Kamis, 10 September 2009
Cerrahiye-i Ilhaniye, Buku Bedah Anak Warisan Islam
Pada abad ke-10 M, dunia kedokteran Islam memiliki seorang dokter bedah terkemuka bernama Abu al-Qasim Khalaf ibn al-Abbas Al-Zahrawi. Dokter bedah kelahiran 936 M di kota Al-Zahra, sebuah kota berjarak 9,6 km dari Cordoba, Spanyol itu pun dikenal sebagai Bapak Ilmu Bedah Modern.
Lima abad kemudian, peradaban Islam yang saat itu dikuasai Kekhalifahan Turki Usmani juga memiliki seorang dokter bedah terkemua bernama Serafeddin Sabuncuoglu. Ia sangat dikenal dengan buku kedokteran yang ditulisnya berjudul Cerrahiye-i Ilhaniye. Inilah buku ilmu bedah anak pertama di dunia yang dilengkapi dengan ilustrasi.
Cerrahiye-i Ilhaniye tidak hanya berisi gambar atau miniatur prosedur dari bedah anak, tetapi buku kedokteran itu juga menyumbangkan banyak hal yang penting bagi perkembangan buku-buku lain yang berkaitan dengan pembedahan. Sabuncuoglu menjelaskan rancangan dan teknik-teknik bedahnya sendiri dalam buku tersebut. Selain itu dia juga mengembangkan teknik bedah anak yang sudah dipraktikkan pada masa lalu.
Lewat buku itu, Sabuncuoglu menjelaskan teknik bedah, sayatan dan instrumen-instrumen bedah. Buku itu juga dilengkapi dengan miniatur gambar mengenai prosedur operasi. Beberapa bagian dari buku ini mencakup aspek teori dan praktik operasi bedah khusus bayi, balita dan anak-anak (pediatrik).
Secara umum, Sabuncuoglu, melakukan penggabungan kombinasi teknik bedah anak dari metode Yunani, Romawi, Arab, dan Turki. Sehingga metode pembedahan kombinasi yang diciptakannya sungguh sangat luar biasa dan mempengaruhi perkembangan ilmu bedah anak di daratan Eropa.
Meskipun penyebaran pengetahuan bedah anak itu bergerak dengan cepat, aspek historis bedah anak masih banyak yang belum dieksplorasi secara sistematis. Pada 1983, dalam pertemuan Asosiasi Bedah Anak Yunani di Chios, Montagnani, Roma, Italia disebutkan bahwa hanya Serafeddin yang selalu setia membuat terjemahan Buku Petunjuk Tentang Pembedahan milik Abu Kasim Al-Zahrawi.
Pada masa lalu, hanya ada dua atau tiga sumber sebagai referensi buku-buku tentang operasi, salah satunya karya-karya Abu Kasim Al-Zahrawi. Hingg a kini, terdapat tiga karya salinan asli tulisan tangan Sabuncuoglu. Dua buah buku salinan tersebut berada di Perpustakaan Nasional Istanbul dan Departemen Sejarah Kedokteran Capa Fatih, Universitas Istanbul.
Sedangkan buku yang ketiga berada di Perpustakaan Nasional Paris. Buku Cerrahiye-i Ilhaniye, mencakup empat bagian utama: teknik cauterisation, bedah umum termasuk bedah anak dan bedah plastik, ortopedi, dan inovasi persiapan pengobatan. Ketiga buku tersebut telah diterjemahkan ke dalam bahasa Turki modern.Berikut ini bedah modifikasi karya Sabuncuoglu dalam Cerrahiye-i Ilhaniye itu antara lain mengkaji tentang:
* Pengobatan Hydrocephalus
Untuk melakukan pembedahan terhadap penyakit Hydrocephalus (penyumbatan pada otak sehingga terdapat cairan pada otak) Sabuncuoglu menggambarkan pisau bedah dengan sayatan lebih lebar, tajam, dan ujungnya runcing. Tipe sayatan operasinya juga khusus.
Sabuncuoglu merupakan salah seorang ahli bedah yang paling awal menggunakan berbagai teknik drainase dan bahan-bahan untuk prosedur bedah saraf dalam kasus bedah anak. Dia menekankan bahaya perdarahan selama operasi bedah saraf dilakukan. Oleh karena itu pembedahan terhadap pasien harus dilakukan secara hati-hati.
* Sunat anak laki-laki
Sabuncuoglu menggambarkan untuk melakukan penyunatan lebih baik menggunakan gunting bengkok daripada yang lurus. Dia menyarankan sunat dilakukan dengan menggunakan sebuah potongan saja. Hal ini juga harus dilakukan oleh orang-orang yang benar-benar ahli, bukan orang pada umumnya.
* Pengobatan Hermafroditisme (jenis kelamin yang tidak jelas apakah laki-laki atau perempuan)
Beberapa abad yang lalu, Paulus dari Aeginae dan Zahrawi telah menjelaskan ambiguitas kelamin pada manusia, yang tak jelas alat kelaminnya, apakah laki-laki atau perempuan. Namun, Sabuncuoglu membuat penjelasan detil dan klasifikasi subjek tersebut dengan lengkap. Dia mengomentari penampilan daerah perineal dan klitoris yang ambigu tersebut. Orang hermaprodit membutuhkan pembedahan khusus untuk memperjelas alat kelamin yang lebih cocok dengannya.
Pengobatan alat kelamin eksternal wanita (vulva)
Sabuncuoglu adalah orang pertama yang menggambarkan posisi klasik pemeriksaan ginekologi. Ia membagi dua labia pada alat kelamin anak perempuan. Dia merekomendasikan tampon vagina yang berminyak untuk pencegahan radang dan kambuh sakitnya. Sedangkan, para ahli bedah zaman kuno, seperti Celsus dan Soraneus menggunakan gunting tang dan specula untuk pemeriksaan ini.
Untuk jenis prosedur pengobatan vulva ini, Sabuncuoglu menyebutkan pentingnya peran dokter perempuan dari pada bidan. Sabuncuoglu menggambarkan seorang "tabibe" atau dokter perempuan untuk melakukan praktik operasi terhadap pasien perempuan.
* Pengobatan jari
Sabuncuoglu mempelajari subjek tentang pengobatan jari yang jumlahnya berlebihan dan jari yang berselaput dalam bab berjudul "yarligan" dan "yincilmek" dan menggunakan istilah khusus "artuk parmak" dan "bitevi parmak." Dalam perawatan jari yang berlebihan yang timbul pada akar jari, Sabuncuoglu menyarankan untuk melakukan teknik manuver berliku untuk mengamputasi jari yang berlebihan atau tidak normal tersebut.
Sedangkan untuk mengobati jari yang berselaput, selaput yang terletak di antara jari tersebut harus dioperasi dan dibuang. Setelah itu, kain kasa khusus direndam dalam minyak mawar kemudian diletakkan di antara jari-jari untuk mencegah infeksi dan kambuh sakitnya. Sabuncuoglu adalah orang pertama yang menyarankan menempatkan kayu penyangga setelah bedah tangan untuk untuk meningkatkan penyembuhan luka.
* Pengobatan anus
Untuk mengobati anus yang tak berfungsi saat ingin buang hajat di mana anus tidak mau membuka, Sabuncuoglu menekankan perlunya operasi yang dilakukan oleh seorang ahli bedah ahli untuk mengurangi risiko kegagalan operasi yang berhubungan dengan otot. Anus yang tak berfungsi ini bisa terjadi akibat melahirkan. Dia menggambarkan prosedur operasi anus ini dengan baik.
Serafeddin Sabuncuoglu, Ahli Bedah Anak dari Turki Usmani
Serafeddin Sabuncuoglu merupakan seorang dokter dan ahli bedah pada masa kekuasaan Turki Usmani. Sang dokter hidup antara 1385-1468 M di Amasya, bagian utara Anatolia tengah. Selama periode awal Kekaisaran Ottoman, Amasya merupakan pusat perdagangan, budaya, dan seni.
Selama periode itu, Sabuncuoglu berpraktik selama 14 tahun di Rumah Sakit Amasya yang dibangun pada 1308 tersebut. Pada 1465, saat berusia 80 tahun, ia menulis sebuah buku berjudul Cerrahiye-i Ilhaniye. Semangat Sabuncuoglu yang sangat tinggi, membuatnya begitu intens menyelesaikan buku tersebut, meski usianya sudah sepuh.
Selama mengabdikan dirinya sebagai seorang dokter, Sabuncuoglu sudah melakukan berbagai macam praktik operasi pada tubuh manusia jauh, sebelum ada perkembangan teknik steril dan anestesi modern dalam proses operasi pasien. Dia menggunakan kombinasi dari akar tanaman mandrake dan minyak almond untuk analgesia dan anestesi umum.
Tanaman Mandrake (mandragora officinarum L yang berasal dari keluarga nightshade [Solanaceae]) memiliki sifat-sifat umum belladonna dan sebelumnya digunakan sebagai narkotik serta obat penenang. Tanaman tersebut berisi dengan alkaloid mandragorine, hyoscyamine, dan scopolamine.
Dalam peradaban Yunani dan Romawi kuno, banyak tanaman digunakan sebagai obat untuk merangsang pembiusan seperti opium yang digunakan untuk anestesi dan penghilang rasa sakit, juga dikenal sebagai tanaman cinta
Pengetahuan tentang obat-obatan dan farmasi di Anatolia pada saat berkuasanya Dinasti Seljuk dan pada masa periode Kekuasaan Turki Usmani merupakan kelanjutan dari peradaban Seljuk Besar. Pada abad ke-12 hingga 14 M, di wilayah itu begitu banyak didirikan rumah sakit yang dilengkapi apotek yang bertugas menyiapkan obat-obatan bagi pasien.
Sabuncuoglu juga menekankan pentingnya apotek di dalam rumah sakit. Sehingga pasien bisa mendapatkan obat dengan mudah. Selain menulis buku Cerrahiyyetu'l-Haniyye , dia juga menulis buku yang berjudul Mucerrebname (Dalam Perjuangan).
Cerrahiyyetu'l-Haniyye merupakan buku bedah pertama yang memakai ilustrasi. Sebagian besar karya-karya Sabuncuoglu berdasarkan karya dokter bedah sebelumnya yakni Abu al-Qasim al-Zahrawi. Dia juga banyak memperkenalkan inovasi bedah terbaru dalam karya-karyanya. Dia bahkan menggambarkan ahli bedah perempuan dalam bukunya. Hal itu menujukkan penghargaannya terhadap kaum perempuan. dya/taq
By Republika Newsroom
Jumat, 11 September 2009 pukul 08:32:00
http://www.republika.co.id/berita/75786/Cerrahiye_i_Ilhaniye_Buku_Bedah_Anak_Warisan_Islam
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar