Selasa, 25 Desember 2012

Banjir merupakan human and social error




Saat ini, hampir seluruh wilayah di Indonesia dilanda hujan. Bahkan, di Jakarta sejumlah wilayah sudah mengalami banjir. Namun  apa pun bentuknya, Hujan adalah rahmat yg diturunkan Allah Subhana Wa Ta’ala: “Dan Kami turunkan dari langit air yg diberkahi (mubaarak)…” (Qaaf : 9).
Hujan adalah berkah yg diturunkan oleh Allah, sebagaimana firman Allah pada surah al-Anfal [8]: 11), al-Furqan [25]: 48-49, dll.

Sesungguhnya kejadian banjir karena hujan, tidak diperkenalkan dlm Alquran. Sebab, Alquran memperkenalkan hujan sudah sesuai dgn ukuran yg sesuai dgn kapasitas bumi. (QS al-Mu'minun [23] :18).

Banjir merupakan human and social error, kesalahan manusia dan kesalahan sosial, kesalahan lingkungan sosial yg tidak akrab dgn ekosistem dan bukan "God Error."

Curah hujan tetaplah sebagai rahmat Allah utk alam semesta. Hanya saja, penghuni alam semesta ini (utamanya manusia) menolaknya dgn berbagai cara.

Apabila Allah memberi nikmat hujan, dianjurkan bagi seorang muslim dlm rangka bersyukur kpd-Nya utk membaca do’a,
“Allahumma shoyyiban naafi’aa (Ya Allah, turunkanlah pada kami hujan yg bermanfaat)”

Ibnu Baththol mengatakan, ”Hadits ini berisi anjuran utk berdo’a ketika turun hujan agar kebaikan dan keberkahan semakin bertambah, begitu pula semakin banyak kemanfaatan.”

Bagi orang yg beriman, banjir tidak semata-mata musibah, tapi bagaimana ia menjadi rahmat. Caranya adalah dgn berupaya melakukan antisipasi atau mengatasi banjir tersebut. Dgn banjir, banyak ahli bermunculan. Dgn banjir, tersedia beragam lapangan pekerjaan. Bahkan, dari banjir orang dapat beramal melalui penghimpunan dana utk membantu korban banjir. Karena itu, dgn adanya banjir, hendaknya kita senantiasa mensyukuri nikmat Allah utk saling berbagi dgn sesama. Kita harus banyak mengingat Allah SWT yg Maha bijaksana atas segala kuasa-Nya.

Al Khottobi mengatakan, ”Air hujan yg mengalir adalah suatu karunia.”




  



Tidak ada komentar:

Posting Komentar