Minggu, 16 Desember 2012

Nabi Yusuf Is The First & The Best Economist Ever !



Ternyata melalui Al Quran, Allah telah memilih kisah Nabi Yusuf sebagai kisah hidup terbaik (akhsanul qhasas). Kisah ini termasuk yg mengajarkan Nabi Muhammad utk bersabar (seperti Nabi Yaqub, ayahanda Nabi Yusuf) dan memaafkan kaum musyrikin Quraish setelah penaklukan Makkah (seperti yg dilakukan Nabi Yusuf kpd saudaranya).

Berbeda dg Nabi lain, kisah Nabi Yusuf diceritakan secara lengkap didalam satu surat (no 12). Dalam kapasitas sebagai professional economist selama 15 tahun, saya menempatkan Nabi Yusuf sebagai the first and the best economist ever! Why?

Beliau tidak hanya mampu menerjemahkan mimpi (baca: visi) Raja terkait 7 sapi gemuk dan kurus serta 7 gandum bernas dan kopong sebagai kedatangan masa malang setelah masa gemilang. Suatu fenomena yg. masyarakat modern mengenal sbg business cycle. Namun beliau juga memberikan ramuan kebijakan. ekonomi yg sangat komprehensif yg disusun berdasarkan kepentingan dan time horizon.

Kepada Raja, Nabi Yusuf menyarankan tiga hal (QS 12:46-48) “Hendaklah kalian bercocok tanam dgn sungguh-sungguh. Apa yg kalian panen hendaknya tetap pd tangkainya.  Kecuali sedikit utk kamu makan.”

Subhanallah, para economist dunia mesti mengakui kehebatan ilmu Nabi Yusuf. Sebab fokus utama kebijakan ekonomi dlm jangka panjang adalah peningkatan produktivitas (”Hendaklah kalian bercocok tanam dgn sungguh-sungguh”)

Lalu kebijakan jangka menengah utk mempertahankan atau mengawetkan hasil panen (”Apa yg kalian panen hendaknya tetap pd tangkainya”).  Pisang yg telah dilepas dari tandannya. bakal cepat busuk. Kreasi pengawetan bisa dg menjadikannya kripik. Susu bisa diawetkan menjadi keju atau yogurt.
Kebijakan jangka pendek dilakukan dgn mengendalikan konsumsi agar jangan sampai berlebihan (”Kecuali sedikit utk kamu makan”).

Krisis yg menerpa banyak negara,  khususnya PIIGS, terkait karena pola konsumsi yg berlebihan yg dibiayai oleh utang sementara produktivitas.  terbilang rendah.

Sungguh Allah Yang Maha Tahu dan Maha Berkehendak yg tidak menyia-nyiakan perbuatan baik hambaNya.

Dapat direnungkan perbuatan baik yg sangat sulit yg dilakukan oleh Nabi Yusuf adalah pengendalian amarah dan nafsu syahwat.

Padahal Beliau punya alasan kuat untuk marah kpd para saudaranya yg telah menyiksanya. Beliau juga punya peluang mengubar nafsu syahwat dg melayani godaan wanita yg menjadi istri pejabat.

Amarah adalah reaksi spontan ketika merasa kenikmatan terusik. Sedang nafsu syawat adalah kecenderungan monoton mengejar kenikmatan.

Hanya mengikuti amarah kerap berakhir dg penyesalan dan penderitaan. Sebab amarah memicu sikap ceroboh.

Sedang hanya mengikuti nafsu syahwat akan menguburkan nurani dan membangkitkan sifat hewani yg meruntuhkan peradaban.
Nabi Yusuf merelakan fisik diri dimasukkan ke penjara untuk sesungguhnya memerdekakan jiwanya dari godaan amarah dan syahwat.

Cermati QS 12:53 “…karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”


Budi Hikmat – Economist Bahana TCW

Tidak ada komentar:

Posting Komentar