Rabu, 14 Desember 2011
Jurus Mutasi DNA ala Rhenald Kasali
Jika diminta menyebut ikon-ikon negara besar, dengan mudah jawaban akan meluncur dari bibir Anda. Tapi jika diminta menyebut ikon Indonesia, dahi Anda pasti akan mengernyitkan kening terlebih dahulu.
Pertamina? Telkom? PLN? Astra? Ataukah Raja Garuda Mas (RGM)? Semua perusahaan-perusahaan besar itu rasanya belum tepat untuk menjadi ikon Indonesia. Padahal suatu ikon adalah salah satu unsur penting sebuah DNA Powerhouse.
Rhenald Kasali membeberkan sebuah powerhouse sebagai sebuah rumah besar berbentuk badan usaha yang mengayomi puluhan hingga ratusan ribu orang, baik sebagai karyawan (langsung) maupun sebagai pemasik. Powerhouse memberikan dampak bagi perekonomian yang sangat besar.
Nah, untuk menjadi sebuah powerhouse, maka dalam DNA harus terkandung 4 hal.
Rhenald membeberkannya sebagai:
1. Lokomotif Ekonomi: kekuatan dominan, tampak secara kasat mata dan powerfull
2. Big Size: besar dalam segelanya baik karyawan, pendapatan, pajak, keuntungan, produksi dll
3. Iconic: dikagumi, menjadi ikon suatu bangsa
4. Impactfull: setiap langkahnya baik maju atau mundur menimbulkan dampak yang sangat kuat.
Menurut Rhenald, untuk memiliki sebuah DNA powerhouse, maka diperlukan mutasi DNA baik di pemerintahan, BUMN ataupun swasta di Indonesia.
Apa dan bagaimana mutasi DNA menuju sebuah powerhouse?
Rhenald mengupas tuntas hal itu dalam buku terbarunya yang berjudul Mutasi DNA Powerhouse.
Berikut wawancara detikFinance dengan Rhenald Kasali di Rumah Perubahan miliknya, di kawasan Jatimurni, Bekasi, Sabtu (29/3/2008).
Bagaimana dengan buku baru Anda?
Ini serial mengenai serial perubahan yang saya tulis. Semua bergairah sekali dengan perubahan. Dan saya melihat tidak cukup, karena saya hanya memberi teknik perubahan, sehingga banyak orang mengeluh. Tahun 2007 saya kasih konsep perubahan, change DNA. Begitu saya tulis ini, teori mengenai perubahan DNA itu meledak di dunia. Orang bergairah menulis DNA perubahan. Saya kembangkan lagi ke Mutasi DNA.
Mutasi DNA itu bagaimana kita mengubah, memajukan, memurnikan agar perilaku orang menjadi relevan dengan sekitarnya. Karena waktu berjalan, kita menjadi tidak relevan.
Plot yang kedua, yang lebih penting adalah saya ingin menyadarkan para pemimpin di negara ini bahwa era makro saja tidaklah cukup. Harus makro dan mikro. Mungkin mereka tahu, karena mereka tidak nyampai karena struktur di pemerintahan itu makro.
Era Bung Karno, itu era menanam DNA wirausaha. Maka diberikan konsesi untuk mendorong lahirnya pengusaha pribumi. Contohnya, TB Pardede, Bakrie, Haji Kalla, Bakrie. Dari mereka itu yang masih terus hanya dua yakni Kalla dan Bakrie. Zaman itu disebut ‘Ali-Baba’: ‘Ali’ adalah pribumi, ‘Baba’ adalah keturunan Tionghoa. Zaman itu ada kepercayaan bahwa yang bisa menjadi pengusaha hanyalah orang perantauan. China perantauan atau Arab perantauan.
Zaman Soeharto, berbalik menjadi ‘Baba-Ali’. Pribumi yang dibangun zaman Soekarno pada kolaps. Dikasihlah kepada ‘Baba’. Om Liem, Prayogo Pangestu dll. Baba ditempelin ke ‘Ali’. ‘Ali’ itu adalah jenderal-jenderal. Pemegang konsesi HPH, proyek-proyek itu ada tentara dibelakangnya. Hampir semua ada tentara dibelakanganya.
Dan celakanya, itu era monopoli. Mereka diberi hak monopoli. Dan begitu pak Harto kolaps, ada permusuhan terhadap ‘baba-Ali’. Karena konglomerasi dianggap merugikan masyarakat, mereka terlibat utang. Karena ‘Baba’ itu tidak hanya bisnis, tapi juga dibuat bank. Dan bank menyalurkan di konglomerasi mereka. Ketika proyek kolaps, jadi beban negara, ada BLBI, bunga tinggi dan jadi beban negara. Penderitaan besar bagi rakyat.
Pasca Orba seperti kehilangan arah. UKM. Karena UKM itu penyelamat dan konglomerasi kolaps. Kita mendirikan UKM di tengah semangat anti konglomerasi. Coba lihat semua LSM hampir semua memusuhi konglomerasi.
Kedua, komisi yang dibentuk pemerintah hampir semua menyerang korporasi, dengan dalih mereka merugikan dan menyengsarakan masyarakat. Entah ritel menggurita, ada gejala monopoli, limbah. Korporasi dalam tekanan, sementara kita gegap gempita dengan UKM. Pertanyaan: Bagaimana membangun UKM?
Mengerikannya, gegap gempita UKM itu kurang jelas muaranya. Mikro sekarang ibarat menjadi jamur di musim hujan. Bogor semua tertutup dengan warung. Padahal UKM juga membuang limbah. Jalan kecil penuh angkot. Dan yang terjadi sekarang mereka saling membunuh, karena izin terus dibuka demi UKM. Misalnya izin trayek yang terus diberikan, padahal penumpang tidak ada.
UKM yang tidak ditangani dengan baik akan menjadi hama dalam masyarakat. Kalau porsinya tepat, jadi bagus. Apapun kalau kebanyakan, kan tidak bagus.
UKM ini mau dibawa kemana? Apakah hanya sekedar usaha dagang warung yang dibiarkan dimana-mana, terus tiba-tiba menertibkan mereka, sampai terjadi kerusuhan dimana-mana. Kita dorong UKM, tapi pada saat yang bersamaan kita sadar bahwa ini menjadi hama. Mengambil porsi lahan hijau dsb.
Nah, powerhouse memiliki konsep seperti ini: UKM adalah gerbong-gerbong usaha. Gerbong itu tidak bisa bergerak kalau tidak ada kereta penariknya. Kereta penariknya itu kita sebut powerhouse. Negeri ini perlu powerhouse untuk menarik UKM-UKM dibelakangnya. Sehingga ekonomi Indonesia menjadi sejahtera.
Apa sih Powerhouse? Saya membuka dengan cara melihat DNA-nya. DNA-nya powerhouse seperti apa. DNA-nya saya teropong. Saya panggil pengusaha. Dapatlah 4 komponen DNA powerhouse: DNA Alfa, BigSize, Impactfull dan Iconic.
Untuk yang impactful, adalah yang memberikan dampak besar. Kehadiran mereka itu selalu menimbulkan dampak. Impak lapangan kerja, keuntungan dll. Kalau negatif sampai merusak lingkungan dll.
Sementara untuk Iconic, adalah dikagumi dan menjadi ikon suatu bangsa. Setiap bangsa memerlukan iconic. Jerman dengan Siemens, Mercy dll. AS dengan Exxon, Boeing, Citibank, Microsoft. Jepang dengan Toyota, Sony. Korea dengan Daewoo, Malaysia dengan Petronas, Singapura dengan SQ, Temasek. Itu perusahaan yang disebut powerhouse. Mereka ukurannya besar-besar kan?
Nah, setiap bangsa perlu lokomotif untuk menarik. China tahun 2002 hanya 10 perusahaan yang masuk Fortune. Tahun 2006 naik 20, dengan urutan 1-3 dari sektor Energi. Ini luar biasa. Penariknya besar sekali.
Saya buka di Indonesia? Tidak ada. Hampir semua malah dimusuhi masyarakat. Pertamina, dimusuhi masyarakat. Berita tiap hari antrean BBM, kasus VLCC. Raja Garuda Mas (RGM)? Musuhnya lingkungan, media massa. Padahal RGM 150 ribu orang, usahanya sangat beragam.
Ada juga Astra Internasional dengan pekerja 150-200 ribu orang, Telkom juga. Saya buka sejarah, literatur, ternyata dia dimusuhi karena dua hal: Karena impact begitu besar, sehingga di dalam negeri menimbulkan ketakutan.
Kedua, lembaga keuangan asing itu bergitu bernafsu memecah belah powerhouse kita dengan dalih monopoli. Padahal mereka sedang memraktekkan mega merger dan monopoli di negaranya. DI AS dibenarkan. Boeing apa nggak monopoli. Microsoft beberapa kali kena sue.
Mengenai DNA Alfa, saya mencontohkan yang ada di UI,IPB, ITB, UGM. Itu manusianya Alfa. Swasta dapat sisanya, cecerannya. Alfa karakternya: ambisius, pinter, kuat, kompetitif, agresif. Biasanya jadi orang sukses. Tapi Alfa itu ada dua: Functional dan Disfunctional. Alfa yang bagus vontohnya Bill Gates, Michael Porter, Warren Bauffet. Disfungsional : Lenin, Hitler dan para krimininal bisnis. Jadi Alfa itu kalau kriminal berbahaya sekali.
Di pemerintahan sampai tahun 1980-an itu, manusianya Alfa semua. Tapi tahun 1990-an mulai banyak yang masuk lewat jalur. KKN.Lama-lama Alfa-nya mengkeret di birokrasi. Demikian juga di BUMN. Perilaku mereka dibentuk seperti birokrat.
Di swasta juga terjadi, yang perilakunya semakin besar seperti birokrasi. Swasta banyak yang besar bukan karena marketingnya bagus, tapi mereka hidup di era monopoli. Hebat, tapi lingkungannya tidak kompetitif.
Jadi sekarang kita melihat, kenapa powerhouse kita lumpuh. Ada dua sebab: Pertama adalah tekanan di luar begitu kuat. Kedua, DNA-nya mengkeret di dalam, mengalami incest, jendela ditutup. Dari situ saya mulai berpikir diperlukan mutasi DNA.
Bagaimana cara mutasi DNA-nya?
Manusia pada dasarnya sudah punya DNA biologi, sulit diubah kecuali ada seleksi alam. Waktu berubah ada evolusi. Tapi itu butuh waktu lama. DNA biologi itu dari nature, sudah ada yang mengatur. Teori: makan apa saja tidak akan mengubah. Tahun 2000-an mulai masuk ke DNA perilaku. Behavior. Para ahli menyimpulkan, ada by nature, ada by nurture.
Kita ambil contoh Einstein yang menikah dengan orang biasa. Tapi anaknya nggak ada yang seperti dia. Isaac Newton, Goethe, Thomas Alfa Edison sama saja. Pengusaha yang agresif dinamis, anaknya ternyata lemah.
It is biology? No, it’s nurture. Jadi kita berinteraksi dengan lingkungan. Itu yang akan menentukan. Genetika perilaku ditentukan oleh pengalaman hidup. Bisa saja orang baik-baik melahirkan pembunuh.
Kalau kita makan sapi terus menerus, kita tidak akan jadi sapi. Tapi kalau kita bergaul dengan sapi, maka kita dijamin perilakunya akan seperti sapi. Atau kalau hebat jadi gembala sapi.
Jadi kita butuh pemimpin yang bisa memutasikan DNA. CEO jaman sekarang adalah CEO yang memutasikan DNA. Tak hanya DNA E yani Economic, yang perhatiannya RoE, profit margin dll. Tapi juga DNA O:Organisation. Yakni Human behavior, culture, disiplin, self confident, trust, reward system diperbarui dll.
Selama di dunia kepemimpinan orang hanya fokus pada DNA E dan mengabaikan aspek-aspek itu, maka mutasi DNA tidak akan terjadi. Kunci itu semua ada leadership.
T: Dibandingkan negara lain, kenapa mutasi DNA di Indonesia lebih lama?
Karena di Indonesia belenggunya kebanyakan. Dan belenggu itu dibuat oleh orang-orang yang biasa hidup dalam kegelapan. Orang yang hidup dalam piramid itu hidup dalam kegelapan. Ketika jendela dibuka, marah, minta ditutup karena silau. Belenggu dibuat sendiri dan mereka menikmati itu. Gaji kecil tapi mereka menikmati yang lain. Banyak sumber yang bisa dimainkan.
Dan Indonesia sedang bergerak dalam political economic yang dahsyat. Segala sesuatu dari kacamata politik, bukan kacamata negarawan. Politisi yang tidak di pemerintahan asal menyalahkan. Pokoknya salah. Mereka yang sudah di government cenderung mendiamkan.
T: Ada upaya para CEO untuk menarah kesana?
J: Ada. Makanya, saya melihat Pertamina. Pertamina on the move. Karena begitu saya lihat rangking, sebagian besar di dunia ini adalah oil company. Hampir semua.
T: Jadi Pertamina yang paling berpotensi jadi Ikon Indonesia?
Pertamina, Astra, Sinarmas, RGM. Hehehe, masalah semua ya? Saran saya, berdamai lah. Ada kesalahan, diperbaiki.
T: Contoh CEO yang bisa memutasi DNA?
Di BUMN ada pahlawan mutasi DNA. Misalnya Cacuk Sudaryanto di Telkom , Syamsir Kadir di Pegadaian. Itu mengubah wajah pegadaian. Robby Djohan di Bank Mandiri, tapi masalahnya di Mandiri itu ada timebreaknya. Garuda Abdul Gani pernah mencoba, tapi dia cuman sebentar. Pertamina sempat juga orang khawatir, terjadi atau tidak drama perubahan. Untung Ari Soemarno diteruskan.
Mengubah Pertamina rumit, produk banyak, operasi bisnis luas, campur tangan politik luas, campur tangan teknis banyak. SP banyak. Tapi itu tantangan buat seorang CEO.
Nurul Qomariyah – detikFinance
http://us.finance.detik.com/read/2008/04/01/105343/916457/459/jurus-mutasi-dna-rhenald-kasali
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar