Keberkahan hidup merupakan dambaan bagi setiap orang, keluarga, maupun masyarakat dan bangsa. Sebab dengan keberkahan itu, setiap orang dipastikan mampu mengatasi berbagai persoalan hidup dan kehidupannya, baik yang berat dan kompleks, apalagi yang ringan dan sederhana. Sebaliknya, tanpa keberkahan hidup, setiap orang pasti tidak akan mampu menyelesaikan masalah.
" Dan
janganlah kamu seperti perempua yang meguraikan benangnya yang sudah dipintal
dengan kuat menjadi cerai berai kembali "
( QS. An-Nahl : 92 )
keberkahan hanya akan diraih dengan keimanan dan keyakinan kepada Allah SWT sebagai bingkai dan landasan kehidupannya. Keimanan yang bersih, tulus, dan jauh dari perbuatan syirik dalam segala kehidupan.
Ketundukan dan kepatuhannya kepada aturan Allah SWT, benar-benar telah terinternalisasi ke dalam struktur ruhani dan kepribadiannya, sehingga perilakunya benar-benar mencerminkan ketakwaan. Yakni, melaksanakan segala yang diperintahkan dan menjauhi semua larangan Allah, seperti Ghibah, pergaulan bebas, mempertontonkan auratnya di hadapan khalayak ramai yang ujungnya melakukan perzinahan.
Keimanan dan ketakwaan inilah yang akan melahirkan keberkahan. " Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya" ( QS. 7 : 96 )
Sebaliknya, apabila keimanan dan ketakwaan melemah dan diganti dengan kecintaan kepada dunia, maka keberkahan akan diangkat dan dicabut oleh Allah SWT.
Rasulullah SAW bersabda, " Apabila umatku telah mengagungkan dan menjadikan dunia sebagai tujuannya, maka akan di cabut kehebatan Islam. Dan apabila mereka tidak mau melaksanakan amar makruf nahi munkar, maka terhalang dari keberkahan wahyu ( keberkahan dari langit yang bersumber dari ridha dan ampunan Allah ) " ( HR. TIRMIDZI )
keberkahan hanya akan diraih dengan keimanan dan keyakinan kepada Allah SWT sebagai bingkai dan landasan kehidupannya. Keimanan yang bersih, tulus, dan jauh dari perbuatan syirik dalam segala kehidupan.
Ketundukan dan kepatuhannya kepada aturan Allah SWT, benar-benar telah terinternalisasi ke dalam struktur ruhani dan kepribadiannya, sehingga perilakunya benar-benar mencerminkan ketakwaan. Yakni, melaksanakan segala yang diperintahkan dan menjauhi semua larangan Allah, seperti Ghibah, pergaulan bebas, mempertontonkan auratnya di hadapan khalayak ramai yang ujungnya melakukan perzinahan.
Keimanan dan ketakwaan inilah yang akan melahirkan keberkahan. " Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya" ( QS. 7 : 96 )
Sebaliknya, apabila keimanan dan ketakwaan melemah dan diganti dengan kecintaan kepada dunia, maka keberkahan akan diangkat dan dicabut oleh Allah SWT.
Rasulullah SAW bersabda, " Apabila umatku telah mengagungkan dan menjadikan dunia sebagai tujuannya, maka akan di cabut kehebatan Islam. Dan apabila mereka tidak mau melaksanakan amar makruf nahi munkar, maka terhalang dari keberkahan wahyu ( keberkahan dari langit yang bersumber dari ridha dan ampunan Allah ) " ( HR. TIRMIDZI )
Kehidupan yang berkah
adalah kehidupan yang senantiasa berada dalam garis dan ketentuan Allah Ta'ala,
suatu kehidupan yang mampu memberikan kekuatan kepada manusia untuk dapat
memecahkan setiap persoalan yang datang menimpa.
Keberkahan hidup juga
tercermin dari perilaku manusia yang hanya mau berusaha mencari rezeki yang
halal yang akan berdampak pada perilaku terpuji dalam kehidupan sehari-hari
Paling tidak, ada dua
alasan utama yang menyebabkan keberkahan hidup itu hilang atau telah diangkat
oleh Allah Ta'ala,
Pertama, umat Islam telah
menjadikan dunia sebagai tujuan hidupnya, tanpa memedulikan apakah cara yang
ditempuhnya benar ataukah salah. Mereka menceburkan diri dalam sesuatu yang
telah Allah haramkan dan peringatkan.
Kedua, jika umat Islam
telah meninggalkan kegiatan Amar Ma'ruf Nahyi Munkar. Betapa banyak orang yang
mengaku beragama Islam akan tetapi perilakunya menunjukkan hal yang sebaliknya.
Ketika Al-Qur'an mewajibkan wanita menutup aurat, misalnya, dia justru menjadi orang
yang menentangnya karena dianggap sebagai budaya Arab semata.
Karena itu, menghadapi
berbagai persoalan yang menimpa umat dan bangsa kita sekarang ini, terutama
persoalan akhlak dan moral, hendaknya setiap orang Islam aktif berbuat
sesuaidengan kemampuan masing-masing. Umat Islam harus jadi pemain,
jangan menjadi penonton. Amar makruf nahi munkar dapat dilakukan dengan lisan,
tulisan, dan harta, bahkan juga dengan kekuasaan.
Apabila hal ini menjadi bagian dari kehidupan seorang muslim, keberkahan hidup dari Allah SWT. akan diturunkan. Sebaliknya, jika tidak berbuat, apalagi cenderung setuju pada kemungkaran, maka akan tercabut dan terangkat keberkahan hidup dari Allah. SWT. wallahu'alam bi showab.
Apabila hal ini menjadi bagian dari kehidupan seorang muslim, keberkahan hidup dari Allah SWT. akan diturunkan. Sebaliknya, jika tidak berbuat, apalagi cenderung setuju pada kemungkaran, maka akan tercabut dan terangkat keberkahan hidup dari Allah. SWT. wallahu'alam bi showab.
Note : dari berbagai
sumber
********************
Kunci Keberkahan Dalam
Perspektif Al Quran
. Ketika kita membayangkan bumi ini bak rumah besar, di sana ada pintu-pintu yang membukanya membutuhkan kunci. Maksud pintu-pintu itu adalah sejumlah keberkahan yang dicita-citakan kebanyakan orang. Sedangkan, kunci pembuka keberkahan bagi setiap Muslim tak lain adalah petunjuk Allah SWT. Renungkanlah ayat-ayat berikut!
1. Al A’raaf: 96
Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka barokah dari langit dan bumi, tapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (Q.S. Al-A'raaf : 96)
2. Al Baqarah:208
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.
3. Ali Imran: 102-103
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliah) bermusuh musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.
4. Al Isra: 1
Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidilharam ke Al Masjidilaksa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
Pada QS. Al A’raaf: 56 Allah menjelaskan kunci utama keberkahan hidup adalah iman dan taqwa.
Kemudian pada QS. Al Baqarah: 208 merupakan perintah Allah SWT dalam mewujudkan keimanan dan ketaqwaan harus secara kaaffah (keseluruhan), tidak sepotong-sepotong. Juga ayat ini melarang untuk mengikuti pola hidup syaitan yang merupakan musuh nyata.
Sementara dalam QS. Ali Imran: 103 Allah memerintahkan menata syari’at Islam secara kaaffah dengan berjama’ah. Berjama’ah dalam konteks kekinian disebut khilafah yang merupakan pranata sosial kemasyarakatan Muslimin yang terpimpin dalam setiap gerak langkah kehidupan mereka sebagaimana dicontohkan Rasulullah dan Khulafaurrasyidin.
Pada QS. Al Isra’:1 merupakan mandat Ilahi dalam menggelorakan perjuangan menggapai keberkahan hidup melalui penumbuhan sensitivitas kepedulian terhadap sesama sebagai wujud solidaritas Ilahiyah. Profesi apapun yang kita jalani saat ini, tak kan punya arti siginifikan di sisi Allah SWT tanpa memiliki dedikasi tinggi dalam membebaskan masjidil Al Aqsha yang merupakan simbol kehormatan dan filter keimanan setiap Muslim.
. Ketika kita membayangkan bumi ini bak rumah besar, di sana ada pintu-pintu yang membukanya membutuhkan kunci. Maksud pintu-pintu itu adalah sejumlah keberkahan yang dicita-citakan kebanyakan orang. Sedangkan, kunci pembuka keberkahan bagi setiap Muslim tak lain adalah petunjuk Allah SWT. Renungkanlah ayat-ayat berikut!
1. Al A’raaf: 96
Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka barokah dari langit dan bumi, tapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (Q.S. Al-A'raaf : 96)
2. Al Baqarah:208
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.
3. Ali Imran: 102-103
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliah) bermusuh musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.
4. Al Isra: 1
Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidilharam ke Al Masjidilaksa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
Pada QS. Al A’raaf: 56 Allah menjelaskan kunci utama keberkahan hidup adalah iman dan taqwa.
Kemudian pada QS. Al Baqarah: 208 merupakan perintah Allah SWT dalam mewujudkan keimanan dan ketaqwaan harus secara kaaffah (keseluruhan), tidak sepotong-sepotong. Juga ayat ini melarang untuk mengikuti pola hidup syaitan yang merupakan musuh nyata.
Sementara dalam QS. Ali Imran: 103 Allah memerintahkan menata syari’at Islam secara kaaffah dengan berjama’ah. Berjama’ah dalam konteks kekinian disebut khilafah yang merupakan pranata sosial kemasyarakatan Muslimin yang terpimpin dalam setiap gerak langkah kehidupan mereka sebagaimana dicontohkan Rasulullah dan Khulafaurrasyidin.
Pada QS. Al Isra’:1 merupakan mandat Ilahi dalam menggelorakan perjuangan menggapai keberkahan hidup melalui penumbuhan sensitivitas kepedulian terhadap sesama sebagai wujud solidaritas Ilahiyah. Profesi apapun yang kita jalani saat ini, tak kan punya arti siginifikan di sisi Allah SWT tanpa memiliki dedikasi tinggi dalam membebaskan masjidil Al Aqsha yang merupakan simbol kehormatan dan filter keimanan setiap Muslim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar