Senin, 18 Januari 2010

RINDU KAMI PADAMU YA RASUL


Bimbo terkenal karena membawakan lagu-lagu yang bernuansa spiritual. Mereka mengajak orang banyak untuk berbuat kebaikan melalui lantunan lagu-lagu, yang memang enak untuk didengar, bermuatan pesan-pesan spiritual yang tinggi. Syair-syair lagu spiritual Bimbo umumnya ditulis oleh Bpk. Taufik Ismail. Saya pribadi setiap mendengar lagu ini, tak tertahankan air mata menetes di wajah. Rindu teramat sangat kepada Rasulullah, meski hanya pernah berziarah kemakam Beliau di Madinah. Kita yang memiliki kerinduan terhadap Rasulullah Saw, bisa dengan membaca kisah hidup dan perjuangan Beliau yang ditulis oleh a.l. Haekal.rindu kami padamu ya Rasul ,rindu tiada terperi berabad jarak darimu ya Rasul ,serasa Dikau di sini

cinta ikhlasMu pada manusia ,bagai cahaya suarga
dapatkah kami membalas cintamu , secara bersahaja

rindu kami padamu ya Rasul
rindu tiada terperi ,berabad jarak darimu ya Rasul ,serasa Dikau di sini

cinta ikhlasMu pada manusia
bagai cahaya suarga ,dapatkah kami membalas cintamu ,secara bersahaja

rindu kami padamu ya Rasul , rindu tiada terperi
berabad jarak darimu ya Rasul ,serasa Dikau di sini

Bimbo terkenal karena membawakan lagu-lagu yang bernuansa spiritual. Mereka mengajak orang banyak untuk berbuat kebaikan melalui lantunan lagu-lagu, yang memang enak untuk didengar, bermuatan pesan-pesan spiritual yang tinggi. Syair-syair lagu spiritual Bimbo umumnya ditulis oleh Bpk. Taufik Ismail. Saya pribadi setiap mendengar lagu ini, tak tertahankan air mata menetes di wajah. Rindu teramat sangat kepada Rasulullah, meski hanya pernah berziarah kemakam Beliau di Madinah. Kita yang memiliki kerinduan terhadap Rasulullah Saw, bisa dengan membaca kisah hidup dan perjuangan Beliau yang ditulis oleh a.l. Haekal.

Diceritakan, Iin Parlina, pelantun lagu ini, kalau sedang dipanggung, sering hanya sanggup menyanyikan dua baris, setelah itu menunduk berbalik badan membelakangi penonton karena menangis tersedu sedan.

Disebutkan dalam suatu riwayat, bahwa ketika menjelang akhir hayatnya, Rasulullah SAW berkata, “Ummati,…ummati,…ummati,” umatku, umatku, umatku. Betapa Rasulullah menjelang akhir hayatnya, yang disebut bukannya Istri tercinta Beliau, Khadijah al Kubro, Aisyah RA, bukannya sahabat terbaiknya sekaligus mertuanya Abubakar As Shiddiq, bukannya Ayahanda Beliau Abdullah, bukannya Ibunda beliau Aminah, tetapi kita, umat Beliau.

Diceritakan juga dalam suatu riwayat, bahwa Rasulullah “belum rela” dipanggil oleh Allah SWT, sebelum Rasulullah mengetahui akan nasib umatnya kelak sepeninggal Rasulullah. Kemudian setelah itulah keluarlah Hadits Beliau yang mashur, yaitu, umat Rasullullah akan selamat bila berpegang teguh kepada dua hal, yakni Al-Qur’an dan Sunnah Rasul.

Setelah itu pula keluar ucapan Rasulullah,”As Shalah, as Shalah, as Shalah.” Jagalah shalat, jagalah shalat, jagalah shalat.Tak lama setelah itu, Rasulullah SAW menghembuskan nafas terakhirnya. Inna Lillahi wa inna Ilaihi Raji’un.

Teman-teman dan sahabat, mari sejenak kita membayangkan, ketika Rasulullah mengucap, “ummati, ummati, ummati.” Bahwa yang dimaksud ummati itulah antara lain adalah kita, apakah itu Danu, apakah itu Doddy, apakah itu Makmur, apakah itu Anna, apakah itu Nia, apakah itu Nana, betapa Rasulullah amat sangat mengkhawatirkan kita. Rasulullah amat sangat mencintai kita. Tetapi,…apakah kita sebaliknya mencintai Rasulullah? Saya berani menjawab, belum tentu.

Kenapa belum tentu? Wasiat Rasulullah terakhir adalah shalat. Apakah kita sudah konsisten menegakkan shalat? Seruan, hayya alas shalah, hayya alas shalah,…hayya alal falah, hayya alal falah, ini seruan Allah. Allah menyuruh kita bersegera menghadap-Nya, untuk diberi kemenangan, untuk diberi kesuksesan Tetapi masih banyak diantara kita yang malah “menyuruh” Allah untuk menunggu. Tunggu sebentar ya, saya lagi meeting, tunggu sebentar ya saya sedang ada tamu, tunggu sebentar ya saya sedang berkendaraan, dsb.Terbukti kan, dalam satu hal penting saja kita belum mencintai Rasulullah sekaligus kita tidak mencintai Allah. Ya Salam.

Bagi sebagian orang, Shalat dianggap sebagai hanya berdimensi Akhirat, melulu untuk urusan akhirat, tidak ada kaitannya dengan urusan dunia. Ini pandangan yang keliru. Shalat itu justru suatu ibadah yang memiliki dimensi dunia dan akhirat. Di kantor tempat kita bekerja, coba saja kita amati perbedaan antara orang yang rapi dan terjaga shalatnya, dengan orang yang tidak shalat. Pasti berbeda. Ada keberkahan yang memenuhi rumah tangga orang yang menjaga shalatnya. Apakah itu dalam bentuk harmonisnya keluarga, anak-anaknya soleh dan solehah, terlepas dari belitan hutang dan seterusnya.

Di dalam Al-Qur’an Allah berfirman,yang artinya,”…dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan munkar.” Jadi apabila seseorang rapi, istiqomah dalam mendirikan shalatnya, maka ia pun tidak akan melakukan korupsi, melakukan manipulasi, dan terhindar dari kejaran KPK.

Suatu hari sahabat saya didatangi oleh seoang guru TK (Taman Kanak-kanak). Begini katanya,”Mas, saya mau berubah.” “Berubah mau jadi apa?”jawab sahabat saya. “Bukan berubah begitu Mas, tapi saya mau berubah gaji yang saya terima selama ini.” “Memangnya gaji kamu berapa?” “Tiga ratus ribu.” Subhanallah, di Jakarta ada saat ini gaji guru TK tiga ratus ribu. Tapi itu memang kenyataan. Di pinggiran Jakarta masih ada TK yang menggaji gurunya sebesar itu, mengingat kondisi TK nya. “Memangnya kamu mau jadi berapa gajinya?” sahabat saya meneruskan. “Tujuh Ratus Lima Puluh Ribu Mas.” “Tanggung amat.”sergap sahabat saya. Memang bagi kebanyakan orang, sesuatu yang mereka inginkan tidak muluk-muluk, bahkan tidak berani “bermimpi”. “Ya iya lah Mas segitu juga cukup, lha kepala TK nya aja juga segitu gajinya, tujuh ratus lima puluh ribu. Sekalian juga ya Mas doain saya biar bisa jadi kepala TK.”jawab si guru TK. Oh pantas, pikir sahabat saya, jadi dia mau berubah penghasilannya cukup dengan jadi kepala TK, rasional dan in line, enggak muluk-muluk.

“OK deh, coba aja jalankan rutin shalat tahajud sama berinfak”kata sahabat saya. “OK Mas, saya niatkan untuk mendirikan shalat tahajud selama dua bulan ditambah berinfak dengan seluruh gaji saya yang tiga ratus ribu selama dua bulan juga.”jawab si guru TK tegas. Subhanallah, kuat juga rupanya tekad si guru TK ini. Dua bulan kemudian sahabat saya bertemu dengan guru TK tadi.”Bagaimana Mba’ apa doanya sudah terkabul agar naik gaji?”Tanya sahabat saya.”Alhamdulillah Mas, belum.”jawab si guru TK. Sahabat saya rada terkejut,”Tidak mungkin, pasti terkabul, kalau belum juga, terusin deh tahajudnya sama berinfaknya.” Kembali dua bulan kemudian bertemu lagi sahabat saya dengan si guru TK. “Bagaimana Mba’ apa sudah ada hasilnya, atau berubah gajinya?”Tanya sahabat saya mendahului.”Belum juga Mas, gaji saya belum berubah.”jawab si guru TK dengan wajah yang sumringah. Sahabat saya heran, kenapa harapannya belum terkabul, katanya, kok wajahnya cerah ceria.Si guru TK menyambung,”Memang Mas, gaji saya belum berubah tetap tiga ratus ribu, tetapi saya mendapatkan penghasilan tambahan yang jauh lebih besar, lima juta rupiah setiap bulan.” Terkejut sahabat saya.

“Bagaimana caranya kok bisa dapat pengasilan tambahan sebesar itu”Tanya sahabat saya heran sekali.”Menjawab si guru TK,”Begini ceritanya Mas, tiga bulan setelah saya mengamalkan shalat tahajud setiap malam, ditambah berinfak setiap bulannya, atau bulan lalu, saya dinikahi oleh seorang anak muda yang mempunyai gaji lima juta.”Subhanallah, Allah memberikan jawaban dan ganjaran jauh melampaui harapan si guru TK. “Lalu keinginan untuk jadi kepala TK nya bagaimana?” sambung sahabat saya. “itu juga tidak terkabul Mas, tetapi sekarang saya justru jadi pemilik TK.”jawab si guru TK dengan wajah yang tambah cerah ceria. Tambah terkejut sahabat saya.Si guru TK terus menyambung,”Pemuda yang menikahi saya itu rupanya anak dari seorang Ibu yang memiliki TK dimana saya mengajar. Jadilah TK itu kemudian diserahkan kepada saya.”

Subhanallah, coba kita lihat, seseorang yang menjalankan shalat seperti yang diwasiatkan oleh Rasulullah dan menjalankan sunnah-sunnah Rasulullah seperti shalat tahajud dan berinfak, akan mendapatkan kesuksesan, dan malahan mendapatkan melebihi apa yang diharapkannya. Betapa tadi kita telah mebuktikan, bahwa shalat membawa benefit dunia dan akhirat. Dengan mendirikan shalat wajib, shalat-shalat sunnah dan amalan sunnah lainnya, kita sudah membuktikan cinta kita kepada Rasulullah. Sunnah-sunnah Rasulullah yang bisa kita jalankan adalah antara lain, shalat dhuha, menyantuni anak yatim, menyantuni fakir miskin, membaca Qur’an.

Shalat wajib juga diiringi dengan sunnah qobliyah dan ba’diyahnya. Wasiat Raslullah kepada kita agar jangan meninggalkan shalat, tentulah memiliki arti yang amat dalam, yang harus kita cari tahu apa rahasia di balik itu semua. Shalat disamping bentuk penghambaan manusia kepada Allah, juga memiliki benefit yang luar biasa, yang harus kita pelajari dengan cara ya itu tadi, jangan sampai lupa shalat. Dan ajarkan juga kepada anak-anak kita untuk senantiasa mendirikan shalat, karena mereka adalah investasi kita apabila kelak kita sudah tiada.

Terima kasih kami padaMu ya Rasul, yang telah mewasiatkan perintah shalat kepada kami. Rindu kami padaMu ya Rasul, rindu tiada terperi. Berabad jarak dariMu ya Rasul serasa Dikau disini.

http://www.solifecenter.com/library/musics/72-rindu-kami-padamu-ya-rasul.html

1 komentar: