Rabu, 15 Juli 2009

Penyakit Timbul dari Hati


Akhir-akhir ini di internet ada sebuah laporan ilmiah: pikiran adalah sejenis substansi, semacam zat padat. Laporan hasil penelitian terbaru ini diungkap dalam majalah Penelitian Psikiatri.

Para ahli psikiatri Universitas Montreal dan Havard mengatakan, bahwa “luka” ingatan pada korban penganiayaan dapat “dikendalikan” dengan obat-obatan, yaitu dapat mempengaruhi sebagian proses berpikir.

Penelitian ini mengungkapkan, terjadinya ingatan sangat mirip dengan proses pembuatan kaca. Dalam proses menciptakan ingatan, yaitu pada saat proses “berpikir”, terciptalah substansi ingatan dalam wujud cair, selesai dipikir “ingatan” berubah ke dalam wujud padat, pada waktu dipikir ulang sekali lagi tercipta substansi wujud cair, kemudian berubah lagi menjadi padat.

Zat padat ini tidak dapat menghilang secara otomatis, setiap kali akan terakumulasi, semakin sering suatu hal dipikirkan, zat padat yang tercipta juga semakin banyak, ini terjadi dalam memikirkan hal-hal baik maupun hal-hal jahat.

Laporan hasil penelitian tersebut mengindikasikan bahwa obat-obatan yang dipakai oleh para ilmuwan, dianggap dapat mengacaukan pikiran yang telah “memadat” setelah proses berpikir seseorang.

Para peneliti mempergunakan propranolol dan obat-obatan placebo untuk merawat 19 orang yang pernah mengalami musibah atau penganiayaan seksual selama sepuluh hari. Selama masa perawatan mereka diminta melukiskan ingatan musibah yang terjadi sepuluh tahun silam.

Setelah dikenang, proses pemikiran ini akan “memadat”, kemudian para peneliti menggunakan obat tersebut untuk menangani pikiran yang telah “memadat” itu.

Minggu berikutnya ternyata para penderita yang menggunakan obat tersebut, telah mengalami penurunan tanda-tanda tekanan yang diderita seperti bertambah cepatnya denyut nadi pada saat mengingat musibah.

Pikiran baik maupun jahat semua dapat berubah menjadi substansi yang memadat, meskipun kita tidak dapat melihat substansi tersebut namun para ahli medis telah dapat memastikannya. Dapat juga dikatakan, bila yang tersimpan dalam pikiran ingatan seseorang hanyalah substansi padat yang hitam jahat, sekalipun untuk sementara masih belum dinyatakan dalam tindakan, dia juga tidak bisa dikatakan sebagai orang baik.

Sebaliknya, bila seseorang setiap harinya bersedia menerima pendidikan yang benar, maka substansi yang telah memadat dalam pikiran dan ingatnnya pastilah baik, bila ada tindakan nyata pastilah berdasarkan niat baik dan tulus.

Dari hasil penelitian medis tersebut dapat dimengerti bahwa pikiran dan gagasan para pendidik dan terdidik telah tersusun menjadi struktur moral di dunia dan tata tertib dalam masyarakat. Maka cara penyembuhan luka batin yang terbaik bukanlah secara pasif menggunakan obat-obatan untuk menangani ingatan yang telah “memadat”, melainkan secara aktif menolak masuknya informasi yang tidak sesuai dengan norma-norma akhlak manusia.

Informasi apa pun yang diterima memang tidak dapat menentukan masa depan seluruh umat manusia, namun setidaknya dapat menentukan masa depan masing-masing individu.

Setelah membaca laporan di atas, tiba-tiba sekilas sebuah pikiran “menuntut diri sendiri agar lebih banyak mendapatkan kebahagiaan”. Ilmu pengobatan tradisional Tiongkok beranggapan bahwa “penyakit berasal dari hati”, emosi yang berlebihan seperti “gembira, marah, cemas, sedih, takut/terkejut” dapat merugikan organ-organ vital.

“Gembira secara berlebih merugikan jantung, sedih merugikan paru-paru, marah merugikan hati, cemas merugikan organ pencernaan, terkejut/takut merugikan ginjal”, emosi yang berlebihan dapat merugikan organ-organ vital, emosi yang berbeda merugikan organ yang berbeda pula.

Pengobatan tradisional Tiongkok beranggapan bahwa sifat saling menghidupi dan saling mengekang kelima unsur dapat dimanfaat untuk merawat penyakit yang disebabkan oleh pengaruh emosional.

Saya sering mengatakan kepada teman-teman kaum ibu sambil bergurau, bila kalian marah karena bertengkar dengan orang lain, haruslah bertengkar sampai menangis, agar perasaan dapat menjadi lega. Karena pengobatan tradisional Tiongkok beranggapan, kemarahan merugikan hati (unsur kayu) sedangkan kesedihan merugikan paru-paru (unsur logam), unsur logam dapat mengekang kayu, yaitu kesedihan dapat mengatasi kemarahan, ketika Anda marah sampai menangis, kemarahan akan diuraikan oleh air mata Anda, dengan demikian hati tidak lagi murung.

Cara hidup, kebiasaan makan minum, hubungan antar manusia, tekanan pekerjaan masyarakat zaman ini sewaktu-waktu dapat menyebabkan ketidak-harmonisan suasana hati sehingga mengakibatkan gangguan kesehatan yang bersumber pada emosi.

Menurut pengobatan tradisional Tiongkok jantung adalah unsur api, dalam teori saling mengekang antar lima unsur, air mengekang api, artinya takut/terkejut (air) dapat mengalahkan kegembiraan (api). Ketika seseorang terlalu bergembira (api) energi vital menjadi lamban, karena lamban energi menjadi tersebar.

Kecemasan merugikan organ pencernaan (unsur tanah), dalam teori lima unsur, api menghasilkan tanah, organ pencernaan (unsur tanah) adalah anak dari organ jantung (unsur api), anak dapat mempengaruhi ibu, artinya kecemasan bukan saja dapat merugikan organ pencernaan (unsur tanah) juga secara tidak langsung membuat jantung (unsur api) menjadi tidak nyaman.

Dalam teori lima unsur, kayu (hati) dapat menghasilkan api (jantung), hati (unsur kayu) merupakan ibu dari jantung (unsur api), bila anak lemah bisa dibantu dengan memperkuat sang ibu, kemarahan merugikan hati (unsur kayu), juga dapat mempengaruhi jantung (unsur api), sebab itu kelemahan organ jantung (unsur api) dapat dibantu dengan memperkuat organ hati (unsur kayu).

Ilmu kedokteran Tiongkok memperhatikan persatuan manusia dengan alam, teori lima unsur tentang saling menghidupi dan saling mengekang telah menjelaskan konsep umum fungsi tubuh manusia.

Pikiran dan pandangan seseorang menentukan tindakannya, kedokteran modern telah memastikan bahwa pikiran manusia tersimpan dalam ingatan seseorang dalam bentuk padat, setiap kali dikenang selalu memperkuat dirinya dalam ingatan.

Sebagai contoh: andai kata kita mengatakan suatu atau memberi teguran yang telah melukai seseorang, kita mungkin tidak menyadarinya, karena kontradiksi antar manusia sangatlah kompleks.

Orang yang terluka setiap saat memikirkannya, setiap kali dipikir akan melukainya satu kali, lama kelamaan menjadi suatu kebencian dan penyesalan pada Anda. Suasana hati ini akan memperdalam penderitaannya, sehingga dia tidak enak makan, tidur tidak nyenyak. Sebab itu kita hendaknya melihat segala sesuatu dengan hati welasasih, berusaha melihat kebaikan seseorang, jangan mencela, banyaklah memberi dorongan.

Setiap orang hendaknya “menuntut diri sendiri agar lebih banyak mendapatkan kebahagiaan”, apa yang dimaksud dengan “menuntut diri sendiri agar lebih banyak mendapatkan kebahagiaan”?

“Segala sesuatu hendaknya mengalah sehingga lautan dan langit menjadi sangat luas.” “Bersabar sebentar, badai akan tenang.” Karena Tuhan akan memberi jalan, krisis adalah sebuah perubahan yang bisa menguntungkan.

Ketika Anda masygul, putus asa, merasa tidak ada jalan keluar, sudah tidak lagi bisa berjalan, maka relakan saja. Bila jalan tidak berputar, orangnyalah yang akan berputar, tentunya akan terjadi perubahan yang membaik secara tak terduga. Karena ketika Tuhan menutup sebuah pintu, Dia pasti akan membantumu membukakan pintu lain.

Kitab pengobatan tradisional Tiongkok kuno, Neijing, mengatakan, “Angin jahat penyebab sakit, dihindari sesuai waktunya, damai tanpa keserakahan, energi vital mengalir lancar, semangat tidak melantur, kesahatan dengan sendirinya akan mengikuti.” Aturlah irama langkah hidup Anda, mulailah dari “pola makan minum beraturan, pola hidup sehari-hari berketentuan, tidak berlelah-lelah serampangan.”

(Sinshe Lin Gui/The Epoch Times/prm)*
Erabaru News, Rabu, 15 Juli 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar