Kamis, 08 Desember 2011

Peng ( AKU ) an


Sujiyanto
http://sahabatgallery.wordpress.com/2011/08/01/sujiyanto/


Makna Gambar : Jago (an) ,,’’ adalah sebuah symbol KULTURAL Masyarakat Indonesia
,,,,,merupakan konotasi sinonim ke AKU an \ peng Aku an karena kemampuan dibidangnya
yang lebih,
…” Aku adalah Pembela…..
…” Aku adalah Pahlawan….
…” Aku adalah yang ter….
…” Aku adala Sang Juara…..
Aku adalah ….aku adalah…..,aku ….aku…aku….
“ Aku ,,, yang sejati adalah apa yang ku lakukan dengan “SADAR” Menguasai Diri, bermanfaat bagi orang lain “ tentang kemanusiaan, kebangsaan, keadilan,kesejahteraan, Kedamain dan cinta.

***********************************************

Jangan dikira bahwa TABIAT kesombongan hanya melekat pada seorang pejabat, konglomerat, atau penguasa. Sifat itu bisa juga melekat pada si miskin. sebaliknya SIKAP TAWADU bisa dijumpai pada si kaya, dan penguasa adil . Sesungguhnya, tidak ada pakaian yang lebih busuk dari pada pakaian peng(AKU)an.

Ya Allah…
Dalam ketahuanku aku semakin tidak tahu
Dalam keberanianku aku semakin ketakutan
Dalam tertawaku aku semakin ingin menangis
Dalam bahagiaku air mata semakin deras
Apalah yang kumiliki?
Apalah arti diri ini?
Apalah makna hidupku bagi semesta?
Seiring kekuatanku aku bertambah lemah
Seiring kemandirianku aku bertambah rapuh
Harapku begitu banyak padamu
Tanpa pernah kuhisab diriku
Bahwa lantunan doaku sangat jelek dan sebentar
Tanpa pernah usaha memperbaiki
Latihan lantunan doa..
Tanpa pernah mau mengubah
Kumohon pemahaman
Berkali kueja peristiwa
Berkali aku meresap makna
Meretas jejak
Tidaklah semudah membalik telapak
Oh ya Allah…
Bilamana suara langit kudengar?
Dunia ini terlalu hingar bingar……(by meta morfillah)


Kebahagiaan yang didapatkan dengan pemuasan keinginan AKU hanyalah kebahagiaan sesaat. Sudah banyak kesedihan dan kekecewaan yang timbul hanya gara-gara ada "aku" yang tidak berhasil terpuaskan. Lihat saja, pasangan yang menikah, lalu bercerai. Mengapa demikian? Biasanya pasangan bercerai dikarenakan salah satu pasangan tidak mau mendengarkan atau memahami keinginan satu sama lain, tetapi sebaliknya hanya menuntut EGO atau AKU-nya didengarkan.

Kebahagiaan sesungguhnya dicapai bukan untuk mencari peng(AKU)an, melainkan mencari peng(KAMU)an. Kebahagiaan yang sejati hanya dapat dicapai dengan melepaskan AKU. Bukan AKU yang ingin kita puaskan, tetapi adalah KAMU yang ingin kita puaskan.

Bagaimana caranya?

Lepaskan AKU, lepaskan milik KU... lalu, berikanlah untuk KAMU, jadilah milik MU... itulah cara sesungguhnya mendatangkan kebahagiaan. Inilah seharusnya yang kita perjuangkan dalam hidup ini, yaitu segalanya untuk KAMU, KAMU, dan KAMU. Bukan untuk AKU, AKU, dan AKU. Tetapi, berapa banyak orang yang bisa melakukan hal semacam ini? Sangat sulit untuk dilakukan, karena manusia sudah terlanjur memiliki AKU sejak lahir. Manusia sejak lahir memang sudah egois.

Kita utamakan kepentingan KAMU, bukan AKU. Memuaskan KAMU sama sekali tidak mendatangkan kesedihan atau kekecewaan. Kenapa bisa begitu? Karena sesungguhnya apa yang dimiliki, pasti akan (ke)HILANG(an). Tidak ada sesuatu pun yang menjadi milik AKU abadi selamanya. Namun, di saat Anda tidak memiliki sesuatu, Anda tidak akan merasakan kehilangan. Di saat kita tidak merasakan kehilangan, Kita tidak akan merasakan kekecewaan apalagi kesedihan.

Rasulullah Saw. bersabda, “Barang siapa melapangkan kesusahan (kesempitan) untuk seorang Mukmin di dunia maka Allah akan melapangkan baginya kesusahan dari kesusahan-kesusahan pada hari kiamat; dan barang siapa memudahkan kesukaran seseorang maka Allah akan memudahkan baginya di dunia dan akhirat. Barang siapa yang menutupi aib seorang Muslim maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Allah selalu menolong hamba yang suka menolong kawannya. Barang siapa menempuh jalan menuntut ilmu maka Allah akan mempermudah baginya jalan ke surga. Suatu kaum yang berkumpul dalam sebuah rumah dari rumah-rumah Allah, bertilawah Al-Quran dan mempelajarinya bersama maka Allah akan menurunkan ketenteraman dan menaungi mereka dengan rahmat. Para malaikat mengitari mereka dan Allah menyebut-nyebut mereka di kalangan para malaikat yang ada di sisi-Nya. Barang siapa lambat dengan amalan-amalannya maka tidak dapat dipercepat dengan mengandalkan keturunannya.” (HR. Muslim)

(dari berbagai sumber)


http://hilmanmuchsin.blogspot.com/2011/12/peng-aku.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar