Minggu, 27 November 2011

The Golden Gate of Indonesia.

(http://the-marketeers.com/archives/the-golden-gate-of-indonesia.html)

Dewasa ini perekonomian China memang tengah menjadi buah bibir, betapa tidak. tidak ada satupun yang menyangka bahwa dalam kurung waktu 10 tahun perekonomian China melampaui perekonomian negeri Paman Sam. Sama halnya China, belakang ini perekonomian Indonesia juga mengalami kemajuan yang cukup pesat.

Seiring meningkatnya pendapatan perkapita dan menguatnya sektor moneter. Indonesia cukup pantas disejaajarkan dengan negara maju lainnya, terdengar berlebihan memang, Tetapi tidak jika kita membedah perekonomian kita dengan menggunakan analogi gerbang jembatan transformasi yang terbagi menjadi Connected, Credible dan Creative dengan Indonesia sebagai entitas yang bergerak didalamnya.

Connected


Connected didefinisikan adanya interaksi antara suatu individu dengan individu yang lain. Dalam konteks marketing, semakin kuatnya connected yang terjadi pada suatu masyarakat di suatu negara maka semakin mudah pula untuk menggerakan kegiatan ekonomi di negara tersebut. Indonesia sebagai negara yang jumlah Nitizen yang besar dengan pengguna internet internet sebanyak 45 juta orang, ditambah lagi dengan semakin maraknya masyarakat Indonesia dalam menggunnakan pernagkat penghubung, sejenis dan media ataupun jejaring sosial, membuat pantas kiranya hal ini sebagai modal untuk mensitumulus para pengusaha dalam negeri agar lebih mudah dalam mempromosikan produk atau jasa ke pasar dalam negeri.

Credible

Ada tiga aspek penting jika sebuah negara ingin dipandang sebagai sebagai negara yang mempunyai kredibilitas yaitu aspek politik legal, ekonomi dan budaya sosial. Dalam aspek legal politik Indonesia, pemerintahan SBY-Boediono telah membangun suatu kestabilan politik yang kuat. Asumsi ini terbukti dengan pemerintahan mereka yang mendapat dukungan penuh dari sebagian parpol di parlemen, kestabilan ini pulalah yang menjadi modal bagi Indonesia untuk menjadi leadership dalam pergaulan internasional, baik dalam hal pengaruh di ASEAN ataupun dalam pergaluan global yang lebih luas.

Dalam aspek ekonomi, tahun 2011, pasar Indonesia akan semakin bergairah. Bahkan Ketua Komite Ekonomi Nasional mengatakan bahwa kemungkinan peringkat Indonesia di G-20 akan naik menjadi peringkat 13 pada tahun 2011, belum lagi faktor semakin besarnya investasi yang datang dari luar negeri dan jumlah wisatawan yang terus meningkat seakan menjadi pelumas untuk menggerakkan roda ekonmomi. Progresifitas juga terjadi pada aspek terakhir, aspek budaya sosial. Dewasa ini dalam bidang buaya sosial sudah semakin matang, hal ini terbukti dengan sudah berubahnya paradigma demokrasi masyarakat Indonesia dengan tidak adanya lagi demontrasi yang bersifat destruktif, semakin meningkatnya semangat nasionalisme terhadap bangsa, hingga tumbuhnya pola pikir bangsa yang produktif sehingga dapat disejajarkan dengan pola pikir bangsa telah maju.

Dari penjabaran diatas, tak salah jika kita dapat berbangga diri mengatakan bahwa pada tahun 2011 Indonesia telah memasuki suatu situasi yang “Credible” baik dalam aspek legal politik, ekonomi dan sosial buadaya.

Creative

Pasar Indonesia juga sedang menuju pasar yang kreatif, hal ini bisa kita dapatkan jika diteliti berdasarkan tiga komunitas Youth, Women dan Netizen yang selalu menuntut produk yang kreatif. Anak muda sebagai salah satu komunitas terbesar di Indonesia memang dikenal sebagai generasi yang kreatif, lihat saja berbagai penghargaan yang telah mereka terima baik di dalam negeri ataupun di luar negeri. Tak heran jika mereka selalu menuntut produk yang kreatif sebagai wadah untuk mengejawantahkan kreasi ide mereka yang kreatif pula.

Begitu juga dengan komunitas wanita, seiring dengan semakin banyaknya para wanita yang berprofesi sebagai berwirausaha, ditambah dengan jumlah populasi yang terus meningkat seakan menegaskan betapa sentralnya peran mereka dalam menentukan arah pasar. begitu pula dengan komunitas Netizen Indoensia yang paling kreatif di dunia. Dewasa ini para pengguna internet di Indonesia tidak hanya menggunakan Internet hanya sebagai media informasi saja, tetapi susah masuk dalam tahapan sebagai saran itu saling “media bisnis”, sebut saja kaskus yang dengan Forum Jual Beli-nya telah dimamafaatkan oleh sebagian orang sebagai media perniagaan.

Hal ini pun masih didukung oleh perkiraan bahwa pada tahun 2010 sampai 2025, 15% dari jumlah populasi Indonesia akan berpindah dari Rular ke Urban yang berarti secara umum sumber daya manusia Indonesia akan semakin kreatif lagi.

Optimisme 2011

Wajib rasanya jika kita bersikap lebih optimis dalam menyikapi Indonesia dalam menyongsong tahun 2011, Connected, Credible dan Creative sudah menjadi modal kuat kita untuk menyongsong jembatan emas 2011, yang jadi pertanyaan selanjutnya adalah sudahkah kita siap untuk melangkahkan kaki kita bersama-sama melewati jembatan tersebut, ataukah kita hanya mau termenung selalu dalam menyikapi tahun baru yang akan datang.

Indonesia layaknya sebuah bayi yang baru lahir. bayi yang mempunyai berbagai talenta yang besar yang selalu membuat bangsa lain selalu iri dengannya. tiap-tiap entitas yang didalamnya akan menjadi urat nadi yang berkewajiban untuk selalu menggaerakkan bangsa ini, terutama kita para marketers Indonesia yang akan menjadi ujung tombak dalam perekonomian Indonesia, maju terus marketers Indonesia !
Kami di MarkPlus Inc menggambarkan perjalanan perusahaan Indonesia mulai 2011-2014 ini bagaikan memasuki, menjalani, dan keluar dari sebuah Jembatan Emas!

Bukan The Golden Gate of San Fransisco. Bukan juga Sidney Harbour Bridge. Tapi The Golden Gate of Indonesia.

Ini jalan pemikirannya!

THE ENTRANCE: CONNECTED-CREDIBLE-CREATIVE

Tahun 2011 adalah tahun istimewa buat Indonesia. Tidak perlu diperdebatkan lagi, bahwa Indonesia sedang memasuki pintu gerbang Jembatan Emas! Kami di MarkPlus Inc melihat Indonesia sudah dan akan semakin bersifat 3C dalam empat tahun mendatang.
Connected, Credible dan Creative!
Karena persaingan industri telekomunikasi selular demikian sengit, maka semua pemain besar sudah 3G. Sedang perusahaan handset lokal yang mendatangkan produk dari Tiongkok berhasil mempaketnya dengan konten lokal.

Survei MarkPlus Insight yang dilakukan di sepuluh kota besar Indonesia menunjukkan bahwa satu diantara tiga orang dalam keluarga kota adalah Netizen. Juga ditemukan bahwa banyak orang mengaku belum pakai internet padahal sudah keranjingan Facebook dan Twitter. Blackberry jadi ngetop di Indonesia karena bisa memperlancar chatting lewat GPRS tidak perlu 3G. Akibatnya, kata Menkominfo Tifatul Sembiring, bisa jadi jumlah Netizen Indonesia sudah mencapai 45 juta orang! Dan tidak jarang orang beli mobile gadget model baru tiap tiga bulan sekali. Orang Indonesia senang sekali “Connected” pada orang lain dan pada dunia lewat internet!

Sedangkan di aspek Political-Legal, Indonesia semakin dianggap stabil dibandingkan tetangganya. Walaupun di tahun pertama pemerintahan SBY-Boediono ada banyak kasus, tapi semua partai politik sepertinya punya konsensus untuk mempertahankan pemerintah ini sampai 2014. Karena itu Presiden SBY pun akan semakin mantap ketika mulai jadi Ketua ASEAN tanggal 1 Januari 2011 nanti selama setahun ke depan. Demikian juga dengan kebijakan pemerintah terutama dengan menitikberatkan pada konektifitas Indonesia lewat infrastruktur, energi dan pemantapan indutrialisasi.

Di bidang Ekonomi, Indonesia akan segera mencapai GDP per capita sebesar USD 3,000 yang akan membuat pasar menjadi lebih bergairah. Bahkan Ketua Komite Ekonomi Nasional Chairul Tanjung mengatakan bahwa bisa jadi Indonesia sudah peringkat 13 di ranking G-20. Tahun 2011, diharapkan ketiga Lembaga Rating terkemuka dunia akan mengikuti rekannya dari Jepang untuk memasukkan Indonesia ke dalam Investment Grade.
Dengan demikian maka Mesin Kedua yaitu Investasi dari luar akan membanjiri Indonesia dan melengkapi Mesin Pertama yaitu Konsumsi Domestik untuk menggerakkan Roda Ekonomi!
Sedangkan di bidang Social-Culture, sudah semakin terlihat bahwa demokrasi masyarakat Indonesia sudah mencapai titik matang. Tidak ada lagi demonstrasi destruktif yang didukung rakyat. Apapun yang terjadi, masyarakat Indonesia setia pada NKRI dan Sumpah Pemuda. Semangat Satu Nusa, Satu Bangsa dan Satu Bahasa ternyata semakin mengental di kalangan organisasi kemasyarakatan besar seperti di NU maupun Muhamadiyah di tengah globalisasi. Friksi antar etnik dan agama bisa diisolasi dan menjadi isu yang tidak laku dijual. Kebebasan Pers juga sudah mencapai titik keseimbangan baru dalam hal tanggung jawab nasional. Suatu situasi yang belum tentu sudah dinikmati oleh masyarakat di negara tetangga dan mungkin masih bisa jadi bom waktu pada suatu ketika.

Indonesia memasuki suatu situasi yang “Credible” secara politik, ekonomi, maupun sosial.
Menjelang akhir tahun 2011, kami di MarkPlus Inc juga melihat bahwa Pasar Indonesia jadi makin kreatif. Dari sisi penawaran maupun sisi permintaan terlihat kreatifitas yang makin meningkat. Lihat saja geliat tiga komunitas Youth, Women dan Netizen. Anak Muda Indonesia menuntut produk-produk kreatif karena mereka sendiri sangat kreatif. Berbagai kontes kreatifitas internasional dimenangkan para pemuda Indonesia. Creative Industries yang digerakkan oleh Mendag Mari Pangestu makin memperlihatkan hasilnya. Kontes kreatifitas yang diprakarsai oleh media elektronik, perusahaan, dan LSM semakin bergairah.

Begitu juga peran para Perempuan Indonesia yang semakin banyak terjun di area ekstra domestik. Para entrepreneur Perempuan Indonesia baik offline maupun online makin banyak saja. Menneg Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Gumelar tidak pernah lelah terus menerus memberikan inspirasi supaya mereka berani berkiprah di luar rumah tanpa meninggalkan kewajiban rumah tangganya.

Sedangkan para Netizen Indonesia termasuk yang paling kreatif di dunia. Internet bukan hanya sekedar tempat untuk “social-media” tapi semakin jadi “work-media” dan “business-media“. Kreatifitas pasar ini tentu saja akan semakin menghebat di tahun 2011 dengan makin membesarnya “Middle Class” di Indonesia. Indonesia sudah jadi a “Creative” market baik dari sisi supply maupun demand.
Itulah alasannya kami di MarkPlus Inc menyebut Indonesia memasuki Jembatan Emas di tahun 2011 dalam postur yang CONNECTED, CREDIBLE, and CREATIVE“!

THE PATH: SURVIVE-SUCCEED-SUSTAIN

Lantas apa yang harus dikerjakan para Marketer di Jembatan Emas ini dari tahun 2011 sampai 2014 supaya siap menyongsong Asean Free Trade Area di tahun 2015?
Inilah yang kami di MarkPlus Inc menyebutnya sebagai “Y2K+11 Strategy” atau 3-S Strategy!

Masih ingat masalah Y2K kan?

Menjelang 1 Januari 2000, memasuki Milenium Ketiga, seluruh dunia khawatir akan komputernya. Waktu itu semua orang di seluruh dunia mendadak sadar bahwa hidup kita tergantung pada komputer. Walaupun waktu itu kita semua “survive” dari Y2K, tapi semua orang jadi selalu punya back-up data. Sekarang komputer itu sudah berbentuk gadget yang dipegang tiap orang termasuk para Marketer dan Customer!

Internetisasi membuat mobile computer menjadi sangat “powerful” dan sudah terhubung satu sama lain. Situasi menjadi semakin “uncertain” dan sangat bisa menghasilkan “unpleasant surprise“. Pada awal Millenium Ketiga, Osama bin Laden dan teman-temannya menggunakan internet untuk merobohkan WTC pada tanggal 11 September 2001.

Satu dekade kemudian, menjelang akhir tahun 2011, WikiLeaks membocorkan berbagai dokumen rahasia Hillary Clinton ke dunia pakai internet juga. Jadi S pertama yang harus dilakukan oleh semua perusahaan di manapun di Millenium ketiga ini adalah “Survival” Strategy.
Artinya, menjadi The Marketing Company dengan mengaplikasikan sembilan elemen dasar yaitu Segmentation, Targeting, Positioning, Differentiation, Marketing Mix, Selling, Brand, Service, dan Process adalah fondasi! Tidak bisa dihindari lagi.

Sebuah perusahaan yang mau “survive” di Millenium Ketiga ini memang harus mengelola Customer, Product, dan Brand-nya lewat aplikasi sembilan elemen tadi. Setidaknya, kalau sampai terjadi sesuatu “unpleasant condition” maka Customer masih akan tetap loyal pada Brand dan percaya pada Product Anda.
Tapi untuk berhasil di tahun 2011, kami di MarkPlus Inc mempunyai sembilan “Success” Strategy yang harus dijalankan.

Sembilan strategi tersebut adalah YWN Sub-Culture, Digital Interactivity, Urban Lifestyle, Local Content and Context, Channel Mobility, Affordable Luxury, Identity Personification, Proactive Engagement, dan Shared Resources.
Penjelasannya bisa anda baca di cover story Marketeers edisi ini dan juga kami jabarkan di White Paper MarkPlus Inc yang diluncurkan di The MarkPlus Conference 16 Desember di Pacific Place, the Ritz Carlton Jakarta.

Yang kemudian juga penting harus disadari bahwa sembilan strategi yang didasarkan pada konsep New Wave Marketing itu harus terus diperkuat sambil melihat situasi pada empat tahun kemudian. Karena itu kami juga merasa perlu untuk memperingatkan tentang perlunya “Sustainable” Strategy yang harus dilakukan supaya terjamin sebuah perusahaan bisa “sustainable” di “Ujung Jembatan Emas” Tidak ada gunanya sukses yang and raih di tahun 2011 tidak bisa mempertahankan posisi Anda ketika AFTA dimulai di tahun 2015. Karena itulah “Sustainable” Strategy juga ada sembilan sejalan dengan “Success” Strategy.

Pertama, Youth-Women-Netizen akan jadi semakin penting dalam empat tahun mendatang. Supaya kuat Anda mesti sudah “diterima” oleh berbagai Komunitas mereka.

Kedua
, dalam empat tahun mendatang sebaiknya Anda sudah mempunyai suatu digital platform untuk melayani customer anda.

Ketiga, Anda sudah harus mempunyai “homequarter” di kota-kota Indonesia sebelum “dimasuki” pemain lain. Kehidupan perkotaan akan semakin mendominasi Indonesia dalam empat tahun mendatang.

Keempat,
produk maupun jasa yang ditawarkan harus sudah punya otentisitas lokal. Karena semakin regionalisasi ASEAN terbuka maka orang akan semakin “balik” pada akar rumputnya.

Kelima, empat tahun medatang Anda sudah harus bisa menjual maupun melayani pelanggan anda di manapun mereka berada supaya tidak kehilangan kesempatan.

Keenam, Anda harus mempunyai paket penawaran bertingkat. Pembeli biasanya semakin tidak mau ambil resiko. Mulai membeli paket murah bahkan gratis tapi mau “naik kelas” kalau memang ada yang lebih bermanfaat.

Ketujuh, brand Anda sudah harus punya karakter yang kuat! Karena itu bentuklah karakter melekat pada Brand Anda yang tercermin pada produk,Channel maupun staf Anda.

Kedelapan, Service harus diberikan sedemikian rupa sehingga menjadi Care sehingga Anda di “trust” oleh Customer.

Kesembilan, mulai tahun 2011, Anda harus bisa membangun organisasi yang kolaboratif dalam empat tahun sehingga ada sinergi dan integrasi.

Kesimpulannya?


Di perjalanan di Jembatan Emas ini Anda harus punya 3-S yaitu Survival-Success-Sustainable Strategy!

THE EXIT: Respected-Responsible-Reputable


Nah kalau itu semua sudah dilakukan, ketika Anda keluar dari Jembatan Emas di ujung yang lain, Anda kan menghadapi suatu situasi yang sangat beda.
ASEAN yang sangat terbuka! Bukan hanya AFTA tapi ASEAN Economic Community atau AEC. Teorinya, semua orang, uang, barang, dan jasa, bebas keluar masuk dengan pembatasan yang minimal. ASEAN “connectivity”-nya akan menjadi sangat tinggi. Hal itulah yang merupakan komitmen semua pemimpin sepuluh negara ASEAN supaya bisa lebih “kompetitif” menghadapi China dan India di Asia dan negara-negara di kawasan lain.
Sebagai Ketua ASEAN di 2011, maka Indonesia tentunya punya komitmen untuk melancarkan “ASEAN Connectivity”. Apalagi Menlu Marty Natalegawa sudah mengatakan bahwa Indonesia tidak akan sekedar melakukan Chairmanship tapi juga Leadership.
Artinya?

Jangan terlalu banyak berharap Pemerintah Indonesia akan memberikan proteksi yang berlebihan pada perusahaan Indonesia. Sebagai ASEAN Leader, di “pintu masuk” Jembatan Indonesia justru harus memberi contoh.

Indonesia harus menunjukkan sebagai negara yang Respected, Responsible, and Reputable Country. Dihormati di Regional Asean. Punya tanggung jawab regional Asean. Dan negara yang punya reputasi. Karena bersiaplah juga untuk menjadi Perusahaan yang menjalankan Konsep Marketing 3.0!

Jangan hanya bisa jualan Produk (1.0) dan memuaskan Pelanggan (2.0) tapi juga harus selalu memperhatikan Spirit Manusia (3.0).

Buku kelima saya bersama Prof Philip Kotler dan Chief Operations MarkPlus Consulting Iwan Setiawan terbitan John Wiley itu sudah diterjemahkan ke 20 bahasa non-Inggris.
Artinya?

Dunia sudah berubah.

Setelah Negara Maju seperti Amerika, Jepang, dan negara-negara Eropa Barat mengalami krisis ekonomi bahkan kepercayaan, sekarang ada pergeseran. Gravitasi ekonomi dan kepercayaan sudah mulai pindah ke “emerging countries“. Indonesia sudah disebut sebut layaknya masuk BRIC (Brazilia, Russia, India, China) oleh Morgan Stanley mulai tahun lalu.

Bahkan sudah ada yang memasukkan Indonesia ke CIVETS (Columbia, Indonesia,Vietnam, Egypt, Turkey, dan South Africa) sebagai The New BRIC!
Apapun namanya, itulah yang harus dicapai.
Selepas dari Jembatan Emas di tahun 2014,Indonesia sebagai negara pasti “naik kelas” di dunia internasional.
Perusahaan Indonesia pun harus jadi The 3-R Company:
The Respected-Responsible-Reputable Company!

http://the-marketeers.com/archives/the-golden-gate-of-indonesia.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar