Minggu, 16 Agustus 2009
Ni’mati Surga Dalam Sujudmu
Rasulullah saw sangat mencintai sujud. Beliau saw ini adalah orang yang sangat menyukai sujud. Sehingga diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari, bertanya para sahabah kepada Sayyidatuna Aisyah, “Bagaimana sujudnya Rasul?” Beliau menjawab, “Rasul saw ketika bersujud, lamanya sepanjang 50 ayat.” Jika bacaan orang yang lancar bacaan Alqurannya 100 ayat itu kira-kira setengah jam, maka 50 ayat ini kira-kira 15 menit dalam 1 kali sujud.
Demikianlah jiwa yang turut bersujud. Barangkali berbeda dengan kita. Jiwa kita ingin bersujud tapi tubuh kita menolak. Hati kita ingin sujud kalau perlu walau hanya 5-6 menit, tetapi tubuh kita menolak untuk lama-lama bersujud. Kenapa?? Karena tubuh kita ini kurang dipenuhi cahaya sujud. Jika tubuh kita dipenuhi cahaya sujud, dia tidak akan merasa lelah dalam bersujud. Ketika kita terlepas dari keni’matan sujud, maka ingin rasanya sujud dan segera selesai. Sedangkan Rasul saw telah bersabda, demikian diriwayatkan di dalam Shahih Muslim, “Derajat hamba yang paling dekat kepada Allah adalah saat dia sedang bersujud, inilah yang sedekat-dekatnya hamba kepada Allah dan inilah yang paling sulit bisa dini’mati.”
Ketika Sayyidina Tsauban ra ditanya oleh para sahabat “Apa amal yang paling dicintai oleh Allah?” Beliau tidak menjawab. Ditanyakan kedua kali, beliau tidak menjawab. Ditanyakan ketiga kali, baru dia menjawab, “Aku telah bertanya pertanyaan ini kepada Rasul dan beliau menjawab, ‘Perbuatan yang paling dicintai Allah adalah banyak bersujud kepada Allah.’ Itulah perbuataan yang dicintai Allah.”
Sayyidina Rabi’iah bin Ka’ab ra, diriwayatkan didalam Shahih Bukhari, ketika diriwayatkan oleh Imam bin Hajar dalam kitabnya Fathul Baari bi syarah shahih bukhari, ketika Rabi’ah bin Ka’ab ini meminta kepada Rasul “Kuminta padamu yaa Rasulullah, agar aku bisa bersamamu wahai Rasul!” Maka Rasul saw menjawab “Bila kau ingin dekat denganku di surga dan menemaniku di surga maka perbanyaklah sujud.”
Kita telah mendengar nama-nama mulia semacam Imam Ali Zainal Abidin bin Husein bin Ali bin Abi Thalib, yang digelari Assajjad karena dia sujud 1000 kali setiap malamnya, melakukan shalat 500 rakaat di dalam tahajjudnya.
Berkata Al Hafizh Al Imam ibnu Hajar Atsqalani menukil ucapan Imam Nawawi di dalam syarah Nawawi Shahih Muslim, bahwa ketika ditimbang antara lamanya berdiri atau banyaknya sujud maka banyaknya sujud lebih mulia dari lamanya berdiri di saat shalat. Demikianlah yang diperbuat oleh para sahabat. Mereka memperbanyak sujudnya.
Guruku, Al-Habib Munzir bin Fuad Al-Musawa telah mengajak kita untuk memuliakan hari-hari kita dan malam-malam kita dengan memperbanyak sujud dan pula jangan lupakan diri dan jiwa kita. Ketika diri kita bersujud, ingat jiwa kita agar bersujud pula kepada Allah. Ketika jiwa telah bersujud pada Allah, maka ia akan meni’mati kehidupan ini bagaikan surga. Ia seakan sudah sampai ke dalam keni’matan surga sebelum ia wafat karena telah meni’mati indahnya kedekatan kehadirat Rabb.
Ketika seseorang telah memahami dan merasakan indahnya dzikrullah, indahnya mengingat nama Allah, indahnya mensucikan nama Allah, ia akan merasakan keni’matan yang lebih dari seluruh keni’matan yang ada di muka bumi. Dia akan lupa dengan surga dan segala isinya. Dia akan lupa dengan neraka dan segala ancamannya. Karena ia telah meni’mati keni’matan yang terluhur dan tertinggi, yaitu kemuliaan khusyuk di dalam kemuliaan cahaya sujud. Bukankah telah bersabda Nabi kita Muhammad saw “Sungguh Allah telah mengharamkan api neraka dari membakar anggota sujud.” Menunjukan ibadah sujud ini ibadah yang sangat mulia dan dia dirangkai didalam shalat.
Rasul telah bersabda “Wahai Allah, jadikan hal yang paling kucintai adalah shalat.” Ketahuilah, ketika meledak dari kerinduan kepada Allah, beliau melampiaskannya dengan memperbanyak shalat, dengan melakukan sujud dan rukuk.
Warisilah kemuliaan sujud ini. Jadikan hari-hari kita dalam kemulian sujud. Ingatlah saat-saat di mana kita kita semua kelak akan sendiri di alam barzakh. Ribuan tahun menanti keputusan Allah, menanti sidang akbar.
Beruntunglah mereka yang wafat di dalam barzakhnya sebagai orang yang merindukan Allah dan anggota sujudnya menyaksikan bahwa ia banyak bersujud.
Yaa Rahman Yaa Rahim… kami mengadukan keadaan kami yang demikian jauh dari kemuliaan sujud. Rabbiy kepada siapa kami meminta kalau bukan kepada yang Maha memiliki kelezatan sujud? Tumpahkan atas kami kemuliaan ini. Curahkan atas kami kebahagiaan di dalam kemuliaan sujud. Rabbiy, yaa Rahman yaa Rahim… kami berdoa kehadiratMu agar Kau limpahkan atas kami keberkahaan dalam kehidupan dan di dalam sakaratul maut dan di alam barzakh dan di Yaumil Qiyamah. Limpahi atas kami kebahagiaan dunia wal akhirah. Amin
http://sufisme.890m.com/wordpress/nimati-surga-dalam-sujudmu/
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar