Jumat, 25 November 2011

Maafkanlah Mereka


Setiap hari di bumi Allah, kita berhubungan dengan makhluk lain ciptaan Allah terutamanya sesama manusia. Betapa Allah amat memberatkan hamba-Nya menjaga silaturrahim dan ukhwah sesama manusia. Dalam Al-Quran Allah telah berfirman yang bermaksud :

"Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu." (Surah An Nisaa' 4:1).

Hal ini diperkuatkan lagi dengan sabda baginda Rasulullah SAW :

"Barangsiapa yang senang untuk dilapangkan rezekinya dan diakhirkan ajalnya (dipanjangkan umurnya), maka hendaklah dia menyambung (tali) silaturahim."

Jadi jelas di sini betapa penting untuk kita menjaga ukhwah yang telah terjalin sesama manusia. Karena menjaga ukhwah itu hakikatnya bukanlah sesuatu perkara yang mudah dilaksanakan.

Begitu jua dalam perhubungan cinta antara seorang lelaki dan wanita. Yang saling menyayangi dan mencintai antara satu sama lain. Namun kadangkala apa yang kita rancang tidak semudah yang kita sangkakan.

Kadangkala hati kita terlalu sakit dan kecewa atau muncul perasaan benci dengan pasangan kita karena merasakan diri kita seperti dikhianati.

Kadangkala amat sukar untuk kita memaafkan. Apatah lagi melupakan sesuatu yang menyakitkan hati dan perasaan. Lalu dendam kesumat menjadi jarum hasutan untuk kita memutuskan silaturahim. Kita selalu memberi alasan bahwa iman kita bukanlah sehebat iman seorang Nabi.

Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW duduk bersama sahabat di dalam masjid lalu baginda bersabda dengan artinya: "Sekarang ini seorang lelaki penghuni syurga akan muncul dari sebelah pintu itu."
Maka muncullah seorang lelaki yang baru saja selesai mengambil wudhu.

Janggutnya masih basah dan menitiskan air sisa wudhu. Kemudian dia sholat sunat dua rakaat dan setelah itu dia duduk.

Pada hari kedua Rasulullah SAW berkata lagi dengan ucapan yang serupa dan begitulah juga pada hari ketiga.

Ibnu Umar RA mengikuti blelaki tersebut dan memohon agar dapat tidur di rumahnya. Dia amat heran karena lelaki tersebut biasa-biasa saja. Seperti orang lain juga yang mendirikan sholat, berpuasa, berzikir dan lain-lain.

Lalu Ibnu Umar RA bertanya kepadanya, "Wahai saudara! Demi Allah sebenarnya aku ingin mengetahui cara amalanmu karena aku mendengar Rasulullah SAW telah bersabda sebanyak tiga kali bahwa kamu termasuk salah seorang penghuni syurga. Amalan apakah yang kamu lakukan sehingga kamu boleh meraih penghargaan yang hebat daripada Rasulullah SAW? Setiap malam aku memerhatikan amalanmu, tetapi sholat sunatmu tidaklah terlalu banyak, dan begitu juga dengan amalan lain yang tiada beza dengan kebanyakan orang."

Lelaki itu menjawab, "Demi Allah, tiada Tuhan selain Dia! Sebenarnya amalanku biasa-biasa saja. Tiada perkara yang perlu dilebihkan dari kebanyakan orang. Namun apa yang terpenting, iaitu ketika aku ingin tidur pada waktu malam, aku tidak pernah menyimpan rasa dendam, tipu daya, hasad dengki dan iri hati kepada mana-mana orang Muslim. Hanya itulah yang aku lakukan sepanjang hidupku."

Maha Suci Allah, jelas dari kisah sirah ini, sungguh hebat darjat seorang Muslim yang suci hatinya dari perasaan dendam, hasad dengki dan iri hati terhadap sesama manusia.

Jadi bagi mereka yang sedang berusaha dalam membina satu hubungan yang lebih diredhai; sabar dan tabah lah dalam menghadapi ujian-ujian yang hadir. Seandainya telah berlakunya perpisahan janganlah sesekali kita menyimpan perasaan benci dan marah di dalam hati kita.

Jangan juga kita coba menyalahkan takdir karena kegagalan dan perpisahan itu. Tetapi yakinlah dengan janji Allah.. perpisahan itu pasti akan berganti dengan pertemuan.. pertemuan yang lebih baik dari pertemuan yang dulu..


ABDULLAH KARIM
http://www.iluvislam.com/tazkirah/nasihat/3953-maafkanlah-mereka.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar