Sabtu, 12 September 2009

Nyeri Pinggang


Nyeri punggung merupakan keluhan yang sering dijumpai di praktek sehari-hari. Diperkirakan hampir semua orang pernah mengalami nyeri punggung semasa hidupnya. Menurut Ehrlich G.E, et.all prevalensi di Amerika Serikat berkisar 15 – 20 %. Sedangkan penelitian Community Oriented Program for Controle of Rheumatic Disease ( COPORD ) Indonesia menunjukan prevalensi nyeri punggung 18,2 % pada laki-laki dan 13,6 % pada wanita. Penyebab nyeri punggung sangat beraneka ragam dari yang ringan sampai yang berat dan sangat serius (Wirawan, 2004). Walaupun nyeri punggung bawah jarang fatal namun nyeri yang dirasakan menyebabkan penderita mengalami suatu kekurangmampuan (disabilitas) yaitu keterbatasan fungsional dalam aktifitas sehari-hari dan banyak kehilangan jam kerja terutama pada usia produktif, sehingga merupakan alasan terbanyak dalam mencari pengobatan (Kambodji J. dkk, 2002).

Berdasarkan etiologi, menurut Braton RL. 1999 mengelompokkan penyebab nyeri punggung sebagai berikut: (1) Nyeri punggung non spesifik, (2) Sciatica (herniated disc), (3) Fraktur spina (kompresi fraktur), (4) Spondylosis (5) Penyakit malignasi (multiple myeloma), (6) Connective tissue disease ( systemic lupus erythematous), (7) Infeksi, (8) Aneurysma aortik abdominal (9) Syndroma cauda equine, (10) Hyperparathyroidsm, (11) Ankylosing spondilitis (12) Nephrolithiasis (Lamsudin R, 2001). Dari data yang ada lebih kurang 85% kasus nyeri punggung bawah adalah non spesifik. Kelainan yang mendasari nyeri punggung bawah ini ialah cedera otot atau ligamen, sprain, strain serta spasme otot. (Wirawan 2004).

Faktor mekanik sebagai penyebab utama dari nyeri punggung bawah non spesifik dapat diklasifikasikan menjadi 2 kategori yaitu statik dan dinamik (Cox, 1997)

1). Statik atau postural nyeri punggung bawah


Nyeri punggung bawah pada tipe ini terjadi karena kesalahan postur seperti kepala menunduk ke depan, bahu melengkung ke depan, perut menonjol ke depan dan lordosis lumbal berlebihan. Hal ini berpengaruh terhadap posisi facet sendiri. Pada keadaan normal sudut lumbo sakral (Perguson) 30º, tumpuan vertebra 1,5 pada sakrum memberikan gaya geser 50% . Dengan bertambahnya sudut Perguson maka gaya geserpun akan bertambah. Kesalahan postur ini akan menimbulkan strain atau regangan pada ligamen dan menyebabkan kelelahan otot (Cox, 1997).

Pada posisi berdiri tegak, tubuh dipertahankan oleh ligamen illiofemoral (Y ligament of bigelow) dan tensor fasialata di daerah pelvis. Ligamentum longitudinal anterior didaerah lumbal dan ligamentum poplitea posterior didaerah lutut, serta kontraksi gastrok-solius. Pada posisi hiper lordosis, pelvis bergerak ke depan sehingga menegangkan ligamen illiofemoral dan pelvis tidak dapat berotasi ke atas. Hal yang sama bisa karena kelemahan otot abdominal atau ekstensor sendi paha, adanya obesitas, kehamilan, kurang olah raga, pemendekan tendo aschiles akibat memakai sepatu hak tinggi. Pada kehamilan, pelvis berputar sedikit ke depan serta adanya faktor hormonal menyebabkan laxity ligament. Pada keadaan ekstensi jarak diskus dibangun posterior akan memendek akibat adanya pergeseran antar faset dan menjadi tumpuan berat badan. Akibatnya permukaan sendi tertekan sehingga timbul peradangan sendi menyebabkan nyeri. Selain itu berkurangnya jarak antar sendi akan mengiritasi saraf yang keluar dari foramen intervertebralis (Cox, 1997)

2).Dinamik atau kinetik nyeri punggung bawah

Dalam keadaan normal gerakan tulang berlangsung dan terintegrasi dengan baik dan terjadi pembatasan oleh otot dan ligamen. Agar tidak menimbulkan nyeri, gerakan ini tidak boleh melanggar keterbatasan. Disini nyeri yang timbul disebabkan kelainan pada irama lumbal pelvis, sehingga mempengaruhi pergerakan, atau bisa saja struktur tulang vertebra normal tetapi fungsinya tidak sempurna. Pada nyeri punggung dinamik terdapat tiga penyebab antara lain: tekanan abnormal pada punggung bawah yang normal, tekanan normal pada punggung bawah yang abnormal, tekanan normal pada punggung bawah yang normal, tetapi tubuh tidak siap menghadapinya (Cox, 1997).

a). Tekanan abnormal pada punggung bawah yang normal

Dalam keadaan normal seseorang mampu mengangkat beban dengan berat tertentu tanpa menimbilkan cedera/strain ligamen. Cidera ini dapat terjadi apabila: (1) beban terlalu berat sehingga otot tidak mampu menahan , (2) beban yang diangkat jaraknya terlalu jauh dari tubuh dan (3) waktu mengangkat terlalu lama.

b). Tekanan normal pada punggung bawah yang abnormal

Kelainan ini dapat terjadi pada struktur yang memperkuat tulang belakang : (1) persendian, ligamen, otot, atau gabungan dari struktur tersebut seperti : skoliosis, posisi sendi facet sejajar, tetapi akan miring bila fleksi/ekstensi, (2) Pemendekan hamstring atau kurangnya fleksibilitas manahan rotasi pelvis (irama lumbal tidak semestinya) maka saat tubuh fleksi, rotasi pelvis telah maksimal sedangkan flexi total belum tercapai, akibatnya lengkung akan bertambah sehingga ligamentum longitudinal posterior akan tertarik dan menyebabkan robekan ligamen tersebut, (3) Pemendekan otot punggung bawah dan ligamen. Dalam hal ini rotasi dan irama lumbal pelvis bagus, hanya saja fleksi lumbal terhambat. Dan apabila dipaksakan akan timbul nyeri sebagai akibat regangan pada ligamen longitudinal posterior dan jaringan fibrous pada otot para spinal.

c). Tekanan normal pada punggung bawah yang normal


Meskipun tekanan normal pada punggung bawah yang normal tetapi karena tubuh tidak siap menghadapinya menyebabkan cidera otot, ligamen dan timbul nyeri misalnya mengangkat beban berat diluar dugaan

Physio

http://dhaenkpedro.wordpress.com/fisioterapi-pada-nyeri-pinggang/

1 komentar:

  1. Hi, it's a very great blog.
    I could tell how much efforts you've taken on it.
    Keep doing!

    BalasHapus