Selasa, 29 September 2009

Karena Memiliki Maka Rendah Diri


Di Inggris ada sebuah SD ningrat swasta yang ternama, kepala sekolah SD tersebut adalah tokoh yang sangat dikenal karena kasih sayangnya terhadap murid-muridnya.

Ketika Walikota menanyai beliau tentang resepnya mengelola sekolah tersebut, kepala sekolah ini berkata, “Saya tahu bahwa seluruh anak-anak ini kelak adalah pemilik negeri ini, sudah pasti di antaranya terdapat banyak tokoh-tokoh yang bakal memimpin Inggris dan dunia, bagaimana mungkin saya tidak rendah hati dan hormat kepada mereka?”
Tidak lama setelah kepala sekolah SD yang bergelar Phd bidang pendidikan ini meninggal dunia, di Inggris muncul seorang ahli pikir yang bernama Martin Luther yang sangat berpengaruh di Inggris dan dunia, ia adalah murid lulusan dari SD ningrat tersebut.

Kepala sekolah SD ningrat ini memiliki status ibarat seorang raja di kalangan pendidikan di Inggris, akan tetapi hormatnya terhadap murid-muridnya bukan disebabkan oleh karena latar belakang keluarga para murid, juga bukan karena uang sekolah yang dibayar oleh para orang tua murid yang sangat besar jumlahnya, sebenarnya saat itu di kalangan atas masyarakat Inggris terdapat tidak sedikit orang yang bersikap seperti itu. Mereka memiliki ciri-ciri yang sama yaitu berpendidikan baik, sopan santun, dan mengerti untuk menghormati orang lain.

Berbicara tentang menghormati orang lain, bukan ditujukan terhadap atasan, terhadap orang tua, terhadap tokoh terkemuka dalam masyarakat yang memiliki kekuasaan, melainkan merupakan hormat akan segala hal, hormat pada setiap orang, bawahan, sanak keluarga, terhadap orang yang dilayani, bahkan terhadap keluarga miskin yang diberikan sedekah pun sangat dihormati.

Dalam sebuah film Amerika, saya melihat kaum pekerja kantor di sana tidak seperti kita dalam memperlakukan seorang seniman jalanan, juga tidak seperti kita dalam memperlakukan pengemis. Kita biasanya melemparkan begitu saja uang ke tempatnya, sementara mereka selalu membungkuk dengan hati-hati meletakkan uang kertas satu dolar ke dalam topi. Hal yang serupa, apakah kita pernah menyerahkan uang dengan kedua tangan pada kasir saat kita akan membayar ketika berbelanja, dan masih ditambahkan lagi dengan sepatah kata yang tulus : “Terima kasih”.

Beberapa waktu lalu saya telah membatalkan membeli Barang dari seorang kasir yang telah menyerahkan uang kembalian pada saya hanya dengan sebelah tangan. Namun setelah itu lambat laun saya baru menyadari bahwa saya sendiri masih belum belajar dengan baik.

Asalkan kita menuntut diri sendiri dengan baik, sudah cukup, tidak perlu sampai harus menuntut orang lain juga bersikap sama seperti kita. Tuhan membuat kita mengerti bahwa menghadapi setiap orang dengan penuh rasa hormat adalah merupakan berkah bagi diri kita, karena kita adalah orang yang berpendidikan, sementara orang-orang yang sombong dan angkuh, sama sekali bukan kewajiban dan porsi kita untuk merubah kebiasaan mereka. (The Epoch Times/lin)

Epoch times Selasa, 29 sepember 2009
http://erabaru.net/kehidupan/41-cermin-kehidupan/5338-karena-memiliki-
maka-rendah-diri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar