Minggu, 04 Desember 2011

Kebiasaan Pekerja Produktif


Anda melihat rekan-rekan Anda menikmati kopi pagi bersama, sementara Anda begitu sibuk mengerjakan berlembar-lembar kertas di meja Anda. Atau rekan-rekan Anda keluar bersama-sama untuk makan siang, sementara Anda hanya membuka kotak bekal makanan di meja. Belum tentu pemAndangan tersebut menunjukkan Anda bekerja jauh lebih keras atau lebih produktif dibanding rekan-rekan Anda.

Bisa jadi rekan-rekan Anda memang lebih jago mengatur waktu kerja dan melakukan kebiasaan yang bisa mendorong produktivitas. Untuk bisa seperti rekan-rekan Anda, ada setidaknya delapan hal yang bisa dilakukan untuk mendorong produktivitas dan menurunkan tingkat stres.

1. Banyak orang berpikir bekerja tanpa henti berarti produktif.


Kalau otak Anda tidak berfungsi optimal, Anda tidak bekerja semaksimal yang Anda pikirkan. “Melakukan break (jeda kerja) seperti memencet tombol ‘reset’. Tindakan tersebut membantu mengosongkan tempat persembunyian di otak sehingga Anda memiliki ruang untuk diisi kembali,” kata Christine Hohlbaum, penulis The Power of Slow: 101 Ways to Save Time in Our 24/7 World.

Dia menyarankan agar Anda meninggalkan meja kerja untuk makan siang. Dia juga menyarankan jeda-jeda lain, seperti jeda lima menit di pagi hari sebelum mulai kerja. Juga seAndar 10-15 menit di sore hari. Bisa saja dengan menikmati kopi atau teh, membaca buku, atau sekadar jalan-jalan.

2. Memulai hari dengan menjejakkan kaki yang tepat.

Menurut sebuah studi di Fisher College of Business di Ohio State University, jika seorang karyawan dalam mood yang tidak bagus saat tiba di kantor–baik karena masalah keluarga atau karena perjalanan ke kantor–itu bisa mengurangi produktivitas sebanyak 10 persen. Nah, kalau Anda tidak bisa selalu datang dengan suasana hati yang senang, sebaiknya habiskan 5-10 menit di awal ‘hari’ Anda untuk dekompresi. "Ciptakan ritual. Mungkin kumpul-kumpul di ruang break kopi atau keliling kantor dan menyapa semua orang. Tak penting apa yang Anda lakukan, selama Anda mengembangkan rasa hubungan (dengan rekan kerja),” kata Holhbaum.

Membelok sambil menyapa rekan kerja saat masuk kantor memberi Anda rasa fokus. “Ketika Anda merasa Anda bagian dari upaya besar, Anda merasa lebih terhubung dengan kenapa Anda di situ dan itu yang membuat semua perbedaan di dunia ini.”

3. Memikirkan pilihan makanan dengan baik.

Anda adalah apa yang Anda makan. Dan makan makanan berat di tengah hari akan membuat Anda merasa lesu sepanjang siang hingga sore. “Jadi, pikirkan apa yang Anda makan waktu makan siang,” kata Holhbaum.

Kuncinya, jaga kadar gula darah Anda sepanjang hari. Kari Kooi, RD, ahli diet kebugaran di Rumah Sakit Methodist di Houston, merekomendasikan tiga makanan ringan dan dua kali snack selama bekerja. “Makanan berat membuat Anda merasa melempem karena mereka membutuhkan energi untuk dicerna,” kata Kooi.

4. Membuat daftar kerja yang fleksibel.


Membuat daftar yang akan dilakukan dalam sehari adalah cara yang bagus untuk membuat kerja seharian lebih terstruktur. Tetapi terkadang itu menjadi perangkap yang membuat Anda tidak fleksibel. Banyak orang merasa hari mereka hancur kalau harus mengubah rencana. “Tetapi orang yang paling efektif paham itu adalah bagian dari kerja,” kata Vicki Milazzo, penulis Wicked Success is Inside Every Woman.

5. Menggunakan teknologi dengan sungguh-sungguh.

Dalam dunia akses 24/7 (24 jam/7 hari) saat ini, sangat sulit mengontrol penggunaan teknologi. Memang tak mungkin menghindari penggunaan teknologi. Tapi Anda harus mendisiplinkan diri berapa lama Anda menghabiskan waktu untuk berselancar di laman-laman kesayangan Anda atau juga situs jaringan sosial atau pertemanan.

Juga batasi waktu mengecek surel, terutama yang pribadi. “Mengirim 100 e-mail tidak selalu menjadi hal produktif. Dan seperti Anda tahu, e-mail akan mengundang e-mail. Mereka seperti kelinci kecil,” kata Holhbaum dengan cAnda. Karena e-mail yang dikirim akan mengundang e-mail jawaban dan e-mail jawaban berikutnya.

6. Menyeimbangkan beban kerja mereka.

Beragam tugas membutuhkan kadar konsentrasi yang berbeda yang bisa Anda manfaatkan. Mulai dengan mengidentifikasi dan menempatkan tugas-tugas Anda ke dua kategori: kerja yang ‘printil-printil’, yang agak ringan dan kecil, dengan kerja yang intensif. Yang printil-printil adalah tugas-tugas kecil yang gampang diatur, seperti mengurus surel atau telepon.

Kerja intensif, misalnya tugas-tugas manajemen, menyiapkan presentasi, menulis, atau menyunting. Milazzo merekomendasikan jam panjang untuk kerja intensif dan diselingi 15-30 menit untuk tugas-tugas ringan secara reguler. Dengan cara ini, Anda bisa menyelesaikan beragam tugas dan tidak kehabisan energi hanya untuk satu tugas.

7. Menempatkan kesempurnaan di urutan pertama.

Menyelesaikan pekerjaan dengan sempurna selalu ditekankan sejak dini. Sikap seperti itu bisa menjadi tidak produktif jika tidak dikelola dengan baik. Sangat penting untuk memilih pertempuran Anda. “Perempuan, secara alami, perfectionist,” kata Milazzo. “Jadi, Anda harus membedakan apa yang membutuhkan kesempurnaan.”

Tentu saja Anda ingin sempurna dalam pekerjaan dengan situasi apa pun. Tetapi kalau Anda tidak cukup waktu, buatlah prioritas. Misalnya Anda menulis memo untuk rekan kerja, tak perlu dicek per kata sampai tiga kali. Tetapi kalau menyiapkan bahan presentasi, di situlah Anda harus mengerahkan seluruh energi.

8. Tahu kapan dan bagaimana berkata TIDAK.

Sangat mudah Anda teralihkan pikiran atau kewalahan menghadapi beban kerja. Tetapi salah satu rahasia orang yang sangat produktif adalah mereka belajar kapan dan bagaimana mengatakan ‘tidak’. Untuk permulaan, katakan ‘tidak’ ke para pengeluh dan orang-orang yang mengganggu. Namun ketika tiba saatnya mengatakan ’tidak’ ke bos, katakan dengan baik tetapi tegas. Tidak harus dengan keras bilang ‘tidak’. Tapi bisa minta dia memprioritaskan apa yang lebih penting dari semua yang ada di meja Anda. “Ketika pekerja melakukan itu, bos biasanya akan mengerti,” kata Milazzo

http://www.tempo.co/read/news/2011/11/25/215368406/8-Kebiasaan-Pekerja-Produktif

Tidak ada komentar:

Posting Komentar