Saat ini, sadar atau tidak sadar, kita khususnya yang tinggal di perkotaan terjangkiti penyakit amnesia atau lupa ingatan. Karena asyik masyuk mengejar penghasilan, kita telat makan minum hingga terjatuh sakit. Kita lupa bahwa tubuh kita memiliki hak. Hak untuk sehat, makan, minum dan berolahraga. Seperti halnya mesin mobil, tubuh kita juga butuh perawatan agar tetap stabil dan tidak “mogok” di tengah jalan.
Lantaran terjangkiti pola pikir hedonis, banyak dari kita bergumul dengan kesenangan dunia, tanpa peduli kehidupan kelak di akhirat. Waktu yang tersedia lewat begitu saja minus nilai, apalagi amal. Dan barulah tersadar ketika waktu yang tersedia sudah semakin sempit. Barulah ingat dan sadar ada Allah dan akhirat ketika tubuh kian renta dan susah untuk bergerak.
Kita lihat hari ini, banyak pula di antara kita dikaruniai badan sehat dan tegap. Sayangnya, kita masuki badan yang sehat itu dengan benda-benda yang tidak bermanfaat yang justru akan merusak tubuh kita sendiri. Kita ajak anggota tubuh kita berbuat maksiat dan dosa hingga ringsek, terlihat tua sebelum waktunya. Kita lupa bahwa suatu saat yang muda akan menjadi tua. Badan yang sehat dan tegap akan sakit dan menua.
Bahkan yang satu ini lebih miris lagi. Karena iman yang lemah, banyak dari kita acuh tak acuh terhadap perintah-Nya. Tak merasa bersalah bila meninggalkan shalat, puasa dan amal wajib lainnya. Malah sebaliknya, merasa senang bergumul dan bermandikan maksiat dan dosa.
Naudzubillahi mindzalik saudaraku,
Seperti itulah gambaran keseharian sebagian dari kita. Tidak sedikit, bahkan melimpah ruah jumlahnya. Sehari-hari dari kita bergumul dalam kubangan dosa, dosa dan dosa. Karena dunia menjadi target hidup kita, seluruh waktu, tenaga dan pikiran kita tertuju hanya memburu kesenangan dunia.
Seperti itulah gambaran keseharian sebagian dari kita. Tidak sedikit, bahkan melimpah ruah jumlahnya. Sehari-hari dari kita bergumul dalam kubangan dosa, dosa dan dosa. Karena dunia menjadi target hidup kita, seluruh waktu, tenaga dan pikiran kita tertuju hanya memburu kesenangan dunia.
Untuk tujuan itu, batasan halal dan haram, tidak lagi jadi ukuran dan pegangan. Kita tak lagi takut berbuat dosa. Karena kita tak percaya siksa akhirat itu akan terjadi. Sementara, yang halal yang akan mendatangkan kebaikan, malah kita abaikan. Karena kita pun tak lagi yakin akan pahala di akhirat kelak.
Kita lupa bahwa masa itu ada batasnya. Kita juga lupa bahwa hidup itu ada akhirnya. Kita lupa bahwa berbuat dosa dan maksiat itu bakal ada balasan siksa yang tak terperi di akhirat kelak. Kita pun lupa bahwa taat menjalani perintah-Nya, pasti akan mendapatkan pahala dan kenikmatan yang tak terhingga di akhirat kelak. Kita lupa, lupa dan terus lupa.
Saudaraku seiman,
Sampaikan kapan kita terus menerus amnesia, lupa ingatan. Apakah kita harus menunggu sampai tiba penyakit berat di tubuh kita. Apakah kita harus menunggu sampai kesempitan menghampiri kita. Kita tunggu sampai hari tua tiba mendatangi kita. Atau kita tunggu sampai kematian menjemput kita.
Sampaikan kapan kita terus menerus amnesia, lupa ingatan. Apakah kita harus menunggu sampai tiba penyakit berat di tubuh kita. Apakah kita harus menunggu sampai kesempitan menghampiri kita. Kita tunggu sampai hari tua tiba mendatangi kita. Atau kita tunggu sampai kematian menjemput kita.
Jika saat sehat kita bisa, mengapa kita harus menunggu sampai penyakit tiba. Jika saat lapang kita bisa, mengapa kita harus menunggu sampai kesempitan itu tiba. Jika saat masih muda kita bisa, mengapa kita harus menunggu sampai tua itu tiba. Jika saat masih hidup kita bisa, mengapa kita harus menunggu hingga waktu kematian tiba. Mengapa saudaraku.
Tidak saudaraku. Jangan lakukan itu. Kembalilah segera kepada-Nya. Lakukanlah kebaikan saat ini juga. Jangan menunggu hingga penyakit tiba mendera. Bersujud pasrahlah kepada-Nya. Jangan menunggu hingga kesempitan tiba menyapa. Tegakkanlah shalat ikhlas kepada-Nya. Jangan lagi menunggu tua mendekat. Bertaubat pasrahlah kepada Allah atas segala dosa yang kita perbuat. Jangan menunggu hingga kematian mendatangi.
Mengapa saudaraku,
Ya, karena Dia Allah SWT, penguasa jagad raya beserta isinya, Maha Rahman dan Rahim. Dengan tangan terbuka, Dia, Allah SWT senang menerima pertaubatan ikhlas hamba-Nya. Dengan rahman dan rahim-Nya, Dia akan membuka jalan bagi hamba-Nya yang mau kembali berbuat baik dan mengharap pahala dari-Nya.
Ya, karena Dia Allah SWT, penguasa jagad raya beserta isinya, Maha Rahman dan Rahim. Dengan tangan terbuka, Dia, Allah SWT senang menerima pertaubatan ikhlas hamba-Nya. Dengan rahman dan rahim-Nya, Dia akan membuka jalan bagi hamba-Nya yang mau kembali berbuat baik dan mengharap pahala dari-Nya.
Karena Dia, Allah pemilik surga dan neraka, tidak pernah benci kepada makhluk-Nya. Tidak seperti kita makhluk-Nya yang lemah, kasih sayang Ilahi Rabbi kepada makhluk-Nya, tak terhingga. Dia Maha Pengampun, mengampunkan sebesar apa pun dosa-dosa hamba-Nya yang benar-benar taubatan nasuha.
Waktu ibarat kilatan pedang. Berjalan cepat hingga tak terasa kita sudah di pengujung waktu. Cepat atau lambat, kita pun akan kembali kepada Sang Pencipta. Karena itu, saudaraku, janganlah sia-siakan waktu yang tersisa. Selagi masih diberi sehat, fokuslah mengejar pahala akhirat.
Selagi masih diberi kelapangan, perbanyaklah mengerjakan amalan shaleh dan jauhilah perbuatan maksiat dan dosa. Selagi masih muda, bergegaslah selalu ketika panggilan-Nya tiba dan selagi masih hidup istiqamahlah berada di jalan Allah dan Rasul-Nya. Sambutlah panggilan Allah dan Rasul-Nya dengan keimanan dan kesungguhan hati menjalani segala perintah dan larangan-Nya. Jangalah lupakan Allah dan Rasul-Nya.
http://islamedia.id/amnesia-jangan-lupakan-dia/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar