Kamis, 20 Desember 2012

Meraih Kasih Sayang dalam Rumah Tangga



Setiap hari kita disuguhkan berbagai berita perceraian banyak pasangan. Perceraian kayaknya sudah menjadi hal biasa di negeri ini. Orang sudah tidak sungkan lagi mempertontonkan dan memberitakannya ke khalayak umum. Padahal, kalau kita renungi bersama, sesungguhnya pernikahan adalah sesuatu yang LUHUR yang harus dijaga keutuhannya, guna melanjutkan keturunan dan keharmonisan kehidupan jangka panjang.

Islam mengajarkan bahwa tujuan luhur pernikahan adalah mendapatkan ketentraman dan rasa kasih dan sayang, bukan sebaliknya, perseturuan dan ketidakharmonisan yang berujung perceraian. Alloh SWT menyatakan dalam QS Arrum 21 yaitu sebagai berikut:
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir”

Bicara mengenai kasih dan sayang dalam rumah tangga, Alloh menggunakan kalimat “…dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang”. Dalam ayat ini Alloh SWT menyatakan, bahwa Alloh-lah yang menjadikan rasa kasih sayang antara suami istri. Manusia hanyalah berusaha sesuai dengan syariah, agar diberikan rasa kasih sayang itu.

Dalam bahasa Arab, istilah Kasih Sayang memiliki dua padanan kata yakni MAWADDAH dan HUBBUN. Kedua-duanya memiliki arti yang sama yakni kasih sayang / rasa cinta. Dalam ayat di atas, Alloh SWT menggunakan kata MAWADAH  untuk menggambarkan kasih sayang, bukan HUBBUN.  Apa sebenarnya perbedanya antara MAWADDAH dan HUBBUN?. Ternyata perbedaannya adalah sebagai berikut:
  • HUBBUN adalah cinta yang timbul karena fisik atau materi semata, sementara MAWADDAH adalah cinta yang timbul atas dasar fisik dan non fisik (akhlaq, penampilan, sopan santun dan ilmu yang dimiliki). Cinta HUBBUN umurnya biasanya tidak langgeng sementara cinta MAWADDAH berumur selamanya.
  • HUBBUN adalah cinta tanpa tanggun jawab, sementara MAWADDAH adalah cinta yang disertai tanggung jawab. Cinta MAWADDAH bertanggung jawab dunia akhirat, cinta yang membuahkan anak dan bertanggung jawab mendidiknya.
Pertanyaan berikutnya, bagaimanakah agar kita bisa meraih kasih sayang yang MAWADDAH?

Untuk menjawabnya, mari kita mencontoh kepada apa yang dicontohkan Nabi Muhammad saw selama beliau berinteraksi dalam keluarganya. Banyak tauladan yang bisa kita ambil pelajaran, diantaranya sebagai berikut:
  • Nabi kadang-kadang suka membantu pekerjaan istrinya. Nabi kadang-kadang ikut menjahit bajunya sendiri dan menyambung tali sepatu
  • Nabi membuat suasana keluarga penuh dengan keceriaan, bercanda dan tawa bersama istri, anak dan cucu.
  • Nabi sangat mencintai dan mengasihi cucunya. Nabi kadang bermain kuda-kudaan yang dinaiki cucunya Hassan dan Hussain, dan membawanya ke mesjid.
Demikian penjelasan singkat, bagaimana kita bisa meraih kasih sayang dalam rumah tangga. Menjadikan rumah tangga sebagai surga bukan neraka. Semoga kita diberi kekuatan untuk menjalaninya….



“Dikutip dari Khutbah Jum’at, 19 Maret 2010, di Mesjid Al-Furqon, PT Toyota Astra Motor

  http://www.nasehatislam.com/?p=369

Tidak ada komentar:

Posting Komentar