Fenomena minggu pertama puasa, mushalla penuh dgn jamaah yg
melaksanakan shalat fardhu terutama sholat Isya dan dilanjutkan dgn shalat
sunat tarawih dan witir, bahkan sampai luber ke halaman masjid sehingga tenda
utk jamaah pun menghiasi masjid dan mushalla...
Lantunan kalam ilahi ayat-ayat
suci Al Quranul Karim tak henti-hentinya dikumandangkan dari majelis tadarus yg
digelar di masjid dan mushalla usai shalat tarawih dan witir
hingga larut malam baru berakhir....
Bahkan di hotel2 pun tak ketinggalan menyediakan
tempat bagi umat Islam yg ingin melaksanakan berbuka puasa bersama sekaligus
shalat tarawih dan witir berjamaah di ruangan yg “full air conditioning”, agar
ibadah yg dilaksanakan nyaman dan khusuk.
Tapi ironisnya justru di bulan Ramadhan ini, pengeluaran masyarakat
malah semakin tinggi. Kenapa bisa terjadi? Pada umumnya masyarakat kita mulai
memikirkan banyak hal selama Ramadhan...Pola hidup konsumerisme menjerat
kuat..
Di awal seperti ini yang di pikirkan adalah makanan berbuka puasa . Di hari pertama hingga sepekan Ramadhan masyarakat hanya akan sibuk oleh makanan berbuka puasa, buka puasa dimana, makanannya apa dan sahur bagaimana.
Saatnya masyarakat kita menerapkan sungguh-sungguh kultur pola
hidup sederhana secara konsekuen dan konsisten. Berkenaan dengan ibadah puasa
bukanlah bertujuan untuk konsumerisme berlebih-lebihan dan pemborosan akan
tetapi hakikat utama adalah agar kita menjadi INSAN
YANG TAQWA (Al Baqarah, 183).
Semoga ibadah puasa yang kita laksanakan tahun ini diterima Allah SWT. Aamiin yaa rabbal ‘alamin.
Semoga ibadah puasa yang kita laksanakan tahun ini diterima Allah SWT. Aamiin yaa rabbal ‘alamin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar