Senin, 18 Januari 2010

Kisah Seekor Kucing

Seorang penjual daging mengamati suasana di sekitar tokonya. Ia sangat terkejut melihat seekor kucing datang ke samping tokonya. Ia mengusir kucing itu, tetapi kucing itu kembali lagi.

Maka, ia menghampiri kucing itu dan melihat ada suatu catatan di mulut kucing itu. Ia mengambil catatan itu dan membacanya, "Tolong sediakan 12 sosis. Uangnya ada di mulut kucing ini."

Si penjual daging melihat ke mulut kucing itu dan ternyata ada uang sebesar Rp. 100.000,00 di sana. Segera ia mengambil uang itu, kemudian ia memasukkan sosis ke dalam kantung plastik dan diletakkan kembali di mulut kucing itu. Si penjual daging sangat terkesan.

Kebetulan saat itu adalah waktu tutup tokonya, ia menutup tokonya dan berjalan mengikuti si kucing. Kucing tersebut berjalan menyusuri jalan dan sampai ke tempat penyeberangan jalan. Kucing itu meletakkan kantung plastiknya, melompat, dan menekan tombol penyeberangan, kemudian menunggu dengan sabar dengan kantung plastik di mulut, sambil menunggu lampu penyeberang berwarna hijau. Setelah lampu menjadi hijau, ia menyeberang sementara si penjual daging mengikutinya.

Kucing tersebut kemudian sampai ke perhentian bus, dan mulai melihat "papan informasi jam perjalanan". Si penjual daging terkagum-kagum melihatnya. Si kucing melihat "papan informasi jam perjalanan" dan kemudian duduk di salah satu bangku yang disediakan. Sebuah bus datang, si kucing menghampirinya dan melihat nomor bus, kemudian kembali ke tempat duduknya.

Bus lain datang. Sekali lagi bus lainnya datang. Sekali lagi si kucing menghampiri dan melihat nomor busnya. Setelah melihat bahwa bus tersebut adalah bus yang benar, si kucing naik. Si penjual daging, dengan kekagumannya mengikuti kucing itu dan naik ke bus tersebut.

Bus berjalan meninggalkan kota, menuju ke pinggiran kota. Si kucing melihat pemandangan sekitar. Akhirnya ia bangun dan bergerak ke depan bus, ia berdiri dengan 2 kakinya dan menekan tombol agar bus berhenti. Kemudian ia ke luar, kantung plastik masih tergantung di mulutnya.

Kucing tersebut berjalan menyusuri jalan sambil diikuti si penjual daging. Si kucing berhenti pada suatu rumah, ia berjalan menyusuri jalan kecil dan meletakkan kantung plastik pada salah satu anak tangga.

Kemudian, ia mundur, berlari, dan membenturkan dirinya ke pintu. Ia mundur, dan kembali membenturkan dirinya ke pintu rumah tersebut. Tidak ada jawaban dari dalam rumah, jadi si kucing kembali melalui jalan kecil, melompati tembok kecil, dan berjalan sepanjang batas kebun tersebut. Ia menghampiri jendela dan membenturkan kepalanya beberapa kali, berjalan mundur, melompat balik, dan menunggu di pintu.

Si penjual daging melihat seorang pria tinggi besar membuka pintu dan mulai menyiksa kucing tersebut, menendangnya, memukulinya, serta menyumpahinya. Si penjual daging berlari untuk menghentikan pria tersebut, "Apa yg kau lakukan? Kucing ini adalah kucing yang jenius. Ia dapat masuk televisi untuk kejeniusannya."
Pria itu menjawab, "Kau katakan kucing ini pintar? Dalam minggu ini sudah dua kali kucing bodoh ini lupa membawa kuncinya!"

***

Cerita ini sering terjadi dalam kehidupan kita. Banyak orang yang tidak pernah puas dengann apa yang telah mereka dapat. Seringkali kita tidak menghargai bawahan kita yang telah bekerja dengan setia selama bertahun-tahun. Seringkali kita juga tidak menghargai atasan kita yang dipakai Allah SWT untuk memenuhi kebutuhan kita. Kita selalu menonjolkan kesalahan dan kelemahan tanpa melihat kelebihan dan jasa orang lain.

Penulis : Gundolo Sosro

http://motivation.byethost9.com/archives/471

1 komentar:

  1. Seandainya kucingku masih ada, sebodoh apapun dia, tidak sedetikpun terbersit dalam benakku untuk menyakitinya. Sayangnya 8 bulan lalu dia telah tiada :'( dan sampai saat inipun aq masih sangat menyayanginya.

    BalasHapus