Jumat, 01 Januari 2010

Mengapa Para Nabi Muncul dari Kawasan-kawasan Tertentu?

Pertanyaan ini muncul karena melihat realita bahwa para Nabi Ulul ‘Azmi yang memiliki syariat dan kitab samawi -sesuai dengan masa mereka- hanya diutus untuk kawasan Timur Tengah. Nabi Nuh a.s. bangkit dari tanah Irak[1] dan pusat dakwah Nabi Ibrahim adalah Irak dan Syam (Syiria), serta beliau juga melakukan perjalanan ke Mesir dan tanah Hijaz. Nabi Musa a.s. bangkit dari negeri Mesir, kemudian datang ke Palestina. Pusat kelahiran, kebangkitan dan dakwah Nabi Isa as juga Palestina dan Syam. Dan Nabi saw. bangkit dari tanah Hijaz. Pada umumnya, Nabi-nabi yang lain juga hidup di daerah-daerah ini. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa Timur Tengah adalah kawasan bangkitnya para nabi.

Apakah ada dalil bahwa mereka secara keseluruhan bangkit dari kawasan ini? Dan apakah kawasan-kawasan lain tidak memerlukan nabi atau mereka tidak memiliki persiapan untuk menyambut nabi tersebut?

Dengan memperhatikan secara cermat sejarah ditemukannya umat manusia dan lahirnya peradaban mereka, masalah ini tidak lagi menyisakan keheranan. Sebab, para sejarawan besar dunia menjelaskan bahwa tanah Timur, (khususnya Timur Tengah) adalah tempat kelahiran peradaban dan sebuah kawasan yang bernama Hilâl Khasib (bulan sabit [awal bulan] yang penuh dengan keberkahan, dan hal ini adalah isyarat kepada sebuah kawasan yang bermula dari sungai Nil hingga Dajlah dan Eufrat. Dan letak geografis kawasan-kawasan tersebut berbentuk sebuah bulan besar yang terrefleksi di atas peta geografis), tempat lahirnya peradaban besar seluruh dunia.

Peradaban Mesir Kuno terkenal sebagai peradaban yang paling kuno, peradaban Babylon di Irak, peradaban Yaman di sebelah selatan Hijaz, dan demikian juga peradaban Iran dan Syiria, semuanya merupakan model peradaban-peradaban yang dikenal oleh manusia.

Karya-karya sejarah yang penting di kawasan ini masih tersimpan. Dan adanya batu-batu prasasti adalah bukti nyata atas klaim ini.

Kunonya peradaban manusia di kawasan-kawasan ini dapat dilacak kembali ke tujuh ribu tahun silam. Ini dari satu sisi. Dari sisi lain, hubungan dekat di antara peradaban manusia dan munculnya nabi-nabi besar, lantaran manusia yang berperadaban lebih memerlukan ajaran-ajaran Ilahi, sehingga selain menjamin terlaksananya hukum-hukum dam hak-hak sosial, mengantisipasi keonaran dan kerusakan, juga menyemaikan fitrah Ilahi pada diri manusia. Atas alasan ini, hajat manusia dewasa ini -khususnya negara-negara yang berasal dari peradaban industri- kepada ajaran-ajaran Ilahi lebih besar ketimbang pada zaman-zaman sebelumnya.

Kaum-kaum yang brutal atau setengah brutal tidak memiliki kesiapan yang cukup untuk menerima agama-agama. Dan sekiranya mereka menerima agama, mereka tidak memiliki kekuatan untuk menyebarkannya.

Akan tetapi, tatkala agama muncul di pusat peradaban, dengan segera ia akan menyebar ke kawasan-kawasan lainnya. Sebab, Lantaran masyarakat di tempat-tempat lain, untuk memecahkan masalah-masalah mereka, selalu mengadakan perjalanan bolak-balik ke kawasan ini. Belum lagi sarana penyebaran di kawasan ini lebih banyak.

Barangkali kita bertanya, lalu mengapa Islam sebagai ajaran terbesar Ilahi muncul di kawasan yang terbelakang?

Apabila kita melihat dengan benar peta geografi, daerah yang tertinggal ini (Makkah) sebenarnya pusat di antara kawasan-kawasan sekitarnya. Pada waktu itu, terdapat lima perdaban besar yang tersisa, dan Makkah merupakan sentral bagi kawasan-kawasan seperti ini.

Di belahan timur, terdapat peradaban Romawi dan Syamat, peradaban Iran, Kulde dan Asyur terletak di bagian selatan, peradaban Yaman di sebelah barat, dan peradaban Mesir Kuno. Tatkala Islam menyebar dalam kondisi geografis demikian, seluruh peradaban ini berada di bawah supremasi Islam dan melebur di dalamnya. Islam mengadopsi unsur positif dari peradaban ini, dan membuang unsur negatifnya, serta menambahkan nilai-nilai akidah dan praktikal kepadanya. Maka, peradaban Islam yang cemerrlang menyinari segenap peradaban ini.

Ringkasnya, dengan memperhatikan uraian di atas, jelas bahwa mengapa Allah swt. mengutus para nabi besarnya di kawasan Timur Tengah dan mengapa belahan timur bumi hingga kini menjadi tempat munculnya agama-agama besar Ilahi.[2]

********************************

[1] Dalam hadis yang diriwayatkan dari Imam Ash-Shadiq a.s. disebutkan bahwa Kufah dan masjid-masjid terdapat di zaman Nabi Nuh a.s. Dan kediaman Nabi Nuh a.s. terdapat pada sebuah tanah yang makmur di tepi Sungai Eufrat yang berada di sebelah barat Kufah. Lihat Tafsir ‘Ayyâsyî, surat Hud, hadis ke-19.

[2] Tafsir Payâm-e Qur’ân, jilid 7, hal. 367.

http://www.telagahikmah.org/kalam/110/45.htm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar