Minggu, 18 Desember 2011

Hubungan antara Demokrasi dan Kesejahteraan


Bagaimana Hubungan antara Demokrasi dengan Kesejahteraan ?.

Apakah demokrasi memang menjadi faktor pemicu kesejahteraan masyarakat, ataukah sebaliknya justru kesejahteraanlah yang membuat demokrasi mampu berjalan dengan baik?

Apakah benar demokrasi menjadi satu-satunya prasyarat bakal terciptanya kesejahteraan, ataupun sebaliknya kesejahteraan menjadi syarat penentu?

Apabila memang kedua entitas tersebut berkaitan, apakah selinier itu hubungan yang terbentuk?

Apakah potret hubungan antara demokrasi dan kesejahteraan di Indonesia mempunyai korelasi positif yang cukup signifikan?

Apakah ada dalam realitas politik internasional , bahwa negara –negara yang pada prakteknya tidak demokratis secara politis, namun rakyatnya hidup dalam kemakmuran ???

Ternyata ada !!!

Negara-negara itu seperti Singapura, China dan Malaysia.
Pada masa sekarang ini masyarakat di ketiga negara tersebut memperoleh kecukupan ekonomi yang memadai, walaupun secara politis kebebasan bicara dan berekspresi sangat dibatasi oleh pemerintahnya masing-masing.
Dari sini muncul pertanyaan, lantas apa yang mendorong lahirnya kesejahteraan di ketiga negara tersebut?

Kesamaan dari ketiganya terletak pada tingkat pendidikan yang tinggi dan merata.

Bagaimana dengan Indonesia ???

Kenyataan di Indonesia saat ini, membuktikan bahwa demokrasi yang ada di Indonesia tidak serta merta membawa kesejahteraan bagi masyarakat luas.

Mengapa demikian ???

Pasalnya untuk mencapai mimpi kesejehtaraan yang merata di segala lapisan masyarakat, dibutuhkan sebuah proses pembaharuan yang panjang. Sementara demokrasi sendiri bukan merupakan jaminan yang nyata untuk mendatangkan kesejahteran, karena sintesanya bukan bersifat sebab akibat melainkan kondisional.

Permasalahan khusus yang ada di Indonesia, kondisonal antara demokrasi dan kesejahteraan itu adalah bagian yang hilang akibat mengendapnya berbagai konflik multilayer yang belum juga menemukan titik penyelesaian. Keadaan tersebut dipersulit lagi dengan kondisi geografis Indonesia yang tidak terintegrasi, kemajemukan masyarakat yang luar biasa kompleksnya dan juga relasi Indonesia dengan dunia luar yang penuh dengan kepentingan strategis geo-eko-politis.

Untuk Indonesia ternyata demokrasi itu tidak secara instan membawa kesejahteraan rakyat, masih ada solusi yang bisa dilakukan untuk membawa keduanya dalam satu jalur. Mungkin salah satu solusi yang efektif untuk meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat untuk sementara ini adalah lewat peningkatan taraf pendidikan (bisa meniru negara China)

Negara China , yang saat ini merupakan negara yang dianggap sebagai saingan utama A.S. dalam perebutan tahta superpower telah membuktikannya sendiri. Pengakuan akan pentingnya pendidikan di masyarakat Cina telah menjadi FILOSOFI yang turun temurun selama berabad-abad. Pada prakteknya pemerintah Cina telah melakukan reformasi besar-besaran dalam bidang pendidikan.

Secara perlahan namun pasti pemerintah Cina mengucurkan anggaran yang cukup besar di sektor pendidikan yang puncaknya mencapai 20% dari jumlah APBN. Bandingkan dengan Indonesia yang juga mengucurkan nominal pembagian yang sama untuk sektor pendidikan, namun dijalankan tanpa akutabilitas dan transparasi sehingga akhirnya jumlah tersebut hanya berlaku sebagai slogan politik orang-orang berkepentingan. Selain itu, dalam beberapa dekade belakangan pemerintah Cina juga menjalankan berbagai kebijakan-kebijakan yang bertujuan meningkatkan taraf pendidikan secara nyata, mulai dari reformasi kurikulum, program wajib belajar pendidikan dasar secara universal, hingga menjalankan pertukaran pendidikan dengan negara lain secara aktif dan luas. Alhasil UNESCO belakangan menobatkan SKALA PENDIDIKAN TINGGI Cina sebagai salah satu yang terbesar di dunia.

Jadi kesimpulan sementara yang bisa diambil, bahwa apapun ideologi yang dianutnya, pendidikan tetap merupakan jalan absolut bagi suatu negara untuk memperolah kesejahteraan.

Demokrasi dan kesejahteraan dapat saling mendukung apabila diterapkan secara tepat dan sambil memperhatikan faktor-faktor lain.

Wujud demokrasi yang mendatangkan kesejahteraan luas ini dapat kita jumpai di negara-negara, seperti di Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa Barat. Namun untuk dapat mewujudkan kesejahteraan yang meluas di masyarakat, negara-negara penganut ideologi demokrasi tersebut harus mampu menemukan formula katalisator yang tepat untuk menghasilkan sintesa demokrasi dan kesejahteraan yang sejalan.

Dalam hal ini peningkatan taraf edukasi merupakan salah satu cara paling efektif untuk membangun masyarkat demoktratis dan sejahtera di Indonesia.

Pendidikan memang bukan satu-satunya jawaban permasalahan, namun setidaknya ia mampu perlahan-lahan menggugah kesadaran masal untuk mampu mengawinkan abstrak demokrasi dan realitas kesejahteraan dalam satu iringan. Secara ringkas dapat disimpulkan, mitos masyarakat Indonesia yang meyakinan bahwa demokrasi menjadi jembatan mencapai kesejahteraan hanya akan tercapai bila hal itu diiringi dengan peningkatan tingkat pendidikan yang koheren dan merata.

Hasi editan dari tulisan Olivia D. Purba, Kompasiana, 19 Desember 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar