Jumat, 28 Agustus 2009
Kebijaksanaan Guru Kuang
Guru Kuang (572-532 SM) adalah musisi yang terkenal dari Negara Jin. Saat kaisar Jinado dan Kaisar Jinping berkuasa, dia juga menjabat sebagai menteri. Dia dikenang atas kebijaksanaannya. Masyarakat mengenalnya sebagai orang yang sangat berpengalaman dan terpelajar, walau ia dilahirkan dengan kedua mata yang buta.
Menurut legenda, keahliannya menabuh drum dan memetik sitar Qin tidak ada yang menyamai. Dia juga dapat menggunakan Qin untuk melukiskan suara alam, seperti nyanyian burung. Diapun mahir memainkan musik-musik tradisional dari seluruh penjuru negeri.
Guru Kuang adalah pejabat pemerintah yang menangani kebudayaan musik. Dia percaya bahwa tujuan musik adalah untuk menyebarkan moralitas lewat lagu-lagu tradisional. Lagu-lagu tersebut mencapai seluruh pelosok. Ia berpikir bahwa dengan menyanyikan lagu dengan sajak dan mengkombinasikannya dengan ritual, akan dapat membudayakan masyarakat. Pemahamannya kepada musik juga menginspirasi metode memerintah negara. Suatu hari, Kaisar Jinping merasa iba kepada Guru Kuang karena ia tak dapat melihat. Guru Kuang berkata, “Ada 5 jenis kebutaan:
Kaisar tidak dapat melihat pejabat pemerintah korupsi
Kaisar menunjuk orang yang salah untuk melakukan pekerjaan
Kaisar gagal membedakan antara pejabat yang mampu dan tidak mampu
Kaisar hanya ingin menggunakaan kekuasaan
Kaisar tidak peduli bagaimana rakyat hidup
Guru Kuang percaya bahwa fondasi negara adalah masyarakat. Tugas pemimpin adalah untuk mengelola dan dengan layak memperhatikan kebutuhan rakyatnya. Dia tidak boleh menganggap diri diatas rakyat, dan harus memiliki moral yang luhur. Gagal melakukan hal ini adalah menolak kehendak alam. Raja yang mengecewakan rakyat, tidak mengurus pemerintahan dengan baik, harus digantikan. Kaisar Jindao mengagumi pandangan Guru Kuang dan bertanya padanya apa cara terbaik untuk memerintah. Guru Kuang menjawab, “Memegang teguh kebenaran yang lurus dan mengembangkan welas kasih.”
Dalam hal politik, Guru Kuang menganut pemerintahan yang terbuka dan transparan. Undang-undang dan peraturan dibuat kaisar untuk mengawasi pemerintahan yang jujur dan mempunyai kinerja yang baik. Tanpa hukum, pejabat maupun masyarakat tidak punya tuntunan. Guru Kuang berkata bahwa hanya orang yang bermoral tinggi dan mempunyai keahlian baru bisa diberi tanggung jawab besar menjadi pejabat publik. Guru Kuang juga berkata, “Saat menteri yang baik diturunkan dan orang yang tak berkemampuan diangkat, pergolakan akan pecah. Situasi yang sama juga akan muncul apabila posisi tinggi di pemerintahan diberikan kepada orang yang tak melakukan apa-apa.” Terkait dengan ekonomi, Guru Kuang percaya bahwa masyarakat harus disejahterakan dan hidup dengan damai. Pejabat pemerintah harus dekat dengan kenyataan hidup masyarakat, terjun ke masyarakat untuk membantu, memastikan tidak ada masyarakat yang ditinggalkan oleh negara.
Bagi pemimpin negara, dia merekomendasikan, “Jangan terjebak pada kondisi stagnan tanpa perkembangan. Jangan biarkan orang menghentikanmu dari terus melangkah maju. Sebagai pemimpin, seseorang haruslah mempunyai pandangan jauh ke depan, independen dan mandiri.” Pada zaman Kaisar Jindao dan Jinping, negara bisa makmur karena nasihat-nasihat dari Guru Kuang.
Pada masa itu, pemerintahan Qi memiliki teritori yang kuat, dan kaisarnya berkonsultasi pada Guru Kuang dalam hal memerintah negara. Untuk menjawab pertanyaan ini, dia bekata, “Kaisar yang baik dalah kaisar yang mampu mensejahterakan rakyatnya.
Guru Kuang sangat berwibawa dan enggan menjilat penguasa. Saat Kaisar Jinping berubah menjadi arogan dan berfoya-foya di usia tuanya, Guru Kuang menasihatinya berulang kali agar ia kembali ke sifat dasarnya yang baik.
Suatu hari, didepan semua menterinya, Jinping berkata, “Kaisar adalah orang yang paling berbahagia, karena tak ada orang yang berani melawan perintahnya.” Guru Kuang berpikir, seorang kaisar tidak seharusnya mengucapkan hal tersebut, dan melemparkan sitar Qin-nya ke arah Jinping. Apabila Guru Kuang takut mati, ia tentu tak akan berani berbuat demikian.
Karena Jinping telah menjadi sangat boros, Dinasti Jin merosot. Saat kaisar mengeluarkan perintah, masyarakat bereaksi negatif seakan-akan ada pencuri yang datang merampas hasil jerih payah mereka. Saat sedang berburu, Jinping berperilaku seolah-olah ia adalah kaisar dari jagat raya. Guru Kuang berkata, “Itu adalah khayalan pribadi Anda”. Jinping jadi emosi. Pulang ke istana, ia menyuruh pembantunya menaruh tanaman berduri di tangga. Guru Kuang yang tidak bisa melihat menaiki tangga tanpa alas kaki, seperti biasanya. Saat ia merasa menginjak tanaman duri tersebut, ia mengetahui maksud buruk Jinping dan berkata, “Ketika seseorang melorotkan tingkah laku dirinya sampai ke titik paling rendah, ia tinggal menghitung hari. Istana kaisar bukanlah tempat dimana tanaman berduri bisa tumbuh. Saya melihat hari akhir Anda sudah dekat.”
Karena karakternya yang lurus dan perhatiannya yang besar kepada rakyat, Guru Kuang diteladani sebagai tokoh berpengaruh yang mulia dan terhormat. (Erabaru/ch)
Oleh: Rongxin (Minghui)
Jumat, 28 Agustus 2009
COPYRIGHT © 2009 ERA BARU NEWS
http://erabaru.net/featured-news/48-hot-update/4290-kebijaksanaan-guru-kuang
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar