Kamis, 06 Agustus 2009

Setelah Memeluk Islam, Rendra Merasa Dimanja Allah




"Demi cahaya-Mu, duhai ya Allah, kami berdoa demi Mustafa, bapak tawanan dan para hina, ke hadirat-Mu wasilah kami pada Mustafa. Begitu pula pada warganya tajuk mahkota. Tetapkan iman bersama mati. Semoga didapat apa diminta apa diarah. Jagalah kami dari laku yang nista, laku yang rendah."

Syair ini meluncur dari mulut Rendra saat menampilkan Shalawat Barzanji, sebuah pertunjukan yang digagas Republika pada 2003. Inilah drama musikal yang bersumberkan skenario Kasidah Barzanji, sebuah pertunjukan teater terbesar pada era 70-an.

Ada beda besar bagi Rendra antara Shalawat Barzanji dan Kasidah Barzanji. "Kini Shalawat Barzanji saya pentaskan setelah saya menjadi seorang Muslim," katanya saat hendak pentas.

Rendra sempat ragu menampilkan Shalawat Barzanji. Namun, hasratnya kian kuat setelah bertemu dengan dukungan Republika. Ia kemudian merasa Shalawat Barzanji lebih dapat ia hayati karena pertunjukan yang menampilkan keteladanan Nabi Muhammad saw itu ia lakoni dalam keadaan diri sebagai Muslim.

"Ada dorongan kerinduan akan Nabi Muhammad saw sebagai teladan. Nabi adalah orang yang tanpa keajaiban, penuh kesederhanaan, dan kerendahan hati, tapi sukses memimpin umatnya keluar dari kegelapan zaman jahiliyah. Itu yang mendorong saya kembali mementaskan naskah ini," tuturnya.

Rendra merasa, setelah masuk Islam, ia seperti dimanjakan oleh Allah. "Saya diperkenankan menghayati keimanan Islam dan tidak habis-habisnya bersyukur. Saya sering memikirkan apa yang bisa saya lakukan untuk mengimbangi kebaikan Allah sehingga kehidupan saya bisa lebih berguna," paparnya. rys/rif

By Republika Newsroom
Jumat, 07 Agustus 2009 pukul 01:02:00
http://www.republika.co.id/berita/67701/Setelah_Memeluk_Islam_Rendra_Merasa_Dimanja_Allah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar