebih lanjut Ust. Bachtiar menegaskan, umat Islam sejatinya harus mengikuti petunjuk Allah dalam mengenal dan memahami asma dan sifat Allah, sebagaimana Allah sendiri memperkenalkan diriNya dalam Al Qur’an .
Di akhir tausiyahnya, Ust. Bachtiar mengajarkan kalimat berzikir yang sekali diamalkan, namun sangat besar kandungan hikmah dan pahalanya: “Subhanallahi wabihamdihi: ‘adada khalqihi, wa ridho nafsihi, wa zinata arsyihi, wa midada kalimatihi” (Maha suci Allah: sebanyak ciptaaNya, sebesar ridhoNya, seberat timbangan arrashNya, seluas tinta untuk menulis kalimat wahyuNya).
Pada kajian Tadabbur Qur’an di Masjid Raya Batam yang dihadiri sekitar seribu jamaah itu, AQL Islamic Center membagikan Al Qur’an Waqaf bagi 700 jamaah pertama yang hadir, sebagai bagaian dari program Gerakan Waqaf Qur’an untuk Indonesia.
>Abu Lanang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar