Senin, 14 Juli 2014

Nuzulul Alquran Momentum Reformasi Umat





Umat Islam belum menempatkan Alquran sebagai hidayah. Sebab itu, peristiwa Nuzul Alquran merupakan momentum tepat menanamkan kembali nilai-nilai Alquran kepada tiap individu Muslim. Menurut Rektor Institut Ilmu Alquran (IIQ) Jakarta, Akhsin Sakho Muhammad, Alquran mendorong setiap Muslim berperan aktif dan berkonstibusi maksimal dalam kehidupan dunia. ”Tuntuan itu mengarahkan manusia menjadi individu yang saleh baik di keluarga, masyarakat, dan negara.”Ujar dia di Jakarta, Kamis (26/8)

Dalam konteks individu, Akhsin mengungkapkan, Alquran telah menggariskan kewajiban dan larangan yang mutlak ditaati Muslim. Larangan dan perintah itu bertujuan membentuk individu yang tak hanya saleh spiritual tetapi juga saleh sosial. Selain itu, Alquran menekankan tuntunan agung dalam hubungan keluarga sehingga terwujud komunitas-komunitas kecil yang bertakwa.

Puncaknya, peran dan konstribusi individu Muslim diajarkan Alquran dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.”Jika ini terlaksana secara integral niscaya terbentuk peradaban Qurani,”papar dia.

Ketua Umum Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), Syuhada Bahri, menuturkan Alquran pada dasarnya menata kehidupan manusia. Akan tetapi, umat manusia telah terjauhkan dari Alquran dan belum mengamalkannya secara utuh. Faktanya, rasa aman di bulan Ramadan justru tergadaikan dengan tindak kriminal perampokan yang memprihatinkan.

Oleh karena itu, solusi mendesak yang harus ditempuh adalah menamamkan hakikat Allah, Rasul dan Islam melalui ayat-ayat Alquran. Pola tersebut penting diletakkan sebagai asas pembinaan akidah dan syariah. Agar lebih efektif, pola itu mesti dijadikan program utama dalam berdakwah.”Semoga kebaikan setelah itu akan ada keberkahan,”harap dia.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar