Selasa, 15 September 2009
Masa Depan yang Berubah
Di Jaman Dinasti Ming ada xiucai (seseorang yang telah menguasai beberapa disiplin ilmu) bernama Zhang Sheng dari Jingkou, Kota Zhenjiang, Provinsi Jiangsu, yang berasal dari keluarga miskin. Pada awalnya ia seorang bajingan dan menyebabkan banyak masalah, tetapi sesungguhnya ia terbuka dan murah hati, memeras apa saja yang ia dapat dari orang kaya untuk membantu orang miskin. Meskipun banyak membantu penduduk miskin, dia sendiri melarat. Kemudian ia mengalami kejadian yang dapat menentukan masa depannya.
Pada satu Malam Tahun Baru China, Zhang Sheng kehabisan makanan. Ia menemukan sepotong kain antik di rumahnya dan membawanya ke rumah gadai. Dia menerima seribu wen Qian (satuan mata uang china kuno) untuk sepotong kainnya. Ia membeli sekarung beras, makanan, dan kertas wangi. Dia meletakkan belajaannya dalam keranjang dan pulang. Hari sudah gelap, bersalju, dan licin. Didekat rumahnya dia terpeleset dan jatuh. Semua isi keranjang jatuh ke lumpur. Zhang Sheng bergegas ke rumah, mengambil lampu, dan kembali mencari barang dalam lumpur. Yang mengejutkan, ia juga menemukan tas yang sangat berat. Dia membuka tas di rumah dan menemukan beberapa batang emas, beberapa lusin koin perak, segenggam mata uang asing, beberapa ratus keping uang receh, dan buku akuntansi. Dia tahu barang-barang ini milik seorang pedagang. Zhang Sheng sangat bahagia dan berpikir mungkin ia bisa hidup nyaman dengan penemuannya. Tetapi terlintas pula dalam benaknya, mungkin saja petugas akuntansi sebuah toko kehilangan ini di jalan. Dan jika petugas itu tidak membawa uang, ia akan kehilangan hidupnya. Zhang Sheng memutuskan menaruh tas di rumah, mengambil lampu, dan menunggu pegawai toko kembali dalam cuaca dingin.
Tak lama, Zhang Sheng melihat seorang lelaki tua dan dua orang pemuda berjalan ke arahnya, membawa lentera dengan tulisan nama pedagang. Ketiganya menyusuri jalan diterangi lampu, tampak panik. Zhang Sheng menganggap mereka adalah pemilik tas, Ia mendekati mereka dan bertanya, "Apa yang anda cari?" Orang tua itu melihat Zhang Sheng dan tahu bahwa ia seorang bajingan. Dia tidak mengatakan apa-apa dan ingin berjalan pergi. Zhang Sheng meninggikan suaranya dan bertanya "Kalian sedang membawa lentera mencari sesuatu. Cepat katakan. Apakah anda kehilangan sesuatu?" Orang tua itu enggan menjawab, "Kami sedang mengumpulkan uang cicilan pinjaman sebelumnya lewat di sini. Saat itu bersalju dan hujan sehingga kami terburu-buru. Kami menyadari bahwa kami telah kehilangan tas, jadi kami datang kembali untuk mencarinya. Seseorang pasti telah mengambilnya karena sampai sekarang kami tidak bisa menemukannya. " Zhang Sheng bertanya kepada mereka tentang isi tas. Orang tua itu mengatakan ada uang perak, sebuah buku akuntansi, dan sebagainya.
Semuanya cocok dengan isi tas yang dipungut Zhang Sheng. Zhang Sheng berkata, "Mengapa anda tidak datang ke rumah saya? Saya tahu siapa yang menemukan tas anda." Lalu ia menuntun laki-laki tua ke rumahnya, menunjukkan tas dan berkata, "Silakan periksa isi tas ini dan lihat apakah milik anda?." Orang tua itu menangis dan menjawab, "Saya bertugas mengumpulkan uang. Bila saya kehilangan tas ini, bahkan jika saya menjual rumah dan semua barang-barang, saya tidak akan mampu untuk membayarnya dan juga akan kehilangan tempat tinggal. Terima kasih telah menyelamatkan hidup saya! " Orang tua itu bersujud kepada Zhang Sheng berkali-kali dan menawarkan separuh dari isi tas. Zhang Sheng menolak tawarannya, tetapi orang tua itu bersikeras bahwa ia tidak akan pergi kecuali Zhang Sheng mengambil setengah dari isi tas. Zhang Sheng menjawab sambil tertawa, "Jika anda benar-benar mendesak, lalu kenapa anda tidak meminjamkan dua keping perak sehingga saya bisa membeli makanan untuk malam tahun baru. Saya akan sangat berterima kasih!" Orang tua itu melihat ketulusan dan tidak berkata lagi. Ia memberikan Zhang Sheng dua keping uang perak, mengucapkan terima kasih, dan pergi.
Dengan uang itu, Zhang Sheng membeli beberapa biji-bijian dan buah-buahan untuk persembahan kepada Dewa-Dewa dan surga. Dia dan istrinya memiliki makan malam di malam tahun baru. Malam itu ia bermimpi. Dia bermimpi bahwa ia diikat dan dibawa ke seseorang yang tampak seperti seorang raja. Raja memarahinya, "Kamu telah melakukan banyak perbuatan jahat. Jika kamu tidak berubah, Kamu akan menjadi hantu lapar!" Zhang Sheng bersujud dan meminta maaf. Kemudian seseorang membawa laporan kepada raja. Setelah membaca itu, sikap raja berubah dan dia berkata, "Ini adalah perbuatan yang sangat baik. Cukup bagus untuk mengimbangi kelakuan sebelumnya.
Mari kita mengembalikan namanya di 'catatan kemakmuran' dan tahun ini pengumuman untuk ujian pegawai negeri." (Di Kekaisaran China ujian dinas sipil menentukan siapa yang akan menjadi pegawai pemerintah.) Dia berkata kepada Zhang Sheng, "Ketika kamu pulang ke rumah, kamu harus memperbaiki kesalahan masa lalu dan berbuat baik tanpa syarat. Kemudian kamu akan memiliki masa depan yang cerah! " Setelah Zhang Sheng terbangun, ia tahu bahwa para Dewa sudah memaafkannya karena ia telah mengembalikan temuannya kepada pemiliknya. Ia bersyukur atas rahmat dan perlindungannya. Setelah matahari terbit, ia bersumpah kepada para Dewa bahwa ia akan menjadi orang yang bermoral, berhenti membuat kesulitan, dan mulai berbuat baik untuk menebus kesalahan yang telah dilakukannya.
Pada awal musim gugur, semua orang yang berpendidikan pergi ke Jinling mengikuti ujian pegawai tingkat provinsi. Zhang Sheng tidak punya uang dan hampir kelaparan, apalagi berpikir tentang ujian. Segera ia berlari ke orang tua yang bertanya kepadanya, "Mengapa kamu tidak ikut ujian?" Zhang Sheng mengatakan dia tidak punya uang untuk perjalanan. Orang tua itu menjawab, " Anda orang baik. Bagaimana mungkin anda tidak berpartisipasi dalam ujian pegawai? Silakan pulang dan tunggu saya!" Begitu Zhang Sheng tiba di rumah, orang tua itu datang dengan seorang pemuda.
Orang tua itu berkata, "Ini adalah pemilik perusahaan perdagangan. Dia sangat tergerak oleh perilaku bajik anda dan ingin membalas budi! Ketika ia mendengar bahwa anda tidak punya uang untuk berpartisipasi dalam ujian, ia ingin menawarkan 20 keping emas dan empat pikul beras putih." Orang tua itu mengeluarkan 20 keping emas dari kantongnya dan berkata, "Saya menyimpan ini dari gaji saya, dan saya ingin memberikannya kepada anda sehingga dapat pergi ke Jinling ikut ujian!" Zhang Sheng tidak mampu menolak tawaran tersebut. Dia mengambil uang itu dan segera naik perahu ke Jinling, mengikuti ujian, dan lulus. Kemudian, orang tua serta majikannya kembali menawarkan dana kepada Zhang Sheng sehingga ia dapat mengikuti ujian dinas sipil tingkat pusat. Zhang Sheng juga lulus ujian ini dan menjadi jinshi (pejabat tinggi pemerintah).
Pikiran baik seseorang adalah yang paling berharga. Karena pikiran baiknya, Zhang Sheng telah dihapus dari "daftar hantu lapar" dan pindah ke "catatan kemakmuran" dalam waktu singkat! Karena niat sebenarnya selalu untuk membantu orang miskin dan, ia tidak tergoda untuk menyimpan kantong uang yang dapat mengubah masa depannya.(Minghui/art)
Selasa, 08 September 2009
COPYRIGHT © 2009 ERA BARU NEWS
http://erabaru.net/cerita-budi-pekerti/71-cerita-budi-pekerti/4634-masa-depan-yang-berubah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar