Senin, 23 April 2012

Aktifitas Berpikir dan Merenung.....


Pernahkah kita memikirkan bahwa kita tidak ada sebelum dilahirkan ke dunia ini; dan kita telah diciptakan dari sebuah ketiadaan?
Pernahkan kita merenungkan bagaimana bunga yang setiap hari kita lihat di ruang tamu, yang tumbuh dari tanah yang hitam, ternyata memiliki bau yang harum serta berwarna-warni?
Pernahkan kita berpikir bahwa lapisan luar dari buah-buahan seperti pisang, semangka, melon dan jeruk berfungsi sebagai pembungkus yang sangat berkualitas, yang membungkus daging buahnya sedemikian rupa sehingga rasa dan keharumannya tetap terjaga?
Pernahkan kita merenungkan bahwa gempa bumi mungkin saja datang secara tiba-tiba ketika kita sedang tidur, yang menghancur luluhkan rumah, kantor dan kota kita hingga rata dengan tanah sehingga dalam tempo beberapa detik saja kita pun kehilangan segala sesuatu yang kita miliki di dunia ini?
Pernahkah kita merenung, bahwa kehidupan kita berlalu dengan sangat cepat dan mengalir begitu saja. Perubahan pada diri kita pun tak bisa dihindari. Kita akan menjadi tua renta dimakan usia, lambat laun kita akan kehilangan ketampaan, kecantikan, kesehatan dan kekuatan yang selama ini kadang dibangga-banggakan?
Pernahkan kita memikirkan bahwa suatu hari nanti, malaikat maut yang diutus oleh Allah akan datang menjemput untuk membawa kita meninggalkan dunia ini?
Jika demikian, pernahkan kita merenungkan mengapa manusia demikian terbelenggu oleh kehidupan dunia yang sebentar lagi akan mereka tinggalkan dan yang seharusnya mereka jadikan sebagai tempat untuk bekerja keras dalam meraih kebahagiaan hidup di akhirat?
Pertanyaan-pertanyaan diatas, masih sering terabaikan, terlupakan dan terlalaikan.
Manusia adalah makhluk yang dilengkapi Allah sarana berpikir. Namun sayang, kebanyakan mereka tidak menggunakan sarana yang teramat penting ini sebagaimana mestinya. Bahkan pada kenyataannya sebagian manusia hampir tidak pernah berpikir.
Berpikir dan merenung adalah kegiatan yang bisa dilakukan siapa dan kapan saja. Berpikir  mendalam tidak hanya bisa dilakukan oleh para pakar, ilmuwan, professor. Tapi bahkan bisa dilakukan oleh setiap orang yang berakal sehat. Karena itu, Islam mewajibkan kepada setiap muslim untuk berpikir dan merenung. Sebab bila kita TIDAK mendayagunakan pikiran kita dengan hal-hal yang baik dan positif, pasti akal pikiran akan dipenuhi hal-hal yang buruk dan destruktif.
Kenyataan berpikir logis telah dilakoni oleh para ilmuwan sejak dahulu. Munculnya kecanggihan teknologi merupakan ejawantah dari perenungan yang panjang. Elaborasi para cendikiawan telah menciptakan peradaban yang lebih maju bagi umat manusia. Teori gaya gravitasi bumi garapan Isack Newton adalah bukti bahwa fenomena alam banyak menyimpan rahasia dan hikmah ilahi yang harus diketahui.
Jika demikian, maka hal yang paling esensial untuk menjadi obyek renungan adalah berpikir  secara mendalam tujuan dari penciptaan diri kita, paling tidak dari tiga persepektif ; dari mana asal kita? Mengapa kita ada? Dan kita mau kemana?. Setelah itu, baru merenungkan segala sesuatu yang biasa kita lihat di alam sekitar serta fenomena-fenomena yang kita jumpai selama hidup ini. Manusia yang tidak memikirkan hal ini, hanya akan menyesal di masa-masa mendatang.
Berpikir atau merenung untuk kemudian mengambil kesimpulan atau pelajaran-pelajaran dari apa yang kita pikirkan dan renungkan untuk memahami kebenaran, akan menghasilkan sesuatu yang bernilai bagi kehidupan manusia. Dari sini, maka Allah mewajibkan bagi manusia untuk memikirkan dan merenungkan penciptaan diri mereka dan penciptaan jagad alam raya.
Fiman Allah “dan mengapa mereka tidak memikirkan (kejadian) diri mereka? Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya melainkan dengan tujuan yang benar dan waktu yang ditentukan. Dan sesungguhnya kebanyakan diantara manusia benar-benar ingkar akan pertemuannya dengan tuhannya” (QS. ar-Ruum : 8). Begitulah sindiran alquran atas kelalaian manusia terhadap jati dirinya.
Allah juga telah menurunkan alquran sebagai mu’jizat agung bagi Nabi Muhammad saw. Alquran bukan hanya dianjurkan untuk dibaca tapi juga direnungi dan kemudian diamalkan. Allah berfirman ” ini adalah kitab yang Kami turunkan kepadamu, penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan (merenungkan) ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran ” (QS. As-Shaad :29). Dari sini, manusia hendaknya sekuat tenaga untuk meningkatkan kemampuan dan kedalaman dalam berfikir.
Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dengan bermain-main. Kami tidak menciptakan keduanya melainkan dengan haq, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui." (QS. Ad-Dukhaan, 44: 38-39)
Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? (QS. Al-Mu'minuun, 23:115)
Oleh karena itu, yang paling pertama kali wajib untuk dipikirkan secara mendalam oleh setiap orang ialah tujuan dari penciptaan dirinya, baru kemudian segala sesuatu yang ia lihat di alam sekitar serta segala kejadian atau peristiwa yang ia jumpai selama hidupnya. Manusia yang tidak memikirkan hal ini, hanya akan mengetahui kenyataan-kenyataan tersebut setelah ia mati. Yakni ketika ia mempertanggung jawabkan segala amal perbuatannya di hadapan Allah; namun sayang sudah terlambat. Allah berfirman dalam Al-Qur'an bahwa pada hari penghisaban, tiap manusia akan merenungkan dan menyaksikan kebenaran atau kenyataan tersebut:
Dan pada hari itu diperlihatkan neraka Jahannam; dan pada hari itu ingatlah manusia akan tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya. Dia mengatakan, "Alangkah baiknya kiranya aku dahulu mengerjakan (amal saleh) untuk hidupku ini." (QS. Al-Fajr, 89:23-24)
Padahal Allah telah memberikan kita kesempatan hidup di dunia. Merenungkan atau merenung untuk kemudian mengambil kesimpulan atau pelajaran-pelajaran dari apa yang kita renungkan untuk memahami kebenaran, akan menghasilkan sesuatu yang bernilai bagi kehidupan di akhirat kelak. Dengan alasan inilah, Allah mewajibkan seluruh manusia, melalui para Nabi dan Kitab-kitab-Nya, untuk memikirkan dan merenungkan penciptaan diri mereka sendiri dan jagad raya:
Dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri mereka?, Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya melainkan dengan tujuan yang benar dan waktu yang ditentukan. Dan sesungguhnya kebanyakan di antara manusia benar-benar ingkar akan pertemuan dengan Tuhannya." (QS. Ar-Ruum, 30: 8)
Harun Yahya dalam karyanya “Deep Thinking” mengatakan
” seorang yang berpikir akan sangat faham akan rahasia rahasia ciptaan Allah, kebenaran tentang kehidupan didunia, kebenaran surga dan neraka, kebenaran hakiki dari segala sesuatu, ia akan sampai pada pemahaman yang mendalam akan pentingnya menjadi seseorang yang dicintai Allah, melaksanakan ajaran agama secara benar, menemukan sifat-sifat Allah disegala sesuatu yang ia lihat, dan mulai berfikir dengan cara yang tidak sama dengan kebanyakan manusia, namun sebagaimana yang Allah perintahkan ”.
Akhirnya, aktivitas berpikir, merenung, berfantasi untuk meningkatkan ketajaman imajinasi harus tetap dipelihara dan ditingkatkan. Dengan demikian, kelumpuhan akal akan bisa dihindari, karena renungan yang mendalam yang dilakukan dalam kesadaran tinggi akan membuahkan sebuah pemikiran, gagasan-ide yang brilian..
Note : dari berbagai sumber


Tidak ada komentar:

Posting Komentar