Kemungkaran berasal dari akar kata 'mungkar' yang bermakna durhaka atau tidak taat agama dan moralitas. Kemungkaran merupakan kedurhakaan yang diperbuat seseorang dan sudah pasti berakibat merugikan orang lain. Begitu seterusnya. Secara sistemis, itu merusak umat dan masyarakat.
Karena itu, kemungkaran berarti perilaku yang antikemanusiaan. Skandal penyelewengan, penyalahgunaan wewenang, kepongahan jabatan, perselingkuhan, korupsi, kolusi, konspirasi, praktik money politics, dan persekongkolan jahat lainnya adalah perbuatan mungkar dan telah membuat rakyat sengsara.
Pendidikan keimanan, keadilan, dan kejujuran tampaknya telah gagal membangun karakter setiap individu. Sehingga, sekelompok orang kini begitu mudah melakukan kemungkaran meski mereka mengetahui akibat buruknya. Kemungkaran yang terjadi, seperti yang dipertontonkan oleh sebagian public figure sekarang ini, telah menjadi seperti 'mode'. Inilah kemungkaran sistemis yang sangat berbahaya dan bisa menjerumuskan anak-anak bangsa dalam kubang keterpurukan sosial yang paling parah.
Karena terbiasa dengan kemungkaran, akhirnya tanpa rasa tanggung jawab, bila ada pelaku skandal kemungkaran yang terlibat, mereka akan mencari alibi (alasan) agar terbebas dari jerat hukum duniawi. Padahal, meskipun lepas dari hukum dunia, dia tidak akan terbebas dari hukum akhirat.
Rasulullah SAW mengatakan, "Barang siapa menyaksikan kemungkaran, hendaklah mengubahnya dengan tangan (kekuasaan umara). Jika tak bisa, hendaklah dengan lisan (nasihat ulama). Jika tak bisa pula, hendaklah dengan hati (doa orang tak berdaya), inilah selemah-lemah iman." (Alhadis).
Kemungkaran tak boleh dibiarkan karena akan merusak sendi-sendi keharmonisan dan tatanan sosial. Dalam Alquran, kata makruf (baik) selalu disandingkan dengan pencegahan perbuatan mungkar (keburukan).
Disebutkan dalam kitab suci bahwa yang berbuat kemungkaran itu telah mengikuti setan (QS 24: 21). Karena itu, orang munafik mengajak pada kemungkaran (QS 9:67). Sebaliknya, orang yang beriman dan mengikuti petunjuk rasul akan berkomitmen mencegah kemungkaran (QS 9:71 dan 7: 157). Dan, Allah menyuruh berbuat kebaikan serta melarang berbuat kemungkaran dan permusuhan (QS 16: 90).
Orang yang gagal dalam mencegah kemungkaran pada dirinya adalah orang yang gagal pula dalam shalatnya. Ada jaminan dari Alquran bahwa shalat yang dilaksanakan secara benar dan sungguh-sungguh akan mampu mencegah diri seseorang itu berbuat keji dan mungkar (QS 29: 45).
Oleh Prof Dr HM Baharun
http://www.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/hikmah/10/04/18/111698-cara-kerja-mafia-kemungkaran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar