Senin, 25 Januari 2010

Kisah Awan Yang Diperintahkan Untuk Menyirami Kebun Seorang Laki-laki

Rosululloh SAW menyampaikan kepada kita tentang seorang laki-laki yang mendengar sesuatu yang ghoib. Dia berjalan di tempat yang sunyi, lalu sebuah awan lewat di atas kepalanya, maka dia mendengar suara di awan itu, sebuah perintah agar menyirami kebun fulan.
Kita mengetahui bahwa Alloh menugaskan para Malaikat untuk mengarahkan awan. Ia diperintahkan untuk menurunkannya di tempat-tempat tertentu. Suara yang didengarkan oleh laki-laki itu adalah suara Malaikat, tanpa ragu. Dan sunnatulloh menunjukkan bahwa kita tidak mendengar ucapan para malaikat kecuali karena ada sebuah hikmah. Dan hikmahnya adalah bahwa Alloh hendak mengenalkan kepada kita akan kebaikan dan keberkahan sebagai hasil dari kelurusan pemilik kebun kepada kebunnya.
Suara itu menggelitik laki-laki yang menyimaknya. Dia ingin mengetahui laki-laki yang namanya disebut dalam suara itu. Dia melihat arah tempat awan itu menumpahkan airnya. Ternyata awan itu menurunkan hujannya di sebuah tanah dengan batu-batu hitam. Laki-laki itu melihat hujan yang turun ke bumi. Dia melihat hujan itu telah membentuk selokan dan aliran air yang menuju ke arah tertentu. Laki-laki tersebut menelusuri alur air itu. Dia berjalan mengikuti air itu. Dia melihatnya sampai di sebuah kebun. Laki-laki itu melihat seorang laki-laki lain yang sedang berdiri di sebuah kebun dan sedang mengalihkan air dengan cangkulnya agar menuju ke segala penjuru kebunnya. Laki-laki itu berhenti di depan pemilik kebun untuk menanyakan namanya, dan ternyata namanya sama dengan nama yang terdengar dari suara itu.
Pemilik kebun merasa aneh dengan pertanyaan laki-laki tersebut, maka diberitahukanlah tentang beritanya dan nama yang dia dengar di awan. Dan bahwa sebuah perintah telah dikeluarkan kepada para petugas yang menangani awan itu agar menyiram kebunnya. Di sini laki-laki itu bertanya kepadanya tentang sebab yang membuatnya berhak untuk memperoleh hujan dari awan yang diperintahkan. Karena, tentu saja, pemilik kebun ini telah melakukan sesuatu yang membuat Tuhannya meridhoinya. Pemilik kebun menjelaskan bahwa hasil dari kebunnya dia bagi menjadi tiga bagian. Bagian yang disedekahkan kepada fakir miskin dan orang-orang yang memerlukan, bagian untuk keperluan dirinya dan keluarganya, serta bagian ketiga dikembalikan kepada kebun.
Kita mengetahui bahwa sedekah menjaga harta, menumbuhkannya dan memberkahinya. Nafkah seseorang kepada keluarganya adalah kewajiban dari Alloh dan memelihara kebun dengan pengolahan, pemupukan, dan penyiraman adalah keharusan, dengan ini kamu mengetahui bahwa pemilik kebun ini adalah seorang petani muslim yang mengetahui hak Tuhannya atasnya, mengetahui hak diri dan keluarganya ditambah dia ahli dalam memelihara dan mengolah tanah.

Sumber:Ensiklopedia Kisah Shahih Sepanjang Zaman
http://nurulhayat.org/2009/01/24/kisah-awan-yang-diperintahkan-untuk-menyirami-kebun-seorang-laki-laki/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar