Senin, 28 November 2011

Menuntut Ilmu itu Wajib




”Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap Muslim lelaki dan Muslim perempuan” [HR IbnuMajah]

"Barangsiapa menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga." [Bukhari-Muslim]

Menuntut ilmu wajib bagi setiap Muslim. Artinya jika kita menuntut ilmu kita mendapat pahala. Sebaliknya jika tidak, kita berdosa.

Tanpa ilmu semua amal kebaikan yang kita lakukan akan ditolak (HR Muslim).
Kenapa? Karena bisa jadi amal kita itu justru keliru dan malah merugikan orang. Sebagai contoh, jika ada orang yang membangun jembatan yang sangat besar melintas sungai, jika tanpa ilmu jembatan tersebut bisa runtuh dan menewaskan orang yang melewatinya.Begitu pula jika kita shalat tanpa ilmu, maka shalat kita bisa keliru. Mungkin ada rukun yang keliru atau malah tidak dikerjakan sama sekali.

a. Larangan Taqlid atau Membebek tanpa Ilmu

Dalam Islam kita dilarang membebek/taqlid meski kita mengikuti ulama:
”Janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya...” [Al Israa’:36] Kenapa?
Itu sudah dijelaskan ayat di atas. Apalagi ulama juga banyak yang berbeda pendapat. Bahkan Imam Al Ghazali mengatakan ada 2 ulama yaitu ulama akhirat (yang benar) dan ulama su’ (jahat) yang justru menyesatkan manusia.
Celaka atas umatku dari ulama yang buruk. (HR. Al Hakim)

Sesatnya ummat Yahudi dan Nasrani karena mereka taqlid kepada ulama mereka sehingga ketika para ulama mereka mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram, mereka pun mengikutinya:
”Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhanselain Allah...[At Taubah:31]

”Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi manusia dari jalan Allah...” [At Taubah:34]

Tentu anda bertanya, ”Saya kan masih awam. Kalau saya tidak mengikuti ulama bagaimana?” Belajar pada ulama yang lurus itu wajib. Tapi anda harus dapat dalil Al Qur’an dan Hadits dari guru anda. Bukan sekedar ucapan guru anda belaka. Sebab sumber pedoman dalam Islam hanya Al Qur’an dan Hadits. Ada pun pendapat selain Allah dan Nabi itu tidak maksum. Sering salah dan berbeda-beda antara satu ulama dengan ulama lainnya. Anda bisa memeriksa kebenaran ajaran guru anda dengan memeriksa dalil AlQur’an dan Hadits yang dia berikan.

“Katakanlah, ‘Taatilah Allah dan Rasul-Nya! Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir.” (Q.S. Ali Imran: 32)

“Aku tinggalkan dua perkara untuk kalian. Selama kalian berpegang teguh dengan keduanya tidak akan tersesat selama-lamanya, yaitu Kitabullah dan Sunnahku...” [HR Imam Malik]

Guru yang baik akan memberikan anda dalil Al Qur’an dan Hadits untuk setiap ilmu agama yang dia berikan. Sebagai contoh, dalil untuk mengerjakan shalat dan membayar zakat adalah:”Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku'” [AlBaqarah:43]

Ada baiknya anda berguru pada banyak guru sebagaimana Imam Malik yang sampaimempunyai 900 guru sehingga bisa membandingkan ajaran guru yang satu dengan yanglainnya dan memilih dalil mana yang terkuat.

b. Ilmu yang Wajib Kita Pelajari adalah Ilmu yang Bermanfaat

Anas ra berkata: Rasulullah SAW berdoa: "Ya Allah, manfaatkanlah untuk diriku apa yang telah Engkau ajarkan kepadaku, ajarilah aku dengan apa yang bermanfaat bagiku, dan limpahkanlah rizqi ilmu yang bermanfaat bagiku)." Riwayat Nasai dan Hakim.Menurut Imam Al Ghazali dalam kitab Ihya’ ’Uluumuddiin, mempelajari ilmu agama tentang kewajiban agama, serta halal/haram adalah fardlu ’ain. Artinya setiap Muslim wajib

mempelajarinya. Contohnya karena sholat itu wajib, kita harus mempelajari shalat. Segala macam yang berkaitan dengan sahnya sholat seperti wudlu dan mandi junub juga haruskita pelajari. Sebab jika kita junub dan tidak tahu cara mandi junub sehingga kita berhadats besar, maka segala sholat yang kita lakukan sia-sia karena bersih dari segala najis dan hadats itu adalah syarat sahnya shalat. Padahal Shalat itu tiang agama. Shalat adalah amal yang pertama kali diperiksa di Hari Kiamat. Jika shalatnya rusak, meski amalan yang lain sangat baik, otomatis ke neraka.

Bagaimana jika shalat kita masih belum betul?

Jawabannya kita harus selalu belajar/mengaji kepada para ustadz. Sebab selama kita masih menuntut ilmu, Allah masih memaklumi. Tapi jika sudah salah tidak mau belajar, ini adalah calon yang tepat untuk menghuni neraka....Ada pun ilmu-ilmu lain seperti Ilmu Kedokteran agar kita bisa menolong orang sakit atau ilmu Peperangan agar dapat mempertahankan negara itu adalah Fardlu Kifayah. Jika semua Muslim tidak melakukannya, semua berdosa. Tapi jika ada beberapa orang yang mengerjakannya, semua terbebas dari kewajiban itu.Ilmu yang tidak bermanfaat bahkan membawa mudlarat seperti ilmu sihir, ilmu ramal/nujum haram untuk dipelajari dan diamalkan.

c. Ilmu harus Segera Diamalkan/Dikerjakan

Ilmu jika tidak diamalkan akan sia-sia. Tidak ada manfaat. Orang yang sudah capek-capek belajar ilmu kedokteran kemudian tidak memanfaatkannya untuk menolong orang sebagai dokter maka ilmu itu tidak bermanfaat baginya. Jika kita belajar doa ”Bismillahitawakkaltu...” ketika akan bepergian kemudian tidak membacanya maka ilmu itu tak bermanfaat bagi kita.

Ilmu begitu didapat harus langsung diamalkan. Sebab jika menunggu banyak, kemudian baru mengamalkannya, itu sangat...sangat berat.Seorang alim yang tidak beramal seperti lampu yang membakar dirinya sendiri (HRAd-Dailami)

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh
bagi mereka surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; itulah keberuntungan yangbesar." [Al Buruuj:11]

Di dalam Al Qur’an banyak ayat yang menulis bahwa orang yang beriman dan beramal kebaikan akan masuk surga. Orang yang tidak beramal akan merugi. Orang yang punya lmu tapi tidak mengamalkannya itu seperti pohon yang tidak berbuah. Tidak ada manfaatnya.

d. Setelah Mengamalkan Ilmu, Ajarkan Ilmu ke Orang Lain Setelah kita mengamalkan ilmu kita, kita juga wajib untuk mengajarkannya.

Tuntutlah ilmu, sesungguhnya menuntut ilmu adalah pendekatan diri kepada Allah Azzawajalla, dan mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahuinya adalah sodaqoh. Sesungguhnya ilmu pengetahuan menempatkan orangnya, dalam kedudukan terhormat dan mulia (tinggi). Ilmu pengetahuan adalah keindahan bagi ahlinya di dunia dan di akhirat.(HR. Ar-Rabii')

Wahai Abu Dzar, kamu pergi mengajarkan ayat dari Kitabullah lebih baik bagimu daripada shalat sunnah seratus rakaat. Pergi mengajarkan satu bab ilmu lebih baik daripada shalat seribu raka'at. (HR. Ibnu Majah)

Itulah keutamaan mengajarkan ilmu. Jika kita tidak mengajarkannya atau merahasiakannya resikonya sebagai berikut:

Barangsiapa ditanya tentang suatu ilmu lalu dirahasiakannya maka dia akan datangpada hari kiamat dengan kendali di mulutnya dari api neraka. (HR. Abu Daud)

e. Ajarkan Ilmu Tauhid ke Lingkungan Terdekat

Hendaknya kita mengajarkan Tauhid ke lingkungan terdekat kita. Sebagai contoh,Luqman mengajarkan anaknya agar tidak mempersekutukan Allah:
Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalahbenar-benar kezaliman yang besar." [Luqman:13]

f. Kerjakan Lebih Dulu Sebelum Anda Mengajarkan Ilmu ke Orang Lain

"Mengapa kamu suruh orang lain berbuat baik, sedang kamu sendiri tidak mengerjakannya?..." [Al Baqarah:44]

Itu adalah kecaman Allah terhadap orang yang sering ceramah agar manusia berbuat baik sedang dia sendiri tidak mengerjakan apa yang diceramahkannya. Mengerjakan kebaikan memang hal yang sulit. Semoga Allah SWT memberi kita kekuatan untuk melakukan itu. Amal harus sesuai dengan ilmu. Ulama yang tidak mengerjakan ilmunya, apalagi itu menyangkut hal yang wajib atau haram, maka dosanya dua kali lipat dibanding dengan orang yang biasa.

Orang yang paling pedih siksaannya pada hari kiamat ialah seorang alim yang tidak mengamalkan ilmunya. (HR Al-Baihaqi)

Ilmu yang Bermanfaat jika Sudah Dipelajari Harus Diimani/diyakini Kebenarannya. Kemudian Diamalkan. Setelah itu Diajarkan


http://www.scribd.com/doc/53061985/60/Nabi-Muhammad-Manusia-Terbaik-di-Dunia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar