Rabu, 18 April 2012

Toleransi dan Sikap Toleran

Toleransi berasal dari bahasa Latin; tolerare, yang artinya menahan diri, bersikap sabar, membiarkan orang berpendapat lain, dan berhati lapang thd orang2 memiliki pendapat berbeda. Sikap toleran tidak berarti membenarkan pandangan yang dibiarkan itu, tetapi mengakui kebebasan serta hak-hak asasi para penganutnya.

Toleransi sejati didasarkan pada sikap hormat terhadap martabat manusia, hati nurani dan keyakinan serta keikhlasan sesama apapun agama, suku, golongan, ideologi, atau pandangannya. Seorang yang toleran berani mengadakan wawancara atau berdialog dengan sikap terbuka untuk mencari pengertian dan kebenaran dalam pengalaman orang lain, untuk memperkaya pengalaman sendiri dengan tidak mengorbankan prinsip-prinsip yang diyakini

Sikap toleran adalah sikap yang harus dimiliki oleh setiap orang. Setiap orang diciptakan ber-beda2. Secara personal, mereka membawa karakternya masing2 dan secara sosial, mereka terlahir dalam lingkungan yang berbeda pula. Hal inilah yang membuat manusia begitu beragam. Mereka berbeda dlm negara, bangsa, budaya, bahasa, agama, dst. Ketika seseorang hidup di tengah masyarakat yang beragam itu maka sikap toleran mutlak diperlukan agar tidak terjadi gesekan2 sosial.

Islam sangat menjunjung tinggi nilai toleransi (beragama). Dalam Alquran dikatakan bhw tidak ada paksaan dalam beragama (QS Al-Baqarah: 256). Kemudian dikatakan pula, bagimu agamamu dan bagiku agamaku (QS Al-Kafirun: 6).

Manusia diciptakan memang ber-beda2. Tetapi hendaknya perbedaan2 ini (termasuk perbedaan dalam agama) tidak menjadi pemicu konflik. Dalam hal ini Allah menyuruh kita untuk ta’aruf (saling mengenal). Karena dgn ta’aruf maka akan muncul sikap menghargai dan toleransi. Dgn toleransi, insyaallah, akan tercipta kedamaian di muka bumi.

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu ber-bangsa2 dan ber-suku2 supaya kamu saling kenal mengenal….” (QS Al-Hujurat: 12).


Toleransi berasal dari bahasa Latin; tolerare, yang artinya menahan diri, bersikap sabar, membiarkan orang berpendapat lain, dan berhati lapang thd orang2 memiliki pendapat berbeda. Sikap toleran tidak berarti membenarkan pandangan yang dibiarkan itu, tetapi mengakui kebebasan serta hak-hak asasi para penganutnya.

Toleransi sejati didasarkan pada sikap hormat terhadap martabat manusia, hati nurani dan keyakinan serta keikhlasan sesama apapun agama, suku, golongan, ideologi, atau pandangannya. Seorang yang toleran berani mengadakan wawancara atau berdialog dengan sikap terbuka untuk mencari pengertian dan kebenaran dalam pengalaman orang lain, untuk memperkaya pengalaman sendiri dengan tidak mengorbankan prinsip-prinsip yang diyakini

Sikap toleran adalah sikap yang harus dimiliki oleh setiap orang. Setiap orang diciptakan ber-beda2. Secara personal, mereka membawa karakternya masing2 dan secara sosial, mereka terlahir dalam lingkungan yang berbeda pula. Hal inilah yang membuat manusia begitu beragam. Mereka berbeda dlm negara, bangsa, budaya, bahasa, agama, dst. Ketika seseorang hidup di tengah masyarakat yang beragam itu maka sikap toleran mutlak diperlukan agar tidak terjadi gesekan2 sosial.

Islam sangat menjunjung tinggi nilai toleransi (beragama). Dalam Alquran dikatakan bhw tidak ada paksaan dalam beragama (QS Al-Baqarah: 256). Kemudian dikatakan pula, bagimu agamamu dan bagiku agamaku (QS Al-Kafirun: 6).

Manusia diciptakan memang ber-beda2. Tetapi hendaknya perbedaan2 ini (termasuk perbedaan dalam agama) tidak menjadi pemicu konflik. Dalam hal ini Allah menyuruh kita untuk ta’aruf (saling mengenal). Karena dgn ta’aruf maka akan muncul sikap menghargai dan toleransi. Dgn toleransi, insyaallah, akan tercipta kedamaian di muka bumi.

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu ber-bangsa2 dan ber-suku2 supaya kamu saling kenal mengenal….” (QS Al-Hujurat: 12).

Kondisi bangsa Indonesia yang pluralistis menimbulkan permasalahan tersendiri, seperti masalah SARA, paham separatisme, tawuran ataupun kesenjangan sosial. Dalam kehidupan masyarakat Indonesia, kerukunan hidup antar umat beragama harus selalu dijaga dan dibina. Kita tidak ingin bangsa Indonesia terpecah belah saling bermusuhan satu sama lain karena masalah agama. Toleransi antar umat beragama bila kita bina dengan baik akan dapat menumbuhkan sikap hormat menghormati antar pemeluk agama sehingga tercipta suasana yang tenang, damai dan tenteram dalam kehidupan beragama termasuk dalam melaksanakan ibadat sesuaidengan agama dan keyakinannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar